Harga Tiket: -; Map: Cek Lokasi Alamat: Bajak, Kec. Teluk Segara, Kota Bengkulu, Bengkulu. |
Mengisi waktu liburan dengan melakukan pariwisata tidak hanya dapat dilakukan ke tempat tempat hiburan semata. Karena kegiatan wisata ini juga bisa dilakukan ke tempat tempat yang mempunyai nilai sejarah. Dimana destinasi dengan nilai sejarah kental di Indonesia termasuk sangat banyak dan tersebar di berbagai wilayah.
Salah satunya di daerah Bengkulu, terdapat makam seorang pejuang yang gugur dalam merebut kemerdekaan yaitu Sentot Ali Basya. Makam Sentot Ali Basya ini sekarang seringkali dijadikan sebagai destinasi wisata tujuan oleh para pelancong. Apalagi letaknya hanya berjarak sekitar 200 meter dari cagar budaya Masjid Jamik di Jalan Soeprapto Kota Bengkulu.
Sejarah Makam Sentot Ali Basya
Makam pejuang kemerdekaan bernama Sentot Ali Basya ini banyak didatangi oleh peziarah dari berbagai tempat lantaran sejarah perjuangan yang pernah dilakukannya selama hidup. Dimana beliau merupakan seorang panglima yang memegang kendali atas pasukan pelopor yang dibentuk Diponegoro dalam perang Diponegoro.
Padahal saat itu usia panglima yang bernama lengkap Sentot Ali Basya Musthofa Prawirodirjo ini masih 17 tahun. Namun dengan usia yang masih sangat muda, Sentot sudah dipercaya memegang komando terhadap 250 orang pasukan pelopor yang dikenal dengan nama Pasukan Penilih.
Bahkan keberanian dan kehebatan strategi perang yang dibuat oleh Sentot telah diakui oleh Belanda. Hal ini dibuktikan dari tulisan yang tertera dalam buku De Java Oorlog Van, yang menyebutkan bahwa strategi perang dari Sentot Ali Basya dalam melakukan maneuver berhasil membuat pihak Belanda tercengang.
Apalagi Sentot bersama pasukannya beberapa kali berhasil mengalahkan pasukan Belanda yang mempunyai perlengkapan persenjataan lebih unggul dan lebih kuat. Berbagai keberhasilannya ini semakin memperkuat posisi Sentot sebagai panglima perang tinggi Pangeran Diponegoro.
Menurut sejarawan Bengkulu, Agus Setyanto, Sentot sendiri merupakan buyut dari Sri Sultan Hamengku Buwono pertama yang ditangkap melalui perundingan di Madiun. Setelah ditangkap, Sentot yang masih muda dipaksa menjadi pemimpin pasukan Belanda dalam perang Padri yang terjadi di Sumatera Barat.
Namun karena loyalitas dan kecintaannya pada tanah air, panglima yang memiliki julukan Napoleon dari tanah Jawa ini justru berkongsi dengan para intelijen pasukan Padri. Sentot pun membocorkan informasi pasukan Belanda yang dipimpinnya untuk membantu kaum pribumi.
Mengetahui hal tersebut, Belanda menjadi marah besar dan menariknya dari Sumatera Barat ke Batavia. Sentot kemudian diasingkan ke wilayah yang membuatnya tidak dapat kembali ke Sumatera Barat atau ke tanah Jawa. Beliau diasingkan di Bengkulu yang kala itu pada tahun 1833 masih dikuasai oleh Inggris. Hingga akhirnya beliau wafat pada tahun 1855 dan dimakamkan di Bengkulu.
Daya Tarik yang Dimiliki Makam Sentot Ali Basya
✦ Makam Dibangun Secara Istimewa
Sebagai salah seorang pahlawan yang begitu berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, Makam Sentot Ali Basya dibangun secara istimewa di Bengkulu. Meskipun Sentot Ali Basya sendiri memang sebenarnya bukan berasal dari Bengkulu, namun beliau menghabiskan saat saat terakhirnya di kota tersebut setelah diasingkan oleh Belanda.
Di Bengkulu, bangunan makam sentot didirikan di kompleks pemakaman umum yang di sekelilingnya dibuat pagar tembok dan pintu besi. Gapura pintu gerbangnya sendiri berbentuk kerucut, yang mana di dalamnya terdapat bangunan beratap yang dihiasi oleh pilar seperti pintu gerbang di atasnya.
Untuk masuk ke bangunan beratap atau cungkup tersebut, para peziarah harus melalui pintu gerbang utama dengan anak tangga. Bangunan cungkup ini sendiri berbentuk seperti tabot, yang dalam bahasa Arab dapat diartikan sebagai kotak kayu atau peti. Secara visual bentuknya bertingkat tingkat seperti menara masjid, dengan ketinggian 5 sampai 12 meter dan lebar lantai dasar 1,5 sampai 3 meter.
✦ Dekat dengan Cagar Budaya Lain di Bengkulu
Salah satu alasan lainnya kenapa banyak pelancong yang datang ke Makam Sentot Ali Basya adalah karena destinasi ini berada tidak jauh dari cagar budaya lain yang ada di Bengkulu. Adapun lokasinya memang cukup dekat dari Rumah Pengasingan Soekarno dan Rumah Ibu Fatmawati Soekarno di Bengkulu.
Sehingga berwisata menjelajah setiap cagar budaya di Bengku tersebut, yang lokasinya berdekatan satu sama lain, dapat mengingatkan para wisatawan terhadap perjuangan para pahlawan di Indonesia. Tentu anda pun nantinya dapat meneladani nilai nilai kebaikan dari para pahlawan setelah melakukan napak tilas ke deretan cagar budaya ini.
✦ Memiliki Lokasi yang Strategis
Makam pahlawan di Bengkulu ini memiliki lokasi yang strategis. Letaknya termasuk di tengah kota, sehingga sangat mudah untuk dituju oleh para pelancong yang bahkan sebelumnya tidak pernah mengunjungi Bengkulu. Dengan lokasi yang strategis, tentunya makam panglima Perang Diponegoro tersebut patut untuk dikunjungi selama anda berada di kota yang dijuluki Bumi Rafflesia ini.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Makam
Bagi anda yang ingin melakukan ziarah ke makam panglima Perang Diponegoro ini, Makam Sentot Ali Basya berada di Jalan Sentot Alibasyah, Kp. Bali, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Dari Masjid Jamik Kota Bengkulu, kurang lebih jaraknya hanya sekitar 200 meter.
Karena lokasinya berada di samping jalan raya, maka tidak sulit untuk menemukan lokasi makam. Bangunan makamnya juga sangat ikonik, apalagi masih menyatu dengan kompleks pemakaman umum yang ada di sana. Sehingga anda pun dapat menaiki transportasi publik maupun kendaraan pribadi untuk mencapai lokasi makam.
Jam Operasional Berkunjung
Karena berada di kompleks pemakaman umum, situs Makam Sentot Ali Basya dibuka selama 24 jam. Namun karena terdapat gerbang yang terkunci gembok untuk menuju cungkup makam, maka para peziarah hanya dapat sampai di bagian luar cungkup saja. Apabila anda ingin berziarah dari dekat, bisa langsung menghubungi Agus Salim yang merupakan juru kunci makam.
Alamat juru kunci makam ini tidak jauh dari lokasi pemakaman di Kelurahan Bajak Kota Bengkulu. Jadi apabila anda ingin benar benar berziarah ke makam, silahkan bertanya ke masyarakat sekitar terkait alamat juru kunci. Sehingga nantinya anda bisa diantarkan untuk melihat makam.
Untuk tarif masuknya sendiri sebenarnya tidak ada alias pengunjung tidak akan dipungut biaya sepeserpun. Namun tidak ada salahnya apabila anda ingin memberi sejumlah nominal pada juru kunci agar dapat digunakan untuk perawatan makam. Bahkan di sini tidak ada parkiran, sehingga anda tidak perlu membayar biaya parkir. Jadi apabila membawa kendaraan sendiri bisa diletakkan di bahu jalan.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan
1. Wisata Religi untuk Semua Kalangan
Dibangun dekat dengan komplek pemakaman umum dengan bangunan yang unik, situs Makam Sentot Ali Basya dibangun untuk menghargai jasa beliau. Jadi tidak heran apabila aktivitas berziarah merupakan kegiatan utama yang dapat dilakukan di sini. Dimana ada cukup banyak pengunjung yang datang untuk mendoakan salah seorang pahlawan RI tersebut.
Menurut juru kunci makam sendiri, makam panglima Perang Diponegoro ini sering dikunjungi oleh peziarah yang berasal dari dalam maupun luar Kota Bengkulu. Tidak jarang pelancong dari Jawa, Sumatera, bahkan Sulawesi pun menyempatkan diri untuk datang dan mendoakan Sentot Ali Basya. Meskipun banyak pengunjung datang dari berbagai kalangan, tetapi mereka tetap khidmat dalam memanjatkan doa.
2. Mengunjungi Rumah Pengasingan Soekarno
Karena berada tidak jauh dari cagar budaya yang dulunya merupakan rumah pengasingan Soekarno di Bengkulu, anda tidak boleh melewatkan untuk mengunjungi cagar budaya tersebut saat berziarah ke Makam Sentot Ali Basya. Rumah ini sendiri sebelumnya adalah tempat tinggal seorang pengusaha bernama Tan Eng Cian.
Tan Eng Cian adalah orang yang menyuplai bahan pokok untuk kebutuhan pemerintah kolonial Belanda. Itulah kenapa selama pengasingan Soekarno, beliau ditempatkan di kediaman tersebut. Dimana Soekarno menempati rumah ini dari tahun 1938 sampai 1942, dan selama itu rumah tersebut banyak digunakan untuk kepentingan politik, keorganisasian, sampai kesenian.
3. Shalat di Masjid Jamik Bengkulu
Masjid Jamik Bengkulu merupakan salah satu cagar budaya yang menyimpan nilai nilai sejarah. Dimana masjid ini terletak hanya sekitar 200 meter saja dari lokasi makam. Sehingga para peziarah yang merupakan seorang muslim biasanya akan singgah untuk menunaikan shalat di masjid tersebut.
Masjid yang dinyatakan sebagai bangunan bersejarah di Indonesia ini memang tidak dapat dipisahkan dari sosok Bung Karno. Pasalnya bangunan masjidnya adalah hasil karya arsitektur Bung Karno sendiri. Sehingga masjid ini seolah menyimpan daya tarik luar biasa, bahkan selalu ramai dikunjungi oleh jamaah dari luar daerah.
Fasilitas Wisata yang Tersedia
Tidak banyak fasilitas yang dapat anda temukan di Makam Sentot Ali Basya. Karena tempat ini kurang lebih sama dengan pemakaman pada umumnya. Hanya saja bangunannya memang didirikan dengan bentuk yang unik.
Bahkan area parkir pun tidak bisa anda temukan di kawasan makan ini, karena letak makam yang berada di pinggir jalan. Jadi anda bisa memarkirkan kendaraan di bahu jalan.
Melakukan perjalanan wisata ke Makam Sentot Ali Basya mungkin terlihat tidak begitu mengasyikkan, karena tidak ada hiburan yang dapat anda temukan di sana. Akan tetapi, berziarah ke makam para pahlawan dapat membantu anda merasakan kecintaan yang lebih terhadap tanah air. Yang pastinya ada banyak nilai nilai kebaikan yang bisa dipetik, sehingga perjalanan akan lebih bermakna.