Janjang Saribu Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Kayu Kubu, Kec. Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. |
Indonesia tak pernah kehabisan tempat wisata yang menarik. Karena tempat wisata yang ada di Indonesia tersebar luas di seluruh daerah. Mulai dari wisata sejarah, wisata alam, hingga wisata kekinian semuanya ada di Indonesia. Termasuk di daerah Sumatera Barat, ada tempat wisata yang dikenal dengan nama Janjang Saribu yang mirip tembok besar China.
Tempat wisata yang terletak di Sumatera Barat tersebut selalu berhasil membuat wisatawan baik domestik maupun mancanegara seakan terhipnotis. Meskipun melelahkan karena wisatawan harus berjalan kaki melewati banyak anak tangga menuju ke puncak, rasa lelah seolah akan terbayar lunas dengan pemandangan yang disuguhkan di sekelilingnya.
Wisatawan yang sedang berkunjung ke Sumatera Barat dan ingin menikmati suasana berbeda dengan pemandangan hijau di depan mata bisa mendatangi The Great Wall ala Bukittinggi ini. Berwisata di kawasan perbukitan dengan trekking di jalanan yang berbatu dan sulit dilalui sudah biasa, di sini wisatawan harus trekking menaiki banyak anak tangga.
Daya Tarik yang Dimiliki Janjang Saribu
1. Dijuluki dengan Istilah ‘The Great Wall’
Tempat wisata di Sumatera Barat ini dijuluki dengan istilah ‘The Great Wall’ karena dari bentuknya sangat mirip dengan The Great Wall of China atau tembok besar China. Tembok besar yang membentang di China adalah sepanjang 8,851 km sementara itu janjang di Koto Gadang adalah sepanjang kurang lebih 1 km.
Tembok besar yang membentang di Sumatera Barat ini diresmikan oleh Indra Catri yang merupakan Bupati Agam pada tahun 2013. Dulunya, Indra Catri menyebut janjang ini dengan sebutan jalan kenangan karena membentang cukup panjang hingga sampai ke paling ujung.
2. Merupakan Tempat Wisata Bersejarah
Di tahun 1970-1980 an silam, sejumlah anak tangga yang berderet di Janjang Saribu pada mulanya terbuat dari bahan bambu. Janjang tersebut berfungsi sebagai jalan untuk anak sekolah pada masa itu menuju ke sekolah mereka di Bukittinggi. Sementara itu, di jaman kolonial Belanda, janjang ini disebut ‘Janjang Bantuang’.
Dinamakan Janjang Bantuang karena saat itu jalanannya masih berupa tanah dengan bambu sebagai alat untuk menopang batuang tersebut. Janjang ini juga difungsikan untuk akses masyarakat tradisional yang bermukim di puncak Bukit Apit ketika akan mengambil pasir dan air di dasar ngarai.
3. Memiliki Rute Wisata yang Mudah
Wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata unik ini tidak perlu merasa khawatir karena pihak pengelola janjang sudah menyediakan rute wisata yang akan memudahkan wisatawan saat berkunjung. Tembok besar yang terbuat dari beton ini merupakan akses penghubung antara daerah Bukittinggi dengan Agam.
Bahkan, di tengah rute antara dua daerah tersebut terdapat jembatan gantung yang dikenal dengan nama Jembatan Merah. Wisatawan yang kelelahan saat trekking bisa beristirahat sejenak di beberapa pos sebelum menuju puncak sambil menikmati pemandangan hijau. Ada juga pondok di puncak ngarai pada janjang untuk istirahat.
4. Mempunyai Asal Usul Nama yang Menarik
Janjang sendiri artinya ‘tangga’ dan saribu artinya ‘seribu’ dalam bahasa Minang. Akan tetapi penamaan Janjang Saribu bukan karena tembok dari beton ini mempunyai jumlah anak tangga mencapai 1.000, melainkan jumlah anak tangganya hanya ratusan saja. Walaupun hanya ratusan anak tangga, namun cukup menguras tenaga.
Sudut kemiringan pada ratusan anak tangga tersebut sampai 90 derajat dengan total panjang keseluruhan rute wisatanya kurang lebih 780 meter. Bahkan, untuk sampai di ujung tembok, wisatawan harus trekking melalui ratusan anak tangga selebar dua meter tersebut dalam waktu 15-30 menit.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi
Tempat wisata yang terkesan unik ini berada di Bukit Apit, tepatnya di daerah Bukittinggi. Janjang yang disebut juga dengan ‘The Great Wall of Koto Gadang’ ini termasuk tempat wisata yang cukup unik karena berupa tembok beton 1,7 km yang memanjang di kawasan Pegunungan Bukit Barisan. Letaknya ada di seberang tempat wisata Taman Panorama.
Sebagian wisatawan pasti mengira bahwa The Great Wall of Koto Gadang dan Janjang Saribu adalah tempat wisata yang sama. Padahal sebenarnya keduanya bukan merupakan satu tempat wisata yang sama. The Great Wall of Koto Gadang terletak di Kabupaten Agam, tepatnya di Nagari Koto, seberang barat Lobang Jepang.
Sementara itu janjang ini terletak di Bukittinggi, tepatnya di Bukit Apit, sebelah barat laut dari arah Lobang Jepang. Untuk menjelajah tempat wisata ini, wisatawan bisa melalui dua jalur, Ngarai Sianok atau Goa Jepang dengan perbedaan kondisi alamnya.
Jika jalur yang dipilih adalah Goa Jepang, maka wisatawan akan bayak menapaki kontur jalan yang menurun. Dengan kontur jalan turunan yang lebih banyak dibandingkan tanjakan, tentu saja wisatawan lebih mudah saat melaluinya.
Namun, jika ingin jalur yang lebih menantang, bisa melalui Ngarai Sianok dengan akses yang banyak memiliki kelokan dan lebih sempit. Meski begitu, pemandangan tebing dan pepohonan hijau yang rimbun bisa disaksikan di jalur tersebut.
Harga Tiket Masuk Janjang Saribu
Wisatawan yang ingin berkunjung ke tempat wisata ini bisa bebas menentukan hari dan waktu yang diinginkan karena Janjang Saribu dibuka setiap hari Senin-Minggu selama 24 jam. Yang menarik adalah tidak ada tiket masuk untuk memasuki kawasan ini. Wisatawan hanya perlu menyiapkan uang Rp 3.000 untuk parkir motor dan Rp 5.000 untuk parkir mobil.
Selain tiket parkir, wisatawan juga perlu menyiapkan uang Rp 50ribu jika ingin menggunakan jasa ojek motor lokal ketika akan turun dari puncak paling atas. Wisatawan yang sudah merasa sangat kelelahan akan sangat terbantu dengan adanya jasa ojek motor yang disediakan oleh pihak pengelola tempat wisata ini dengan kerjasama pemerintah setempat.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan
1. Trekking Menuju ke Puncak
Wisatawan diharuskan trekking untuk bisa mencapai puncak. Dua jalur yang bisa dilalui baik jalur Goa Jepang atau Ngarai Sianok sama-sama mempunyai daya tarik masing-masing. Walaupun memang jalur Goa Jepang dianggap lebih mudah dilalui karena didominasi dengan jalan turunan.
Sementara itu jalur Ngarai Sianok lebih sulit dilalui karena lebih didominasi dengan jalan yang berkelok dan sempit. Kegiatan trekking ini akan memakan waktu kurang lebih 15-30 menit untuk menyusuri tembok beton sepanjang 1,5 meter. Agar aman, wisatawan disarankan untuk menggunakan sepatu khusus trekking.
2. Beristirahat di Pos
Sebelum mencapai puncak, wisatawan akan menemui beberapa pos pemberhentian seperti saat pendakian di gunung yang bisa dimanfaatkan oleh wisatawan untuk beristirahat sejenak. Di pos-pos yang ada di Janjang Saribu ini, wisatawan bisa duduk-duduk beristirahat sambil meluruskan kaki agar rasa lelah bisa terkikis.
Sambil beristirahat, wisatawan bisa sembari menikmati keindahan pemandangan alam hijau yang terhampar luas di depan mata. Udaranya begitu sejuk sehingga beristirahat di pos pemberhentian disarankan agar wisatawan tidak terlalu letih selama perjalanan menuju ke puncak.
3. Hunting Foto Janjang Saribu
Kegiatan ini termasuk kegiatan wajib yang banyak dilakukan oleh wisatawan ketika berkunjung ke tempat wisata ini. Berfoto dengan latar belakang pemandangan perbukitan yang didominasi dengan pepohonan hijau dan tembok beton yang mirip dengan tembok besar China tentu terlihat menarik saat diupload ke sosial media.
Dengan tinggi tembok kurang lebih 1 meter dan lebar 2 meter, wisatawan bisa berfoto dengan berjejeran maksimal 3 orang. Di puncak wisatawan akan menemukan jam gadang khas Sumatera yang merupakan spot foto terfavorit wisatawan yang berkunjung. Ada juga jembatan merah yang bagus dijadikan sebagai spot berfoto.
Fasilitas yang Tersedia di Kawasan Wisata
Wisatawan yang berencana untuk mengunjungi Janjang Saribu tidak perlu khawatir soal fasilitas yang ada disana. Pihak pengelola sudah menyediakan beberapa pos untuk tempat wisatawan beristirahat sejenak.
Pos-pos tersebut bebas digunakan oleh wisatawan yang ingin beristirahat. Di pos tersebut wisatawan juga bisa sembari menikmati pemandangan. Selain pos-pos pemberhentian tersebut, pihak pengelola wisata juga sudah menyediakan lahan parkir yang luas dengan penjaga parkirnya.
Ada juga fasilitas ojek motor lokal yang bisa dimanfaatkan oleh wisatawan ketika akan turun ke bawah dari puncak paling atas karena rutenya memang cukup jauh untuk bisa sampai ke jalan raya di bawah. Ketika mengunjungi tempat wisata ini, terkadang wisatawan akan menemui beberapa satwa liar yang tiba-tiba melintas, salah satunya adalah monyet.
Wisatawan diharuskan berhati-hati dengan barang bawaannya ketika menemui monyet saat perjalanan menuju ke puncak. Wisatawan juga harus menyiapkan minuman yang cukup karena warung makan ada di bawah.
Jika wisatawan memang berencana ingin berlibur di Sumatera Barat tepatnya Bukittinggi, Janjang Saribu ini termasuk tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Disana wisatawan akan merasakan sensasi seperti sedang menyusuri tembok besar China karena secara sekilas memang tempat wisata ini mirip dengan ikon bangunan negara China itu.