Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Beringin, Kec. Pasar Jambi, Kota Jambi, Jambi. |
Berjalan jalan ke suatu daerah dengan tujuan wisata tentu menjadi kegiatan yang mengasyikkan. Namun alangkah lebih baik apabila kegiatan ini dapat dilakukan dengan sekaligus menambah wawasan. Misalnya dengan cara melakukan wisata sejarah, mengunjungi deretan destinasi yang menyimpan nilai historis.
Apalagi di Indonesia sendiri terdapat banyak sekali daerah yang menyimpan berbagai peninggalan dari masa lampau. Seperti di daerah Jambi, yang menampilkan cukup banyak bangunan bersejarah untuk dituju. Salah satunya yaitu Kelenteng Hok Tek yang begitu bersejarah dan merupakan kelenteng tertua di Jambi.
Sejarah Kelenteng Hok Tek

Kelenteng tertua yang ada di daerah Jambi ini sangat bersejarah bagi keturunan Tionghoa yang ada di sana. Berdasarkan catatan dan keterangan dari pengurus kelenteng saat ini, bangunan tempat ibadah yang berdiri di Jalan Husni Thamrin tersebut sudah berdiri sejak tahun 1800-an.
Hal yang membuktikan tentang usia bangunan rumah ibadah sudah berdiri sejak 1800-an, terlihat pada papan yang ada kelenteng ini. Dimana papan tersebut tertulis pertanggalan 154 tahun yang lalu. Dan pada sisi lainnya tertera penjelasan mengenai seseorang yang memberikan sumbangan pada kelenteng ketika berkunjung pada tahun 2489 imlek atau tahun 1838 M.
Sejak saat itu hingga sekarang, Kelenteng Hok Tek telah mengalami beberapa kali renovasi yang terjadi pada tahun 1931, 1970, 1984, dan renovasi terakhir dilakukan pada tahun 1997. Meskipun telah direnovasi beberapa kali, namun bentuk bangunannya tetap dipertahankan seperti semula lantaran dianggap sebagai kelenteng pertama di Jambi.
Selain itu, kelenteng ini sendiri sebenarnya sudah tidak lagi difungsikan sebagai tempat ritual sejak tanggal 4 Februari 1984, meskipun renovasi tetap dilakukan kembali pada beberapa tahun setelahnya yaitu tahun 1997. Sedangkan aktivitas ibadah yang sebelumnya dilakukan di sana kemudian dipindahkan ke bangunan kelenteng baru yang ukurannya jauh lebih besar.
Adapun kelenteng baru tersebut bernama Siu San Teng, yang dibangun di daerah Kampung Manggis Jalan Kirana II, dan menjadi kelenteng terbesar dari 22 kelenteng yang ada di Jambi. Sementara itu, sesuai Undang Undang nomor 5 tahun 1992, Kelenteng Hok Tek ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah.
Sehubungan dengan hal itu, maka pihak Matakin (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) Provinsi Jambi pun tidak berwenang untuk mengurus cagar budaya ini. Karena tanggung jawab kelenteng sudah ada di tangan pemerintah. Mengingat bahwa kelenteng tersebut menjadi jejak sejarah masuknya agama konghucu di Jambi, sehingga dijadikan sebagai cagar budaya.
Menurut warga sekitar, cagar budaya ini sampai sekarang masih sering dikunjungi oleh orang Tionghoa untuk melakukan ibadah, meskipun bangunannya memang sudah tidak difungsikan lagi sebagai tempat ritual. Pasalnya banyak orang Tionghoa yang percaya bahwa dewa mereka masih berada di dalam Kelenteng Hok Tek, walaupun patung dewa sudah tidak ada lagi di kelenteng itu.
Bahkan tidak hanya orang Tionghoa saja yang terlihat seringkali berkunjung ke kelenteng tersebut. Namun banyak wisatawan lokal maupun dari luar daerah yang turut bertandang ke sana. Karena selain menjadi jejak sejarah masuknya agama konghucu di Jambi, kelenteng ini juga menjadi saksi bisu masa perjuangan melawan Belanda.
Usut punya usut, kelenteng tertua yang ada di Jambi tersebut pernah digunakan sebagai tempat untuk menyembunyikan persenjataan para pejuang. Rakyat Jambi sengaja menyembunyikannya di dalam kelenteng lantaran tempat ini merupakan area ibadah yang dianggap suci, sehingga tidak semua orang secara sembarangan dapat keluar masuk ke dalam kelenteng.
Daya Tarik Kelenteng Hok Tek

1. Bukti Material dari Budaya Jambi
Adanya kelenteng tertua di Jambi ini menjadi bukti bahwa pada masa itu terdapat kehidupan budaya budaya tertentu. Sebab di Melayu Jambi memang sebelumnya diawali dengan kepercayaan animisme, kemudian masuk agama Hindu-Budha. Yang mana selanjutnya masuk agama Islam di sana.
Dan itu semua merupakan bahan perbandingan budaya dan agama, sehingga adanya kelenteng menjadi bukti material dari budaya Jambi. Karena melalui kelenteng, para budayawan dapat mengetahui bagaimana perkembangan dan peradaban budaya di Jambi pada masa lampau hingga hari ini.
2. Arsitektur yang Artistik
Bangunan Kelenteng Hok Tek mempunyai arsitektur khas Tionghoa, hal ini ditandai dengan bentuk atap ruang depannya yang berupa jurai dan pelana. Kemudian dua bumbungannya pun membentuk simbol mahkota yang bertanduk dan bertaring. Lalu pada bagian tiang kelenteng terdapat berbagai tulisan Cina yang dibuat menggunakan warna merah.
Salah satu hal yang paling menarik dari tampilan bangunan kelenteng adalah adanya ornamen di kiri kanan dan bagian atas pintu masuk. Di sana pengunjung bisa melihat lukisan tembok yang mengisahkan mengenai peristiwa Sam Kok, juga kisah seorang ibu yang menyelamatkan bayinya dari serangan orang orang jahat.
3. Terdapat Bangunan Candi di Komplek Kelenteng
Menurut cerita yang beredar, salah satu hal yang menarik dari kelenteng dengan ukuran 8×6 meter tersebut yaitu ditemukannya bangunan candi yang terletak di komplek kelenteng. Berdasarkan informasi, proses pemugaran pada kelenteng tidak jadi dilanjutkan karena ditemukannya candi tersebut.
Sehingga penghancuran bangunan lama pada akhirnya tidak dilakukan. Dan bangunan kelenteng pun akhirnya dialihfungsikan sebagai bangunan museum. Meskipun pada bagian dalamnya sendiri sebenarnya keadaan ruangan sudah kosong. Yang tersisa hanya ukiran ukiran dan tulisan tulisan Cina, ditambah tempat patung dewa yang warnanya bahkan sudah mulai pudar.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi

Kelenteng Hok Tek yang merupakan bangunan kelenteng tertua di Jambi ini beralamatkan di Jalan Husni Thamrin, Kelurahan Beringin, Kecamatan Pasar, Jambi. Bagian depannya menghadap ke Jembatan Sungai Maram. Jadi setelah melewati jembatan, maka anda sudah bisa menemukan bangunan kelenteng yang bercat putih dan berpagar besi tersebut.
Dari pusat kota sendiri jaraknya hanya sekitar 2,5 kilometer atau membutuhkan kurang lebih 7 menit perjalanan menggunakan kendaraan, bisa dilalui melewati Jalan H. Moh. Bafadhal dan Jalan Gatot Subroto. Karena termasuk kawasan pusat kota, maka tidak sulit untuk menemukan lokasi kelenteng. Apalagi letaknya tidak jauh dari jalan raya yang aksesnya pun sudah bagus.
Meskipun sudah dijadikan sebagai cagar budaya, sebenarnya Kelenteng Hok Tek tidak benar benar dibuka untuk umum. Sehingga tidak ada jam operasional pasti untuk berkunjung ke destinasi ini. Wisatawan bisa datang dan meminta izin kepada penjaga bangunan di sana. Biasanya saat ada penjaga pagarnya akan dibuka dengan lebar.
Dan anda akan langsung berjumpa dengan penjaga ketika memasuki halaman. Dimana penjaga kelenteng sendiri biasanya ada hampir setiap hari di sana, jadi tidak perlu khawatir tidak bisa melihat lihat suasana di dalam kelenteng. Sementara harga tiket masuknya sendiri sebenarnya tidak dipungut biaya, tapi anda diperbolehkan untuk membawa sesuatu untuk penjaga kelenteng.
Aktivitas yang Menarik Dilakukan

1. Napak Tilas
Meskipun bangunan kelenteng sudah terlihat sangat tua, karena memang sudah didirikan sejak bertahun tahun silam. Namun bangunan kelenteng tersebut masih kokoh berdiri, sehingga anda bisa melakukan napak tilas di Kelenteng Hok Tek. Para pengunjung pun diperbolehkan untuk melihat lihat isi ruangan di dalam kelenteng.
Dimana ruangannya sekarang sudah banyak yang kosong. Akan tetapi masih tersisa berbagai ukiran ukiran dan tulisan tulisan Cina di sana. Dinding di dalam ruangan maupun pada bagian luar bangunan pun sebenarnya sudah banyak yang pudar. Namun arsitekturnya yang artistik masih terlihat sangat jelas.
2. Berdoa
Bagi anda yang menganut kepercayaan Konghucu atau Budha, tidak ada salahnya untuk menyempatkan diri berdoa di sini. Apalagi masyarakat sekitar pun acap kali melakukannya, karena bagaimana pun kelenteng ini dulunya juga dijadikan sebagai tempat ibadah pertama dan satu satunya bagi warga Tionghoa yang ada di Jambi.
3. Berburu Foto Ciamik
Di zaman sekarang memang kurang afdol apabila mengunjungi destinasi wisata tanpa mengabadikan momen. Apalagi ketika berkunjung ke tempat bersejarah yang merupakan sebuah cagar budaya, termasuk di Kelenteng Hok Tek. Ditambah bangunan kelenteng mempunyai arsitektur yang artistik, tentunya anda bisa memperoleh banyak foto ciamik di sana.
Mulai dari di bagian luar bangunan misalnya di depan gerbang, di depan plang yang menunjukkan tempat tersebut merupakan cagar budaya, di halamannya yang luas, maupun di dalam ruangan kelenteng. Namun pastikan anda tetap menjaga sikap dan perilaku, agar tidak mengubah atau merusak semua hal yang ada di cagar budaya tersebut.
Fasilitas yang Tersedia di Kelenteng Hok Tek

Meskipun cukup sering dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun dari luar daerah, pemerintah sepertinya tidak berniat untuk menambahkan fasilitas yang ada di kawasan Kelenteng Hok Tek.
Mungkin supaya tidak ada yang berubah dari bangunannya, sehingga jejak sejarah tidak akan hilang dari kelenteng tersebut. Itulah kenapa sampai saat ini tidak ada fasilitas berarti yang dibangun untuk para pengunjung.
Sebagai peninggalan yang sudah ada sejak zaman dahulu dan menjadi salah satu tempat ibadah orang Tionghoa tertua di Jambi, tentunya langkah pemerintah menjadikannya sebagai cagar budaya sudah sangat tepat. Sehingga masyarakat perlu membantu dalam menjaga keutuhan cagar budaya tersebut dengan cara melestarikannya.