Museum Linggam Cahaya mengajak Anda dalam perjalanan menakjubkan melalui warisan sejarah yang kaya, menampilkan koleksi istimewa, dengan tiket terjangkau, dan beragam aktivitas yang memikat untuk meresapi keindahan budaya yang terabadikan dalam setiap sudut ruangannya.
Harga Tiket: Rp 5.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Daik, Kec. Lingga, Kab. Lingga, Kepulauan Riau. |
Menjadi bagian dari budaya Melayu, membuat Kabupaten Lingga berbenah untuk menjadi lebih baik. Salah satu caranya adalah dengan membangun Museum Linggam Cahaya.
Museum ini sendiri dibangun berdasarkan keinginan Pemerintah Kepulauan Riau untuk bisa mengumpulkan koleksi sejarah dari daerah tersebut. Juga karena belum ada museum sejenis di daerah pecahan Provinsi Riau.
Peletakan batu pertama dimulai pada tahun 2002, dan bangunan museum selesai tak lebih dari setahun kemudian. Hingga saat ini, museum telah menjadi bagian dari masyarakat Kepulauan Riau dan menjadi ikon tersendiri.
Sejarah Museum Linggam Cahaya
Sudah berdiri selama hampir dua dekade, Museum Linggam Cahaya menyimpan sejarah panjang tentang kebudayaan Melayu. Masyarakat yang tinggal di daerah museum kebanyakan berasal dari suku Melayu, dimana hal tersebut menjembatani pembangunan museum.
Langkah Pemerintah dalam hal inisiasi pembangunan museum dianggap sebagai hal yang bagus. Karena dengan keputusan tersebut, benda-benda sejarah dari budaya Melayu dapat terus terjaga dengan baik.
Pada tahun 2002, peletakan batu pertama oleh Bupati setempat diabadikan sebagai pondasi pertama museum. Camat dari Lingga yang bernama Ir. Muhammad Ishak juga berperan penting dengan berhasilnya beliau mengumpulkan berbagai benda sejarah yang sempat terserak.
Benda-benda sejarah tersebut kemudian diletakkan pada bagian dalam museum sebagai pengingat. Karena sebelum mulai dikumpulkan, beberapa benda masih terletak di rumah-rumah warga yang tidak mengetahui apakah benda sejarah itu bernilai atau tidak.
Koleksi yang dimiliki oleh museum ini sudah mencapai angka 4.960 hingga saat ini. Keinginan Pemerintah Lingga untuk terus menjaga benda bersejarah agar tetap bernilai tentu patut dihargai.
Koleksi Museum Linggam Cahaya
Diantara berbagai koleksi yang ada di dalam Museum Linggam Cahaya, pengunjung dapat melihat banyak benda peninggalan sejarah kebudayaan Melayu. Diantaranya adalah alat untuk memancing serta menangkap hewan laut, perhiasan yang sering digunakan pada acara kebudayaan, kitab suci yang ditulis manual, pakaian adat, perkakas, dan juga bahan porselen.
1. Alat Penangkap Ikan
Karena berada di daerah yang memiliki banyak pulau-pulau kecil hingga besar, dan tersebar luas sebagai bagian dari Kepulauan Riau. Membuat kehidupan masyarakat lokal tidak bisa terlepas dari perairan.
Museum Linggam Cahaya menyimpan berbagai koleksi untuk menangkap ikan seperti pancing, jaring, sangkar ikan, dan juga perahu. Museum ini juga memiliki informasi lengkap mengenai kapan dan dimana alat penangkap ikan tersebut dikumpulkan dan dikoleksi.
2. Perhiasan Khas Melayu
Pengunjung bisa menemukan banyak perhiasan seperti anting, gelang, manik-manik, dan juga cincin dengan nuansa Melayu di dalam museum. Koleksi tersebut didapatkan pengelola melalui masyarakat lokal yang biasa menyetorkan benda bersejarah.
Perhiasan tersebut biasanya dikenakan oleh masyarakat saat ada upacara atau pesta adat. Diantara koleksi yang ada di museum, pasangan baju pengantin adalah yang paling menarik untuk dilihat karena memiliki corak yang sangat identik dengan budaya Melayu.
3. Kitab Suci Pada Dedaunan
Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat lokal tak terlepas dari dakwah pada pedagang saat dahulu singgah di daerah Lingga. Karena itu, Islam menjadi agama yang dianut oleh hampir seluruh masyarakat Lingga.
Hal tersebut juga membuat Alim Ulama pada masa itu menulis Ayat Al-Quran di atas dedaunan dan kulit hewan. Koleksi tersebut masih tersimpan dengan rapi di dalam gedung museum sebagai pengingat bagi pengunjung dan juga wisatawan.
4. Pakaian Adat Melayu
Di dalam Museum Linggam Cahaya juga terdapat pakaian adat yang sering dikenakan oleh masyarakat. Evolusi dan modifikasi dari zaman dahulu juga dapat pengunjung temukan pada tiap pakaian adat yang terpajang di dalam kotak kaca.
Perkembangan tersebut tak terlepas dari pemerintah Kesultanan Melayu yang biasanya mengubah beberapa sudut dari pakaian adat. Sehingga bisa menciptakan pakaian adat nan indah untuk dipandang oleh mata, maupun untuk dikenakan saat acara kebudayaan.
5. Bahan Perkakas dan Porselen
Koleksi lain yang dimiliki oleh museum ini adalah bahan perkakas yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk menyajikan makanan, serta bahan dari porselen seperti guci dan vas bunga. Motif khas Melayu dapat pengunjung temukan pada ukiran di vas porselen dan piring.
Keindahan menjadi bentuk yang diunggulkan pada benda-benda tersebut. Hal itu juga sejalan dengan perjalanan budaya Melayu yang pada salah satu sisi mengedepankan makna keindahan.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Museum
Karena berada di salah satu pulau pada gugus Provinsi Kepulauan Riau, membuat Museum Linggam Cahaya dapat dikunjungi menggunakan berbagai akomodasi. Bagi pengunjung yang datang dari dalam kota, tentu dapat menggunakan akomodasi umum seperti bus dan angkot.
Sedangkan bagi pengunjung yang datang dari luar kota maupun luar pulau. Moda kendaraan yang dapat digunakan adalah angkutan kapal laut serta pesawat penumpang.
Bagi pengunjung luar pulau, tujuan paling awal untuk bisa sampai ke museum adalah menuju bandara di daerah Batam. Selanjutnya pengunjung bisa naik kapal laut hingga ke Kabupaten Lingga, dan melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Lingga menggunakan angkutan umum.
Setelah sampai ke Kecamatan Lingga, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan menuju Desa Diak. Seluruh perjalanan dari bandara hingga ke museum memakan waktu sekitar 6 hingga 8 jam, dengan estimasi 4 jam di laut dan 3,5 jam perjalanan darat.
Untuk pengunjung yang datang dari dalam pulau, pengunjung bisa memanfaatkan fasilitas markah jalan yang ada pada poros utama guna mengetahui letak museum. Perjalanan dari daerah paling pinggir di Kabupaten Lingga hingga ke museum memakan waktu sekitar 3 hingga 4 jam perjalanan darat.
Patokan pengunjung agar bisa sampai ke museum adalah Jalan Istana Robat yang pada sebelah kiri terdapat lapangan bola Sultan Mahmud Riayatsyah. Pengunjung tinggal lurus sejauh kurang lebih 500 meter lalu belok ke arah kanan sejauh 150 meter, kemudian pengunjung akan sampai ke depan Museum Linggam Cahaya.
Harga Tiket Masuk Wisata Museum
Biaya masuk yang ditetapkan oleh pihak Museum Linggam Cahaya adalah sebesar Rp 5.000,00 untuk pengunjung dewasa. Sedangkan untuk pengunjung anak-anak, biaya masuknya adalah sebesar Rp 2.000,00 saja.
Biaya lain yang harus pengunjung siapkan adalah biaya parkir jika datang menggunakan kendaraan pribadi. Untuk kendaraan roda empat biaya parkir adalah sebesar Rp 7.000,00 dan untuk kendaraan roda dua biasanya berkisar antara Rp 2.000,00 hingga Rp 3.000,00 per kendaraan.
Bagi pengunjung yang ingin masuk ke dalam museum, ada baiknya untuk mengetahui jam buka dan tutup. Biasanya pada hari biasa, museum akan buka jam 8 pagi dan tutup jam 4 sore.
Sedangkan ketika akhir pekan, museum buka lebih lama dengan estimasi jam buka pukul 8 pagi hingga tutup pada jam 5 sore. Saat hari besar dan Senin, museum ini tutup guna melakukan perawatan berkala.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan
Mengetahui Sejarah Kebudayaan
Pengunjung yang ingin mengetahui tentang sejarah kebudayaan Melayu. Tentu dapat menjadikan Museum Linggam Cahaya sebagai tujuan berwisata.
Hal itu terjadi karena koleksi dan informasi yang terdapat di dalam museum terhitung lengkap. Juga karena museum ini memiliki lebih dari 4000 koleksi dari budaya Melayu.
Memahami Peradaban
Selain mengetahui tentang sejarah, pengunjung juga dapat mempelajari tentang peradaban yang pernah ada di daerah Melayu. Kesultanan Melayu begitu megah pada masanya, hal itu dapat dibuktikan dengan peninggalan yang ada di dalam museum.
Pengunjung dapat mengetahui informasi mengenai peradaban dari masa ke masa. Pengunjung juga dapat melihat tulisan yang ada di depan kotak kaca pajangan guna mengetahui lebih jauh mengenai latar belakang koleksi museum.
Mengelilingi Gedung Museum Linggam Cahaya
Kegiatan selanjutnya yang bisa pengunjung lakukan selama berada di museum adalah mengelilingi keseluruhan gedung. Karena gedung ini memiliki 2 lantai, dan tiap lantainya memiliki koleksi yang berbeda.
Hal itu bisa membuat pengunjung memperoleh pengalaman yang bervariasi. Pengunjung juga bisa mengabadikan momen saat berada di dalam museum dengan memotret objek koleksi.
Objek Wisata Terdekat dari Museum Linggam Cahaya
1. Kawasan Sungai Tande
Objek wisata ini berada dekat dari lokasi museum dan memiliki keindahan yang sangat menawan. Pengunjung bisa melihat jernihnya air sungai yang mengalir secara deras.
2. Replika Istana Kesultanan Lingga
Selanjutnya ada bangunan replika dari istana yang dahulu pernah memerintah daerah Lingga. Pengunjung akan dibawa kembali ke masa dimana kesultanan tersebut berjaya dan makmur.
3. Kawasan Makam
Jika pengunjung ingin datang ke tempat wisata religi yang ada di Lingga, maka tempat ini dapat menjadi sarana yang bagus. Pengunjung bisa mendatangi area Makam Merah yang ada di daerah Lingga ujung.
Kepulauan Riau adalah sebuah Provinsi yang menyimpan banyak keindahan baik dari segi alam maupun sumber daya dan juga bangunan khas. Museum Linggam Cahaya adalah satu dari sekian banyak bangunan yang menyimpan koleksi dari kebudayaan Melayu.