Harga Tiket: Rp 10.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Sri Indrapura, Kampug Dalam, Kec. Siak, Kabupaten Siak, Riau. |
Museum Istana (Siak) Asserayah El Hasyimiah adalah bangunan bersejarah Kerajaan Melayu Islam terbesar di Riau yang bernama Kerajaan Siak Sri Indrapura. Museum kompleks Istana Kerajaan Siak ini didirikan pada tahun 1889 oleh Sultan Siak ke-11 yaitu Assyaidis Syarif Hasyimiyah Abdul jalil Syaifuddin dan diberi nama Istana Asserayah Hasyimiyah.
Arti dari nama tersebut adalah Istana Matahari Timur. Bangunan bersejarah ini dibangun dengan mengikuti desain arsitektur eropa, india dan arab yang kemudian dikerjakan oleh seorang arsitek dari Jerman. Tak lupa juga ditambahkan aksen atau desain Melayu Tradisional. Bangunan kuno ini telah diambil alih oleh Dinas Pariwisata menjadi museum.
Sejarah Museum Istana Asserayah El Hasyimiah

Istana Siak merupakan bukti sejarah kebesaran Kerajaan Melayu Islam terbesar di wilayah Riau. Masa kejayaan Kesultanan Siak dimulai pada abad ke-16 dan ke-20 dengan silsilah Kesultanan Siak dimulai pada tahun 1723 dengan 12 sultan yang dominan. Saat ini, peninggalan kerajaan dapat dilihat dalam bentuk kompleks istana kerajaan Siak.
Istana Kesultanan ini dibangun pada tahun 1889 oleh Assyaidis Syarif Hasyimiyah Abdul jalil Syaifuddin. Keindahan istana terlihat duduk di atas empat tiang keraton di ujung puncaknya saat memasuki gerbang keraton dengan berhiaskan sepasang elang dengan mata perunggu yang bersinar tajam. Elang ini merupakan lambang keberanian serta kemegahan Kesultanan Siak saat itu.
Selain itu, keindahan istana terlihat pada dinding yang berhiaskan keramik Eropa, permukiman keraton, dan benda-benda koleksi peninggalan Kerajaan Siak. Bangunan Istana Asserayah Al Hasyimiah merupakan bangunan berlantai dua dengan lima ruang utama. Lantai satu yang dapat digunakan untuk keperluan sebagai ruangan depan istana.
Anda akan menemukan ruang tamu yang memiliki dua bagian di dalam untuk tamu-tamu terkemuka. Ruang Kursi Gading dengan tirai hijau lumut khusus untuk tamu pria dan ruangan bergengsi lainnya untuk wanita. Ruangan di sebelah kanan adalah pelataran yang juga digunakan sebagai ruang perjamuan. Ruangan di sebelah kiri adalah tempat ritual.
Selain itu digunakan juga untuk pelantikan, perwakilan, upacara penghormatan kepada raja, dan upacara Hari Besar Agama. Ruang belakang adalah untuk mempersiapkan jamuan makan untuk tamu, raja dan pejabat kerajaan. Kamar ini memiliki tangga spiral khas Jerman yang indah yang berfungsi sebagai tangga untuk menuju ke lantai paling atas.
Koleksi Museum Istana Asserayah El Hasyimiah

✦ Meriam
Koleksi berikutnya yang bisa anda lihat dalam museum bersejarah ini adalah senjata kerajaan berupa Meriam. Istilah meriam dalam bahasa melayu dikenal sebagai Kanon atau lela. Meriam ini bentuknya sangat menyerupai tabung dengan ukuran besar dan juga panjang. Meriam digunakan dengan menggunakan bubuk mesiu untuk menembakkan proyektil.
Meriam ini merupakan salah satu senjata penting yang digunakan pada masa kesultanan. Bahkan beberapa meriam juga digunakan untuk alat penyerangan melawan para penjajah. Dari koleksi yang ada anda bisa menemukan meriam dengan berbagai jenis kaliber dan ukuran. Masing-masing ukuran tersebut memiliki jangkauan, angle of fire dan daya tembak berbeda.
Jika anda berkesempatan untuk mengunjungi museum ini maka bisa melihat meriam dari jarak yang cukup dekat dan bahkan menyentuhnya langsung. Terdapat meriam yang diletakkan diluar ruangan dengan jumlah 11 meriam dan beberapa diantaranya dipajang serta menjadi tontonan di sudut sebelah kanan dari ruangan museum.
Meletakan meriam di luar ruangan Museum Istana Asserayah El Hasyimiah memberikan kesan seolah sedang mengamankan istana. Moncong dari media tersebut mengarah ke luar ruangan sebagai tindakan pencegahan jika terjadi serangan mendadak oleh penyusup. Meriam yang bisa ditemukan dalam istana adalah jenis meriam yang dibawa ke medan perang.
Istana saat ini memiliki 8 meriam dengan kaliber berbeda. Selama ini artileri menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dengan menemukan bukti bahwa Kerajaan Siak memiliki perlengkapan perang mumpuni. Tidak disangka jika masa tersebut kerajaan telah memiliki berbagai macam senjata yang berkelas dan mampu diandalkan ketika dalam peperangan.
✦ Cermin Permaisuri
Cermin Permaisuri yang ada di sudut ruang utama tempat para staf mengadakan rapat juga menarik perhatian. Berdasarkan kepercayaan, jika anda mengambil gambar sambil melihat ke cermin maka akan terlihat lebih cantik. Namun untuk menghindari transmisi dari kecantikan Ratu banyak pelayan istana bersaing dengan kaca cermin.
Banyak pengunjung Keraton Siak khususnya wanita selalu menyempatkan waktu untuk ber swafoto di depan cermin setelah mendengarkan cerita di balik cermin. Cermin segi delapan di kedua sisi memiliki tempat untuk meletakkan lilin yang dapat anda sesuaikan seperti memperpendek, atau memindahkan lilin dari sisi ke sisi.
✦ Meja Pertemuan Sultan Siak
Salah satu peninggalan Museum Istana Siak adalah meja kayu yang berukuran panjang. Meja kesultanan digunakan sebagai meja rapat atau pertemuan untuk para sultan kerajaan Siak. Meja ini terbuat dari bahan kayu jati yang didesain oleh seorang pengrajin berasal dari Jepara tahun 1890. Meja ini juga memiliki 18 kursi sandar.
Kursi-kursi tersebut juga terbuat dari bahan dasar kayu jati. Saat ini meja tersebut ditutupi dengan plastik besar bening sehingga pengunjung masih dapat melihat bentuk dan penampilan dari meja pertemuan Sultan Siak ini. Meja dan kursi tersebut menjadi bukti sejarah dan kekayaan yang tersimpan dan menggambarkan kondisi kesultanan saat itu.
Umumnya, meja ini digunakan sebagai tempat untuk menjamu para pemimpin dan rekan kerjasama kerajaan. Meja ini terletak di ruangan sebelah kiri atau timur dari Museum Kesultanan Siak. Pengunjung hanya diperkenankan untuk melihat objek bersejarah ini dan tidak diperkenankan untuk menduduki kursi untuk menjaga nilai sejarahnya.
✦ Komet

Istana Siak memiliki pemutar musik gramofon merk Komet yang sangat langka. Hanya ada dua komet di dunia. Salah satunya di Jerman dengan nomor urut 95131 dan di Istana Siak dengan nomor urut 95132. Dikatakan bahwa satu-satunya pemutar musik yang dapat memainkan lagu Beethoven, Mozart dan Strauss di Istana Siak masih tersedia.
Alat musik komet pertama kali dibawa ke Riau oleh Sultan Kerajaan Siak yang berkunjung ke Eropa tahun 1896. Alat musik bersejarah ini pastinya sangat berharga karena jenis barang yang sangat langka. Dengan hanya ada 2 di dunia dan salah satunya bisa dimiliki oleh sebuah kerajaan Siak yang ada di Provinsi Riau merupakan hal luar biasa.
✦ Kursi Emas Kerajaan Siak Sri Indrapura
Singgasana kerajaan ini bisa anda temukan di dalam Museum Istana Asserayah El Hasyimiah. Bentuk desain dari kursi ini penuh dengan ukiran indah dengan bahan dasar dari kuningan yang dilapisi emas. Kursi ini sempat hilang dan menjadi perbincangan, namun akhirnya dapat ditemukan dan telah dikonfirmasi oleh museum Nasional Jakarta.
Anda juga dapat menemukan sebuah mahkota kerajaan yang begitu mempesona yang digunakan pada masa kepemimpinan dari Sultan Siak X atau Assyaidis Syarif Kasim Syaifuddin yang dikenal sebagai Syarif Kasim I. Desain mahkota tersebut dilapisi oleh emas dan juga taburan permata dan yang asli bisa ditemukan di Museum Nasional Jakarta.
Anda juga akan melihat foto dari berbagai generasi raja atau sultan di Museum. Selain itu anda juga bisa melihat foto dari keluarga dengan semua kerabat kerajaan. Bahkan semua generasi tokoh sejarah yang ada dalam kerajaan Siak dimasa lalu bisa ditemukan. Museum ini sangat baik dikunjungi sebagai wisata edukasi yang berharga.
✦ Brankas Baja Kerajaan
Setiap barang peninggalan kesultanan Siak pasti menyimpan sebuah misteri atau rahasia yang berbeda-beda. Seperti salah satunya adalah brankas baja yang ada di kerajaan dan bahkan belum bisa dibuka hingga saat ini. Brankas baja ini bisa anda temukan di bagian belakang museum bersejarah ini atau yang dulunya dikenal sebagai istana Sultan Siak.
Untuk lokasinya yaitu tepat dibagian bawah tangga naik istana. Desain dari brankas ini dilengkapi warna hitam yang sangat berat. Pemerintahan kabupaten pun sudah berulang kali mencoba untuk membuka brangkas tersebut namun belum bisa terpecahkan. Brankas ini menyimpan sebuah cerita yang bisa dikatakan antara rasional dan juga irasional.
Namun berdasarkan faktanya hingga saat ini masih belum ada yang berhasil membuka brankas kerajaan. Bahkan pada tahun 2007 pemerintahan Siak berencana kembali untuk membuka brankas tersebut dengan membawa beberapa ahli kunci dan besi datang ke Istana sebagai upaya untuk membuka brankas secara paksa.
Sebelum dicoba, awalnya ahli besi tersebut menganggap remeh masalah tersebut dengan mencoba membuka brangkas yang ada di Museum Istana Asserayah El Hasyimiah dengan cara biasa. Namun karena brankas tidak kunjung terbuka, maka ahli kunci dan besi tersebut memutuskan untuk mengebor menggunakan bor baja dan tetap saja gagal.
Dengan mengunjungi museum atau Istana Kesultanan Siak ini anda akan menemukan berbagai jenis peninggalan sejarah yang sangat unik. Dengan melakukan kunjungan ke lokasi ini, anda tidak hanya bisa bersenang-senang saja tetapi juga sambil mengenal dan mempelajari tentang sejarah yang ada pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia.