Harga Tiket: -; Map: Cek Lokasi Alamat: Kampung Dalam, Kec. Siak, Kab. Siak, Riau. |
Museum Sejarah Budaya Siak Balai Rung Sri adalah museum umum yang terletak di sebuah bangunan bersejarah budaya yang disebut Balai Kerapatan Tinggi Siak. Balai ini berdiri pada tahun 1886 pada masa pemerintahan Sultan ke-11 Kerajaan Siak yang bernama Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek bernama Tengku Sulung Putra.
Pembangunan museum ini dilakukan atas kerjasama warga yang mempelajari wilayah empat suku Datuk. Sebelumnya, Museum Kebudayaan dan Sejarah Siak Balai Rung Sri digunakan sebagai tempat penobatan raja, musyawarah kerajaan, dan proses pengadilan. Harta benda museum ini telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Siak.
Sejarah Berdirinya Museum Balai Rung Sri

Musem kebudayaan dan sejarh bernama Siak Balai Rung Sri ini dahulunya adalah balai besar siak yang sudah ada sejak tahun 1886 pada masa kepemimpinan dari kesultanan siak bernama Sultan Syarif Hasyim dan merupakan keturunan ke-11. Proses pembangunan dari museum bersejarah ini dilakukan secara gotong royong oleh warga datuk 4 suku
4 suku tersebut terdiri dari datuk Tanah datar, Datuk Suku Lima Puluh, Datuk Suku Pesisir, dan juga datuk Suku Kampar. Sebelumnya museum ini merupakan balai rung si yang dimanfaatkan sebagai tempat untuk penobatan gelar kesultanan, tempat pertemuan para pejabat, tempat penerimaan tamu kerajaan, dan tempat musyawarah
Karena fungsinya yang begitu banyak membuat balai ini dikenal sebagai balai kerapatan tinggi. Museum bersejarah ini terletak di jalan Sultan Ismail yang berada di Kabupaten Siak provinsi riau. Lokasi tepatnya berada di pinggiran sungai Siak yang berhadapan dengan muara sungai Mempura dengan 2 pintu masuk yaitu dari sungai dan jalan raya
Koleksi yang Ada Di Museum Balai Rung Sri

✦ Replika alat Kebutuhan Sehari-hari
Gedung museum ini terdiri dari 2 lantai yang diisi dengan berbagai jenis koleksi yang berbeda. Untuk di lantai dasar atau lantai pertama, anda bisa menemukan beberapa koleksi senjata pada masa kesultanan Siak. Senjata tersebut diantaranya berupa koleksi parang, alat penggiling karet dan juga alat perlengkapan untuk memancing
✦ Koleksi Peninggalan Berupa mainan
Selain dari koleksi senjata dan juga alat kebutuhan sehari-hari, anda juga bisa menemukan aneka koleksi mainan tradisional yang digunakan pada masa kesultanan Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Alat permainan tersebut diantaranya berupa congklak dan juga layang-layang. Layang-layang yang bisa ditemukan di lokasi ini memiliki ukuran cukup besar
✦ Foto Kesultanan
Karena lantai dasar ini berukuran cukup luas, jadi anda bisa melihat berbagai jenis peninggalan sejarah. Koleksi berikutnya yang bisa dilihat adalah foto kegiatan yang dilakukan oleh sultan ke-11 yaitu Sultan Syarif Hasyim. Foto kegiatan tersebut diambil dari belanda pada tahun 1889 saat melakukan penobatan Ratu Wilhelmina.
Dalam foto tersebut, anda bisa melihat Sultan Syarif Hasyim bersama dengan Sultan Kutai Kartanegara dan juga Raja Solo. Selain itu, anda bisa mengetahui foto dari Sultan syarif Hasyim II, Sultan ke-12 Kesultanan Siak dengan mengenakan busana yang oversize. Foto-foto tersebut terpampang sangat jelas dan berukuran cukup besar di Museum Balai Rung Sri.
✦ Mahkota Kerajaan
Ketika memasuki ruangan yang ada di lantai 2, anda akan menemukan kamar yang berisi singgasana sultan Siak dan juga Mahkota yang begitu indah dengan hiasan emas dan digunakan oleh para sultan Siak. Namun, mahkota yang bisa ditemukan di museum ini merupakan mahkota replika dan aslinya bisa anda temukan di Museum Nasional Jakarta
✦ Meja Konferensi
Tepat didepan singgasana, anda bisa melihat meja kayu berukuran sangat besar dan membentuk tata ruangan seperti tempat konferensi. Foto yang ada diruangan tersebut seolah menjelaskan dan menggambarkan proses ketika sedang diberlakukannya rapat atau pertemuan yang dilakukan oleh sultan kerajaan Siak pada saat itu
✦ Surat Penting Kesultanan Siak
Kumpulan surat-surat dari pemerintah Siak dipajang di koridor lantai dua. Surat-surat ini dicetak di atas kertas glossy persegi berukuran 50 cm yang menceritakan kegiatan Sultan. Huruf-huruf tersebut adalah huruf Belanda dari tahun 1927 sampai 1936 dan menggunakan ejaan Van Ophuijsen atau yang biasa digunakan untuk Bahasa Melayu di Hindia Belanda.
Alamat, Harga Tiket dan Fasilitas

Museum Budaya dan Sejarah Siak Balai Rung Sri ini dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang berlokasi di Jalan Sultan Ismail, Kampung Dalam, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Anda akan dapat banyak sekali keilmuan dan pemahaman menarik tentang peninggalan sejarah bangsa Indonesia. untuk bisa berkunjung ke lokasi ini, anda hanya perlu mengeluarkan biaya tiket masuk seharga Rp 10.000. Museum ini buka setiap hari mulai dari pukul 08.00 pagi sampai dengan 16. 00 sore.
Fasilitas yang bisa didapatkan selain melihat berbagai peninggalan sejarah diantaranya yaitu anda bisa menemukan toilet dan juga tempat peristirahatan. Pengunjung dapat menikmati keindahan disekitar bangunana yang memiliki arsitektur begitu indah ini. Anda juga akan mengetahui makam dari Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah yang bergelar Marhum Mempura.
Keunikan dari Museum balai Rung Sri

1. Pintu Masuk Berhadapan dengan Sungai
Keunikan yang terdapat d museum ini adalah dulunya yang menjadi pintu utama dari Balai Rung Sri ini adalah pintu yang berhadapan dengan muara sungai Mempura karena pada saat itu yang menjadi transportasi utama yaitu dengan menggunakan kapal dan juga sampan. Sehingga ketika para tamu kerajaan maupun kerabat datang pastinya melalui muara sungai ini
Namun untuk saat ini, sudah terdapat pintu yang menghadap dengn jalan raya. Jadi anda bisa memilih untuk bisa mengunjungi museum ini melalui pintu yang berada di muara sungai maupun pintu yang berhadapan dengan jalan raya. Itulah salah satu keunikan yang bisa ditemukan di lokasi tempat peninggalan sejarah kesultanan Siak Riau ini
2. Cermin berukuran Besar
Ketika anda sedang menikmati koleksi peninggalan sejarah yang terletak di lantai 2 Museum Balai Rung Sri, anda pasti akan diperlihatkan dengan sejumlah cermin yang ada di setiap sisi ruangan. Cermin tersebut memiliki ukuran yang cukup besar. Namun masih belum diketahui dengan pasti apa fungsi dari adanya cermin tersebut di sebuah ruangan kerapatan kesultanan Siak
3. Tangga yang Begitu Megah
Masih berhubungan dengan pintu masuk, adanya tangga di bagian pintu masuk yang ada di muara sungai ini awalnya digunakan sebagai akses untuk menuju ke ruangan ke dua atau balai kerapatan Kesultanan Siak. Sehingga ketika para pengunjung atau tamu dari kesultanan bisa langsung menuju ke ruangan kerapatan yang berada di lantai atas
Tangga tersebut memiliki desain yang sangat megah dengan kilau berwarna emas. Selain dari tangga utama, anda juga akan menemukan 2 tangga yang menjadi pelengkap dari sisi gedung museum. Jika anda melihat dari sisi arah sungai, maka di sebelah kanan akan terlihat tangga yang terbuat dari besi dan disebelah kiri terdapat tangga yang berbahan dasar kayu
4. Lokasi Pengadilan
Selain sebagai tempat kerapatan para sultan, lokasi ini juga dijadikan sebagai tempat pengadilan di masa lalu. Saat dilakukan proses pengadilan, keluarga dari orang yang sedang diadili dilarang untuk datang menonton proses dari pengadilannya dan hanya bisa menunggu di ruangan lantai bawah. Setelah eksekusi selesai baru pihak keluarga diperbolehkan melihat.
Apabila orang yang diadili turun dari tangga yang terbuat dari besi, maka dinyatakan bahwa tersangka tidak bersalah. Begitupun sebaliknya, jika terdakwa turun dari tangga kayu maka orang tersebut diputuskan bersalah dan berhak untuk mendapatkan hukuman. Begitulah proses pengadilan yang dilakukan oleh kesultanan siak pada saat itu.
Objek Wisata Terdekat dari Museum Balai Rung Sri

1. Istana Siak Sri Indrapura
Istana Siak Sri Indrapura ini dikenal juga sebagai istana Asserayah Hasyimah atau Istana matahari timur. Istana ini merupakan kediaman resmi dari kesultanan siak yang telah dibangun pada tahun 1889 pada masa kesultanan Sultan Syarif hasyim. Istana Kesultanan ini merupakan suatu penggalan yang diberikan oleh Sultan Siak Sri Indrapura.
Bangunan ini selesai dibangun pada tahun 1893. Saat ini, istana tersebut merupakan bagian dari distrik administratif Pemerintah kabupaten Siak yang ada di Riau. Kompleks keraton ini memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi dan terdiri dari empat keraton yaitu Keraton Siak, Keraton Lima, Keraton Padjang dan Keraton Baroe. Luas Istana sendiri adalah 1.000 meter persegi.
2. Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah
Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah di atas Sungai Siak menjadi sumber vitalitas pembangunan Kota Kabupaten Siak dan Kota Siak Sri Indrapura di dua sisi daratan yaitu sisi utara kabupaten Siak dengan ikon bersejarah Istana Siak Sri Indrapura dan sebelah selatan kecamatan Mempura terdapat ikon bersejarah berupa benteng dan tangki Belanda.
Jembatan tersebut juga menjadi penghubung antara tapak kantor Bupati Siak di Benteng Hulu Kecamatan Mempura dengan lokasi gedung DPRD yang ada di desa Rawang Air Putih dan dipisahkan oleh sungai Siak. Selain itu, jembatan ini dibangun untuk memperlancar arus transportasi antara Kabupaten Siak dan Kota Pekanbaru, sehingga ada alternatif jalur darat.
Anda bisa menjadikan Museum Balai Rung Sri ini sebagai destinasi wisata pilihan yang mampu memberikan edukasi dan juga sebagai upaya untuk melestarikan sejarah agar tetap dikenal oleh para generasi muda. Anda bisa berlibur dengan mengajak adik atau saudara untuk menikmati keindahan dan kemegahan istana kesultanan Siak di Riau ini.