Harga Tiket: Rp 10.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Sri Indrapura, Kampung Dalam, Kec. Siak, Kab. Siak, Riau. |
Istana Siak Sri Indrapura merujuk pada tempat tinggal resmi Sultan Siak pada masa lampau, namun masih tetap dirawat hingga kini. Bangunannya berdiri diatas lahan seluas 32.000 meter persegi, ukuran yang cukup luas untuk mengakomodir kehidupan bangsawan beberapa abad silam. Didesain dengan memadukan beragam gaya arsitektur di berbagai belahan dunia sehingga tampak eksotis.
Di sini, Anda akan menemukan suasana Eropa tempo dulu, Arab, hingga melayu melalui bangunan yang memiliki dua lantai ini. Setelah kesultanan tidak ada lagi di Indonesia, kini istana menjadi salah satu cerminan sejarah, yang keberadaannya terus dijaga dan dipastikan perawatannya. Pemerintah dan masyarakat setempat tidak serta-merta menghancurkannya.
Sejalan dengan hal itu, alangkah baiknya Anda mengunjungi objek wisata bersejarah dan bernuansa religi ini jika punya kesempatan jalan-jalan di bilangan Riau, persisnya Kabupaten Siak. Berada di istana ini, Anda akan dihadapkan pada beragam jenis barang peninggalan keluarga kerajaan seperti singgasana raja, kursi kristal dari tahun 1896, hingga peralatan makan berbahan dasar keramik.
Sejarah Singkat Istana Siak Sri Indrapura

Istana Siak Sri Indrapura adalah sebagian dari representasi kejayaan kesultanan Islam Melayu di kawasan Riau pada masa lampau. Lingkaran kejayaan ini dimulai sejak abad ke-16 sampai abad ke-20, persisnya garis keturunan Sultan Kerajaan Siak Sri Indrapura bermula di tahun 1723 M.
Setidaknya ada 12 sultan yang tercatat dalam sejarah pernah memerintah di sana. Namun kini, semua kejayaan itu hanyalah kisah masa lampau seiring dengan berjalannya waktu dan transformasi Nusantara secara menyeluruh dari masa ke masa.
Sekarang, Anda hanya dapat menilik jejak-jejak kesultanan lewat peninggalan keluarga kerajaan berupa kompleks istana. Inilah yang dikenal sebagai Istana Siak Sri Indrapura pada era modern seperti sekarang, di mana pembangunannya diinisiasi oleh Sultam Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin sekitar tahun 1889.
Tak heran, nama lain istana ini dikenal juga sebagai Asseraiyah Al Hasyimiah atau Matahari Timur. Sultan pada saat itu membangunnya dengan bantuan arsitek asal Jerman, yang mengedepankan nuansa Melayu Tradisional, Eropa, Arab, dan bahkan India.
Daya Tarik yang Dimiliki Istana Siak

✦ Suasana Megah Perpaduan Empat Gaya Arsitektur
Anda akan merasakan suasana megah sejak berada di pintu gerbang, di mana ada patung sepasang burung elang yang seolah ingin menyambar dan menatap tajam ke arah pengunjung. Hiasan tersebut dirancang menggunakan material berupa perunggu lalu dipajang di setiap ujung puncak pilar istana yang berjumlah empat buah.
Burung elang merupakan pertanda kebesaran, kegagahan, dan keberanian Kerajaan Siak di masa itu. Belum lagi, jika Anda menyusuri bagian dalamnya maka pasti akan dibuat terpukau. Bagian dinding dipenuhi aneka keramik asal Eropa yang meluas hingga ke berbagai ruangannya.
✦ Koleksi Barang Berharga Milik Keluarga Kerajaan
Kapan lagi Anda punya kesempatan melihat-lihat koleksi keluarga kerajaan di era modern seperti sekarang? Istana Siak Sri Indrapura seolah membawa pengunjung berpetualang ke masa lampau.
Misalnya saja, Anda bisa mengamati bagaimana singgasana seorang raja kala itu, peralatan makan berbahan dasar keramik yang dipakai oleh penghuni istana, replika mahkota sang sultan, hingga kursi kristal yang tetap awet sejak tahun 1896. Temukan semua keseruan ini hanya dengan mengunjungi bangunan bekas Kerajaan Siak.
Tak hanya itu, ada pula kabar yang beredar bahwasanya di sini terdapat sebuah cermin kristal. Tak ada yang tahu pasti letaknya di mana, tetapi diduga masih berada salah satu sisi bangunan. Jika Anda melihat cermin tersebut, konon akan senantiasa awet muda dan cantik.
Tentu, hal seperti itu hanyalah mitos, tetapi akan selalu menarik untuk disimak. Bagaimanapun juga, Indonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi dan budaya sehingga tidak terlalu mengherankan jika di setiap zaman senantiasa diikuti oleh keyakinan atau kepercayaan terhadap hal-hal tak logis.
✦ Desain Bagian Dalam Bangunan Istana di Lantai Dasar
Semakin menjelajahi bagian terdalam bangunan, Anda akan semakin dibuat terkagum. Dari dua lantai yang ada, di sini pengunjung bisa menemukan sejumlah ruangan dengan fungsi berbeda. Di lantai pertama ada lima ruangan utama berukuran besar.
Ada ruang depan istana, yang dimanfaatkan sebagai ruang tunggu para tamu kerajaan. Ruang ini dipisahkan lagi menjadi dua bagian, yakni bagi tamu kaum perempuan dan laki-laki. Ruang tamu bagi laki-laki tersebut dikenal pula sebagai ruangan Kursi Gading. Di mana warna kain gordennya adalah hijau lumut.
Berikutnya, ruangan sidang kerajaan yang terletak di sebelah kanan bangunan. Biasanya, ruang ini juga difungsikan sebagai tempat penyelenggaraan pesta tertentu. Sementara itu, di sisi kirinya adalah tempat berlangsungnya berbagai macam upacara adat tempo dulu.
Contohnya seperti acara pelantikan, upacara kunjungan ke Duli, mandat utusan perwakilan, upacara hari-hari besar agama. Saat itu, adat yang dianut oleh pihak istana kental dengan nuansa Melayu.
Tak berhenti sampai di situ, ada pula ruangan di bagian paling belakang, yang fungsinya untuk menyambut para tamu, raja-raja, dan jajaran para pembesar di kerajaan. Ruangan yang juga menjadi lokasi tangga spiral berbahan dasar besi ini biasanya dimanfaatkan untuk memberikan hidangan terbaik kepada orang-orang terhormat dan berpengaruh. Dengan kata lain, itu adalah area perjamuan.
Sementara tangga besi spiral di sana didesain sedemikian rupa hingga terlihat indah saat dipandang, tujuannya untuk menghubungkan lantai dasar dan bagian teratas.
Selain itu, ruang di bagian belakang juga memiliki pelataran panjang berukuran 500 meter yang digunakan untuk menjamu masyarakat umum pada masanya.
✦ Detail Ruangan di Lantai Atas
Ada empat ruangan di bagian atas yang bentuknya seperti bilik atau kamar, serta dua ruangan lainnya didesain seperti aula. Kamar-kamar itu merupakan tempat istirahat keluarga kerajaan, sementara aulanya dipakai untuk area peristirahatan para tamu.
Tak hanya itu, ada pula pelataran yang biasanya dipakai untuk melihat pemandangan atau sekadar menikmati udara luar. Pelataran atau balkom tersebut dirancang menghadap langsung ke Sungai Siak dan taman bunga Panca Wisada.
Alamat, Rute Lokasi dan Tiket Masuk

Jika ingin mengunjungi Istana Siak Sri Indrapura, Anda bisa memulai perjalanan dari Pekanbaru. Setidaknya memerlukan waktu dua jam menggunakan kendaraan bermotor untuk mencapai Kabupaten Siak, Provinsi Riau, lokasi istana megah tersebut. Berada di Jalan Sultan Syarif Kasim di kawasan Riau yang memang terkenal kental akan nilai-nilai Islam.
Apabila Anda tak memiliki kerabat di sekitar Pekanbaru, ada banyak penginapan tersedia di sini, mulai dari hotel, guest house, home stay, dan sebagainya. Namun sebenarnya, perjalanan Anda akan lebih mudah jika memiliki teman atau kerabat di Kabupaten Siak karena artinya bisa meminta mereka menjadi tour guide atau sekadar menumpang menginap.
Untuk bisa memasuki istana, pengunjung diharuskan membayar tarif retribusi per orang senilai Rp 5.000 bagi anak kecil, sementara orang dewasa sebesar Rp 10.000. Jangan lupa, datanglah saat jam operasional sedang berlangsung, yakni pukul 09.00-17.00 setiap harinya, termasuk akhir pekan dan tanggal merah nasional.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan

1. Melihat Detail Benda Peninggalan Kerajaan
Istana Siak Sri Indrapura saat ini digunakan untuk menyimpan sejumlah benda peninggalan keluarga kerajaan. Misalnya, replika mahkota raja yang dibuat saat masa pemerintahan Syarif Kasim I atau dikenal pula sebagai Assyaidis Syarif Kasim Syaifuddin, Sultan Siak X. Mahkota tersebut dilapisi permata dan emas, tetapi benda aslinya disimpan di Museum Nasional Gajah Jakarta.
Ada pula singgasana raja, kursi berukiran indah dengan nuansa keemasan yang dibalut oleh material emas dan kuningan. Benda ini kabarnya pernah hilang, tetapi berhasil dikembalikan lagi di Museum Nasional Gajah Jakarta.
Bendera dan lambang Kerajaan Siak masih ada pula di sini, di mana benderanya tampak kuning keemasan dengan gambar kepala naga di bagian tengah. Di bagian atas bendera diukirkan kalimat Allah dan kaligrafi Muhammad.
Sebenarnya masih banyak lagi peninggalan kerajaan di tempat ini, misalnya lampu-lampu kristal yang beratnya mencapai 1 ton, diorama patung perunggu, meja dan kursi, keris, meriam, hingga tombak. Pengunjung akan dimanjakan oleh pemandangan benda kuno khas kesultanan.
2. Menjelajahi Kompleks Istana
Tak hanya bagian dalamnya yang menarik, istana juga punya kompleks yang luas mencapai 32.000 meter persegi. Ada taman bunga hingga sungai, semuanya bisa Anda kunjungi satu per satu. Jika memiliki waktu luang, cobalah untuk menilik jejak sejarah kerajaan Islam dahulu kala untuk kemudian diceritakan kembali kepada teman atau kerabat Anda di rumah.
Sebenarnya, penjelajahan ini akan lebih seru jika Anda datang bersama orang lain. Maka dari itu, usahakan untuk mengajak teman, keluarga, atau pasangan saat mengunjungi Istana Siak Sri Indrapura.
3. Piknik
Piknik juga bisa jadi pilihan bagi keluarga di akhir pekan. Ambillah waktu luang untuk liburan dan menikmati keasrian halaman bangunan ini.
Siapkan makanan dari rumah agar tak perlu repot membeli lagi setibanya di lokasi. Di sela-sela piknik, bisa Anda gunakan untuk berburu foto. Baik bagian dalam istana maupun luarnya, semua memiliki bagian yang cantik sehingga layak diabadikan.
Objek Wisata Terdekat dari Lokasi Istana Siak

1. Balai Kerapatan Adat
Persis satu tahun sebelum Istana Siak Sri Indrapura dibangun, persisnya tahun 1888, bangunan ini telah berdiri kokoh.
Digunakan sebagai area rapat sultan dan stafnya guna mendiskusikan urusan pemerintahan. Tak hanya itu, sebelumnya juga dipakai untuk menyelenggarakan persidangan.
2. Masjid Syahbuddin
Berada di dekat dengan istana, masjid ini bisa melengkapi perjalanan wisata sejarah religi Anda. Selisih jaraknya hanya terpisah beberapa ratus meter, di mana Masjid Syahbuddin merupakan masjit paling tua di bilangan Kabupaten Siak.
Berdiri sejak tahun 1926 pada masa pemerintahan Sultan al-Said al-Kasyim Abdul Jalil Saifuddin dengan interior memikat hari. Warna putih mendominasi dan ada lampu hias di bagian tengah ruangan.
3. Kolam Hijau
Kolam Hijau merupakan tempat pemakaman Sultan Siak II dan Raja Kecik. Dahulu, area ini dimanfaatkan sebagai lokasi pembersihan berbagai macam senjata selepas perang.
Jika ingin melihat keindahannya, sebaiknya berkunjung saat musim penghujan. Pasalnya, Kolam Hijau biasanya mengalami kekeringan saat kemarau.
Istana Siak Sri Indrapura merupakan salah satu lokasi yang paling pas bagi para pecinta wisata sejarah religi. Mampir ke sini, Anda bisa menambah wawasan dan melihat jejak-jejak kesultanan bernuansa adat Melayu.