Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Ganting No.1, Ganting Parak Gadang, Kec. Padang Tim., Kota Padang, Sumatera Barat. |
Bila melihat pada sejarah perkembangan Islam sejak zaman rasulullah hingga saat ini, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Melainkan masjid juga digunakan sebagai tempat pembinaan umat, baik dalam aspek ekonomi, sosial, sampai berbagai aspek kehidupan lainnya.
Bahkan deretan masjid yang dibangun di Indonesia ternyata banyak sekali yang sarat akan sejarah. Sehingga selain digunakan sebagai tempat ibadah, banyak yang menjadikan masjid sebagai destinasi wisata religi. Salah satunya yaitu Masjid Raya Ganting yang ada di Sumatera Barat, tepatnya di Kecamatan Padang Timur Kota Padang.
Sejarah Masjid Raya Ganting

Masjid yang ada dibangun di daerah Padang Timur Kota Padang ini diketahui telah berdiri sejak abad ke-19, sehingga dijadikan sebagai tempat ibadah bersejarah di daerahnya. Berdasarkan catatan resmi dari Sistem Informasi Masjid Kementerian Agama, masjid tersebut dibangun di atas tanah dengan luas sekitar 10 meter persegi.
Dengan luas tersebut, masjid dapat menampung sampai kurang lebih 2.000 jamaah sekaligus. Sejarah awal pembangunan masjid yang paling tua di Padang ini sendiri sebenarnya belum dapat benar benar dipastikan. Meskipun begitu, situs dunia masjid menyebutkan bahwa pembangunannya pertama kali sudah dimulai sejak 1700 M.
Berlokasi di tepi Sungai Batang Arau, pembangunan masjid yang terbuat dari bahan kayu dan atap rumbia mulai dilakukan pada tahun 1790. Namun sayangnya Belanda merobohkan masjid tersebut untuk keperluan pembuatan jalan ke Pelabuhan Teluk Bayur. Dan sebagai gantinya, Masjid Raya Ganting didirikan pada tahun 1805.
Masjid baru yang didirikan mempunyai gaya arsitektur Eropa dan Timur Tengah, atas prakarsa tokoh masyarakat setempat. Yaitu Angku Syekh Haji Uma, Angku Gapuak dan Angku Syekh Kapalo Koto. Dan bangunan masjid pun kemudian didirikan di atas tanah wakaf yang didapat dari penduduk suku Chaniago, dengan biaya yang diperoleh dari beberapa saudagar.
Diketahui bahwa para saudagar tersebut berasal dari Padang, Medan, Sibolga, Aceh, serta ulama Minangkabau. Selama pembangunan masjid, Korp Zeni Belanda turut memberikan dukungannya. Bahkan etnis Cina yang dipimpin oleh Kapten Luo Chianko juga ikut mengarahkan para tukang Cina untuk membantu pengerjaan bagian atap masjid.
Dimana bagian atap ini dibuat berbentuk segi delapan, yang merupakan ciri khas dari atap bangunan vihara. Selain kubah, mereka juga membantu dalam menggarap mimbar, mihrab, dan tempat bilal. Sehingga pembangunan Masjid Raya Ganting akhirnya bisa diselesaikan pada tahun 1810.
Namun saat itu lantainya masih terbuat dari batu kali yang bersusun dan diplester tanah liat. Sedangkan penggantian lantai dengan ubin sendiri baru dilakukan pada tahun 1900. Saat ini lantai menggunakan ubin segi enam berwarna putih yang berasal dari Belanda, dipesan melalui jasa NV, Jacobson van de Berg. Pemasangan ubin pun selesai dilakukan pada tahun 1910.
Kemudian pada tahun 1960 kembali dilakukan pemasangan keramik pada bagian tiang ruang utama, yang mana aslinya terbuat dari bata. Sementara itu pada tahun 1995 dilakukan pemasangan keramik yang dilakukan pada dinding ruang utama. Tidak sampai di situ saja tahap renovasi yang dilakukan pada masjid.
Karena pasca gempa tahun 2009, bangunan masjid ini mengalami kerusakan yang berat. Sehingga renovasi dilakukan dengan menggunakan sumbangan dari Bank Mandiri. Dimana renovasi tersebut dilakukan terhadap dinding tembok bagian mihrab, langit langit, langkan tembok atas bagian luar, tiang, dan sebagian lantai bagian depan.
Daya Tarik yang Dimiliki Masjid Raya Ganting

✦ Sarat Akan Nilai Sejarah
Selain catatan sejarahnya yang panjang terkait pembangunan masjid, bangunan masjid yang sudah cukup tua ini juga menyimpan cerita yang sarat akan nilai sejarah Indonesia. Sebab menurut buku Masjid Masjid Bersejarah di Indonesia, Raya Ganting dianggap sebagai sebuah kebanggan bagi masyarakat sekitar.
Dimana masjid ini pernah dijadikan sebagai tempat Jambore Gerakan Kepanduan Muhammadiyah seluruh Indonesia pada tahun 1932. Dan pada masa pendudukan Jepang di tahun 1942, Masjid Raya Ganting pernah disinggahi oleh Soekarno dan Mohammad Hatta setelah menjalani masa pengasingan di Bengkulu.
Bahkan bukan hanya itu saja, sebab masjid yang ada di Kota Padang tersebut juga sempat dijadikan markas Gyugun atau pausan pembela tanah air dari kalangan santri yang ada di daerah Sumatera Barat dan Tengah. Karena banyaknya peristiwa penting yang terjadi di sana, tidak heran ketika masjid ini pun menjadi tersohor di kalangan masyarakat setempat.
✦ Memiliki Nuansa yang Unik
Bangunan masjid yang tersohor di kalangan masyarakat setempat ini mendapat perhatian tersendiri dari pemerintah. Sehingga saat ini bangunan Masjid Raya Ganting menjadi salah satu daya tarik bagi para pengunjung. Dimana masjid bersejarah tersebut mempunyai nuansa unik dengan kesan yang khas era 80-an.
Perpaduan warna biru dan putih pada bangunannya mampu menambah keindahan masjid, yang dihadapkan dengan dua buah menara. Apalagi terdapat ciri khas unik dari masjid ini, yang mana di sana dibangun tiang sejumlah 25 buah sebagai lambang dari jumlah nabi dan rasul. Itulah kenapa banyak wisatawan yang datang berkunjung kemari saat tengah berada di Padang.
✦ Arsitektur Perpaduan dari Berbagai Corak
Selain nuansanya yang unik berkat kesan khas era 80-an dan ciri khas masjid yang terdapat pada tiang tiangnya, Masjid Raya Ganting juga memiliki arsitektur yang mampu memikat sejumlah pengunjung. Karena arsitektus masjid ini dibuat dengan desain yang berasal dari perpaduan berbagai corak.
Hal tersebut sangat mungkin terjadi mengingat bahwa pengerjaan bangunan masjid pun melibatkan beragam etnik. Mulai dari Minangkabau, Cina, Persia, sampai Timur Tengah. Sehingga tidak heran apabila masjid satu lantai ini mampu menampilkan arsitektur yang begitu unik ketika dipandang.
Alamat, Rute Lokasi dan Tiket Masuk

Masjid Raya Ganting berlokasi di Kota Padang, tepatnya di Jalan Ganti Nomor 1, Ganting Parak Gadang, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat. Karena berada di pusat Kota Padang, anda tidak akan sulit menemukan lokasi dari masjid tersebut. Terlebih wilayahnya termasuk di area yang padat dan dikelilingi oleh rumah rumah penduduk.
Sehingga andaikata anda kehilangan arah karena belum familiar dengan jalan sekitar, maka anda bisa langsung bertanya ke warga yang ada di sekitar terkait lokasi masjid. Dari arah lapangan Imam Bonjol yang ada di alun alun kota sendiri, masjid ini berjarak hanya sekitar satu kilometer saja.reli
Meskipun saat ini acap kali dijadikan sebagai tujuan destinasi wisata religi oleh para pelancong, Masjid Raya Ganting tetap merupakan bangunan masjid yang dimanfaatkan sebagai tempat ibadah bagi umat muslim. Sehingga masjid ini buka selama 24 jam untuk umum mulai Senin sampai Minggu tanpa biaya sepeserpun alias gratis.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan

1. Ikut Ibadah dan Kajian
Bagi para umat muslim yang melakukan wisata religi dan datang berkunjung me masjid tertua di Kota Padang ini, ada baiknya menyempatkan diri untuk ikut ibadah dan kajian selama berada di sana. Karena seperti masjid pada umumnya, Masjid Raya Ganting pun dijadikan sebagai tempat ibadah dan kajian yang diselenggarakan oleh masyarakat setempat.
2. Menilik Sekolah Sekolah Agama di Sekitar Masjid
Masjid yang sudah berusia sekitar 200 tahun ini memang sempat dijadikan sebagai pusat syiar Islam untuk Kota Padang serta kota kota lainnya di pesisir pantai sekitar. Sehingga di sekitar masjid pun bermunculan sekolah sekolah agama dari Muhammadiyah dan Thawalib. Dimana pengajarnya bahkan didatangkan langsung dari tanah Arab.
Tidak heran apabila sekolah sekolah di sekitar masjid tersebut banyak menghasilkan ulama ternama di Indonesia. Itulah kenapa para pelancong yang ingin melakukan wisata religi untuk memperkuat spiritual banyak yang terlihat menyempatkan diri untuk berkunjung ke sekolah. Bahkan anda bisa mempertimbangkan untuk menyekolahkan putra putri di sana untuk meningkatkan ilmu agama.
3. Berburu Foto Instagramable
Masjid Raya Ganting mempunyai arsitektur yang begitu indah sekaligus unik, karena merupakan perpaduan antara berbagai gaya arsitektur. Mulai dari gaya Minangkabau, Cina, Timur Tengah, sampai Persia. Hal ini karena pembangunannya memang melibatkan para pekerja dari berbagai etnik tersebut.
Tidak heran apabila masjid yang dibangun di atas tanah seluas 10 meter persegi ini sekarang terlihat memiliki arsitektur yang unik. Sehingga banyak wisatawan penggemar fotografi yang menyempatkan diri untuk berswafoto sebanyak mungkin saat melakukan wisata religi di sini. Namun pastikan anda tidak sampai mengganggu pengunjung yang tengah melakukan ibadah di masjid.
Fasilitas Wisata yang Tersedia

Fasilitas dan sarana yang ada di Masjid Raya ini tidak jauh berbeda dari masjid pada umumnya. Selain memiliki desain yang unik dan megah, tersedia fasilitas mulai dari tempat mengambil air wudhu, ruangan sholat yang menjadi ruang utama masjid dan sering juga dimanfaatkan untuk aktivitas pengajian, mihrab di dalam masjid dan mimbar.
Kawasan masjid juga dilengkapi dengan kantor sekretariat, toilet, sampai parkir kendaraan yang luas untuk jamaah. Tentunya berkunjung ke destinasi religi ini akan memberikan ketenangan tersendiri.
Begitulah Masjid Raya Ganting, yang hadir di tengah tengah Kota Padang sebagai tempat ibadah bagi umat muslim sekaligus ikon wisata religi di daerah tersebut. Sebagai masjid yang sudah berusia lebih dari 200 tahun, masjid ini memang begitu sarat akan sejarah sehingga menarik untuk dikunjungi. Terlebih arsitekturnya yang unik menjadi daya tarik tersendiri.