Istana Siak Sri Indrapura memiliki corak bangunan khas Melayu, Arab, dan juga Eropa. Peninggalan dari sejarah kerajaan Melayu Islam juga masih terjaga dengan baik di dalamnya.
Harga Tiket: Rp 10.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Sri indrapura, Kp. Dalam, Kec. Siak, Kab. Siak, Riau. |
Istana Siak Sri Indrapura menjadi salah satu bukti dari kerajaan Melayu Islam yang terbesar di Riau, yaitu kerajaan Siak. Masa kejayaan kerajaan ini sendiri dimulai dari abad 16 hingga 20. Silsilah sultan-sultan dari Kerajaan Siak Sri Indrapura dimulai dari tahun 1732 Masehi, di dalamnya terdapat 12 sultan yang pernah menduduki tahta.
Istana ini merupakan kediaman resmi dari Sultan Siak, yang juga dikenal dengan nama Istana Asserayah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur. Meskipun kerajaan Siak berdiri pada tahun 1723, namun kompleks istana dengan luas 3,2 hektar ini baru dibangun oleh Sultan Siak ke-11 pada tahun 1889 dengan nama Istana Asseraiyah Al Hasyimiah. Pembangunannya dibantu oleh arsitek dari Jerman. Istana ini juga memiliki nama Istana Matahari Timur.
Istana Siak Sri Indrapura sendiri saat ini menyimpan banyak sekali barang-barang sejarah Kerajaan Siak yang terawat baik. Bahkan beberapa dari barang sejarah ini masih bisa digunakan dengan semestinya. Salah satu peninggalan yang cukup terkenal adalah kursi kristal yang dibuat tahun 1896. Terdapat juga cermin kristal yang mitosnya akan membuat siapapun tampak cantik dan awet muda.
Sejarah Singkat Istana Siak Sri Indrapura
1. Sultan Kerajaan Johor Mangkat
Pada tahun 1699, Sultan Mahmud Syah II yang merupakan Sultan Kerajaan Johor, mangkat akibat dibunuh oleh Magat Sri Rama. Setelah peristiwa tersebut, istri Sultan yang bernama Encik Pong yang sedang hamil ketika itu akhirnya dilarikan ke Singapura lalu ke Jambi. Dalam pelarian tersebut, lahir Raja Kecik yang kemudian besar di Kerajaan Pagaruyung di Minangkabau.
2. Perang Saudara
Selama Encik Pong dalam pelarian, Kerajaan Johor dipimpin Datuk Bendahara tun Habib dengan gelar Sultan Abdul Jalil Riayat Syah. Kemudian pada tahun 1717, Raja Kecik yang telah beranjak dewasa berhasil merebut Kerajaan Johor. Namun, pada tahun 1722 direbut kembali oleh Tengku Sulaiman yang merupakan ipar Raja Kecik dan putra Sultan Abdul Jalil Riayat Syah.
Dalam perebutan Kerajaan Johor, Tengku Sulaiman mendapatkan bantuan dari beberapa bangsawan Bugis. Terjadilah perang saudara yang berakibat kerugian yang cukup besar dari kedua belah pihak. Karena itulah kedua pihak memutuskan untuk mengundurkan diri. Dari pihak Johor akhirnya mundur ke Pahang, sementara itu Raja Kecik mengundurkan diri ke Bintan dan mendirikan kerajaan baru.
3. Pusat Kerajaan
Meskipun Kerajaan Siak berdiri di daerah Buantan, namun pusat kerajaan selalu berpindah-pindah dengan alasan-alasan tertentu. Dari Kota Buantan yang awalnya menjadi pusat kerajaan, lalu kemudian dipindahkan ke Mempura. Setelah itu, pusat kerajaan dipindah ke Senapelan Pekanbaru sebelum akhirnya kembali dipindahkan ke Mempura
Pada tahun 1827 hingga 1864 pada masa pemerintahan Sultan Ismail bersama Sultan Assyaid Syarif Ismail Jalil Jalaluddin, menetapkan pusat Kerajaan Siak dipindah ke Kota Siak Sri Indapura dan terus menetap di sana hingga masa pemerintahan Sultan Siak yang terakhir.
4. Pembangunan Istana
Pada masa pemerintahan Sultan ke-11 pada tahun 1889 hingga 1908, dibangun Istana Siak Sri Indrapura yang megah di Kota Siak. Istana ini mulai dibangun pada tahun 1889 dan diberi nama Istana Asseraiyah Hasyimiah. Bangunan ini juga dibantu oleh arsitek Jerman sehingga arsitektur istana memiliki perpaduan dari corak yang khas dari Melayu dan Arab, juga sentuhan corak Eropa.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim yang merupakan sultan ke-11 ini, Kerajaan Siak mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bidang yang paling maju adalah perekonomian. Pada masa itu juga, beliau juga memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Eropa. Negara yang pernah beliau kunjungi seperti Jerman dan Belanda.
Setelah wafat, Sultan Syarif Hasyim kemudian digantikan oleh Tengku Sulung Syarif Kasim yang masih bersekolah di Batavia. Pada tahun 1915, barulah Sultan Siak ke-12 dinobatkan dengan gelar Assayaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin. Selanjutnya beliau dikenal dengan nama Sultan Syarif Kasim Tsani atau Sultan Syarif Kasim II.
5. Bergabung dengan Republik Indonesia
Ketika Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Sultan Siak ikut mengibarkan bendera merah putih di kompleks Istana Siak Sri Indrapura. Setelah itu, beliau menemui Bung Karno di Jawa untuk bergabung dengan Republik Indonesia. Dalam pertemuan itu, beliau menyerahkan mahkota kerajaan dan uang sebesar sepuluh ribu gulden. Setelahnya, beliau bermukim di Jakarta.
Pada tahun 1960, beliau akhirnya kembali ke Siak dan mangkat pada tahun 1968 di Rumbai. Beliau menjadi Sultan Siak yang terakhir. Beliau juga tidak memiliki keturunan baik dari Tengku Agung yang merupakan permaisuri pertama, maupun Tengku Maharatu yang merupakan permaisuri kedua. Kemudian pada tahun 1997 Sultan Syarif Kasim II mendapat gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
Sementara itu, pada awal pemerintahan Republik Indonesia, Siak menjadi Wilayah Kewedanan Siak yang masuk Kabupaten Bengkalis. Statusnya kemudian berubah menjadi Kecamatan Siak. Pada tahun 1999 barulah Kecamatan Siak berupah status kembali menjadi Kabupaten Siak dengan Siak Sri Indrapura sebagai ibukota.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi
Istana Siak Sri Indrapura berada di pusat Kabupaten Siak, Riau. Lokasi ini berada sejauh kurang lebih 94 kilometer jika Anda berada di Kota Pekanbaru. Ada dua jalur untuk menuju Siak, yaitu dengan jalur sungai atau jalur darat. Waktu tempuh dengan kedua jalur ini hampir sama, kira-kira 2 sampai 2,5 jam. Sesampainya di pelabuhan, Istana Siak Sri Indrapura hanya tinggal 500 meter saja.
Jika Anda menggunakan jalur darat, Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Jika ingin menggunakan kendaraan umum, maka bisa naik bus dari Kota Pekanbaru. Sedangkan jika Anda menggunakan jalur sungai, Anda dapat menggunakan speedboat. Anda hanya tinggal memilih jalur perjalanan yang Anda inginkan.
Desain Megah Istana Siak Sri Indrapura
1. Pintu Gerbang
Istana ini memiliki keindahan arsitektur bahkan dari pintu gerbang istana. Ketika memasuki gerbang ini, maka pengunjung akan disambut dengan sepasang elang dengan posisi menyamba. Matanya memancar tajam dan terbuat dari perunggu, serta 4 pilat istana di puncaknya. Burung elang ini melambangkan kebesaran, kebenaran, serta kemegahan dari Kerajaan Siak.
2. Bangunan Istana
Beberapa bagian dari bangunan istana memiliki pilar dan lengkungan yang biasanya digunakan pada bangunan mewah di Eropa dan juga Timur Tengah. Sebelum memasuki bangunan istana, taman-taman hijau yang tertata dengan sangat cantik akan mengiringi perjalanan menuju pintu masuk. Taman-taman ini sangat memanjakan mata.
Memiliki dua lantai, setiap bangunan memiliki pilar yang berbentuk bulat. Sedangkan pada bagian ujungnya terdapat hiasan berbentuk burung garuda. Pintu dan jendela sendiri berbentuk kubah dengan mozaik kaca yang memantulkan aksesori-aksesori yang ada di dalam istana menuju segala arah.
Pada lantai dasar, terdapat enam ruangan yang memiliki fungsi yang berbeda seperti untuk ruang sidang atau ruang yang digunakan untuk menerima tamu. Terdapat juga ruang besar utama dengan pembagian ruang depan, ruang sisi kiri, ruang sisi kanan, dan ruang belakang istana.
Sementara itu pada lantai atas memiliki sembilan ruang yang digunakan untuk tempat istirahat Sultan beserta keluarga, juga kerabat dan tamu-tamu kerajaan. Pada lantai dua ini akan tampak aksesori yang kesemuanya merupakan campuran dari Melayu, Arab, dan juga Eropa. Desain eropa sendiri digunakan mengingat Sultan ke-11 pernah melakukan kunjungan ke sana.
3. Bangunan Penunjang
Selain bangunan utama, Istana Siak Sri Indrapura juga memiliki bangunan-bangunan penunjang seperti istana panjang, istana limas, dapur, gardu lama, kolam, juga bangunan istana baru yang berada di sebelah barat. Istana baru ini merupakan bangunan yang didirikan pada masa pemerintahan dari sultan terakhir.
4. Interior
Di dalam istana, terjajar dengan rapi segala aksesoris istana Siak dari waktu ke waktu. Salah satunya adalah patung repilka yang menggambarkan keadaan waktu sebelumnya ketika sultan duduk dengan diapit pengawal dan wakilnya. Beberapa langkah selanjutnya, pengunjung akan sampai di ruang makan yang memiliki desain yang sangat mewah.
Ruang ini dikelilingi dengan vermin besar dan juga berbagai koleksi keramik peninggalan Kerajaan Saik yang usianya sudah ratusan tahun, pengunjung juga dapat melihat keci; yang dahulunya merupakan cermin milik permaisuri yang terbuat dari kristal. Selain itu juga terdapat pula peninggalan lain yang disimpan rapi dengan penjelasan singkat mengenai barangnya.
Fasilitas yang Tersedia di Kawasan Istana
Istana Siak Sri Indrapura buka setiap hari, jam operasional sendiri dari 08.00 hingga 16.00 sore. Untuk memasuki istana, pengunjung akan ditarik biaya tiket sebesar Rp 10.000 saja. Dengan harga yang terjangkau, pengunjung sudah dapat menikmati kompleks istana yang bersih, taman-taman di halaman istana yang tertata cantik juga bagian dalam istana yang sangat bersih.
Benda-benda bersejarah yang ada di dalam istana ini juga tertata dengan rapi dan terawat sangat baik. Karena itulah pengunjung bisa berwisata sejarah dengan nyaman. Selain itu, beberapa benda yang cukup rentan juga telah disimpan di lemari-lemari kaca sehingga tidak ada pengunjung yang dapat memegang dengan sembarangan dan merusaknya.
Istana Siak Sri Indrapura menjadi salah satu peninggalan yang menunjukkan bawa di daerah Riau pernah ada kerajaan Islam yang sangat besar. Dengan berbagai barang-barang koleksi, semuanya masih terjaga baik. Bahkan beberapa masih dapat digunakan.