Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Batang Barus, Kec. Gungu Talang, Kab. Solok, Sumatera Barat. |
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas Islam, banyak bukti peninggalan penyebaran islam di Indonesia, salah satunya yang berada di Sumatera Barat. Ketika berkunjung ke Tanah Minang tepatnya di Kabupaten Solok wajib untuk mengunjungi salah satu destinasi wisata religi berupa masjid tertua di Indonesia ini.
Namanya Masjid Tuo Kayu Jao yang sudah berdiri sejak abad ke 16, masjid tertua ini menjadi bagian dari sejarah panjang penyebaran islam khususnya di Kabupaten Solok. Arsitektur masjid ini memadukan antara Budaya Minangkabau dan arsitektur islam.
Pendiri dari masjid ini merupakan dua pendakwah yaitu Angku Labai dan Angku Masaur atau Angku Masyhur. Masjid tertua yang masih berdiri sampai sekarang ini ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya yang berada di Provinsi Sumatera Barat dan diawasi oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala.
Sejarah Masjid Tuo Kayu Jao
Mengenai tahun berapa berdirinya masjid ini masih belum bisa dipastikan, ada banyak sumber yang mengungkapkan tahun berbeda pembuatan masjid ini. Merujuk pada data dari sumber lamanan website Kementerian Pendidikan tahun pendirian masjid ini pada 1599 Masehi. Catatan lain ada yang menyebutkan tahun pendirian masjid pada 1419.
Proses pembangunan masjid dilakukan secara gotong royong oleh warga. Keberadaan Masjid Tuo Kayu Jao ini menjadi bukti bahwa islam telah menyebar ke Tanah Minangkabau khususnya daerah Solok pada abad ke-16, pembangunan masjid pun terus mengalami perkembangan seiring dengan meluasnya pengaruh islam kala itu.
Di abad ke-16 nagari tempat masjid tertua di Indonesia ini berada dan lingkungan sekitarnya telah mengenal bentuk unsur kepemimpinan yang dikenal yaitu alim ulama atau pemuka agama, cerdik pandai atau orang dengan pengetahuan yang luas, dan ninik mamak.
Dua tokoh pemuka agama yang menggagas pendirian masjid ini pada awal keberadaan masjid bertindak sebagai imam dan muadzin. Angku Masyhur berperan sebagai imam dengan suara yang merdu ketika melantunkan bacaan sholat. Sedangkan Angku Labai bertugas menjadi muadzin karena memiliki suara khas ketika adzan.
Kedua tokoh pendiri masjid dimakamkan tidak jauh dari lingkungan masjid. Kini Masjid Tuo Kayu Jao masuk dalam cagar budaya dan telah beberapa kali mengalami pemugaran berupa pemugaran tiang, atap dan yang terbaru dilakukan perubahan warna cat dari yang semula putih menjadi coklat kehitaman namun tetap mempertahankan keaslian masjid.
Keunikan Masjid Tuo Kayu Jao
1. Arsitektur Masjid Perpaduan Budaya Minang dan Islam
Masjid Tuo Kayu Jao di awal pembangunannya menggunakan bahan dasar kayu jao yang memiliki sifat kuat, alot dan keras. Atap masjid terdiri dari tiga tingkat yang dibuat secara bertumpang yang kemudian ditutup dengan ijuk yang memiliki ketebalan 15 cm. Bentuk dari atap ini seperti layaknya Rumah Gadang dari Minang namun bentuknya gonjong.
2. 27 Tiang Penyangga Simbol Enam Suku
Atap masjid tertua ini ditopang oleh 27 tiang penyangga yang menjadi simbol keberadaan 6 suku yang ada di sekitar masjid. Masing-masing suku ini punya 4 unsur pemerintah ditambah dengan 3 unsur dari agama berupa Khatib, Imam dan Bilal. Tiang-tiang ini memiliki ukuran 25cm dan 30cm. Uniknya tiang hanya diletakkan di batu sandi untuk pondasinya.
3. Jumlah Jendela Ganjil
Keunikan dari Masjid Tuo Kayu Jao ini juga terletak dari banyaknya jendela yang ada. Jumlah jendela ada 13 buah yang memiliki makna simbolik dari 13 rukun shalat. Dengan adanya jendela ini unsur material yang memang sudah tua semakin terasa.
Image Credit:
4. Sudut Dinding dengan Ukiran Naga
Keunikan Masjid Tuo Kayu Jao ini juga terletak di bagian sisi dindingnya, dimana keempat sisi dinding ini memiliki ukiran yang berbentuk naga. Ukiran naga yang ada masih dipertahankan keasliannya sampai sekarang.
5. Bedug Tertua Ada di Masjid
Daya tarik lainnya dari masjid ini ada pada bedug atau dalam Bahasa Minang dikenal dengan nama tabuh, Bedug yang ada di masjid ini diperkirakan umurnya sama dengan umur masjid. Pengunjung yang datang ke Masjid di Kabupaten Solok ini akan melihat antiknya bedug yang ada.
6. Suasana Sekitar Masjid
Pada samping bangunan Masjid Tuo Kayu Jao ada aliran anak sungai yang debit airnya cukup deras dan sangat jernih. Suasana senyap, khusyuk dan tenang dengan gemericik air menjadi perpaduan yang sangat nyaman untuk didengar. Untuk bisa ke lokasi masjid perlu melewati jalanan kecil yang masih ada kerikil bebatuannya.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi
Masjid Tuo Kayu Jao dahulu menjadi pusat penyebaran Agama Islam di Tanah Minang. Alamat masjid tertua di Pulau Sumatera ini terletak di Nagari Batang Barus yang masuk dalam Kabupaten Gunung Talang, Sumatera Barat. Meskipun sudah lapuk dimakan usia masjid ini masih aktif dijadikan tempat ibadah, pusat belajar agama dan wisata religi.
Jika pengunjung berasal dari Padang bisa melewati rute jalan raya penghubung ke arah Padang menuju Alahan Panjang disana akan ada gapura kecil yang menunjukan keberadaan Masjid. Lokasi tepatnya gapura kecil itu berada di tikungan tajam daerah Nagari Batang Barus, persis berada di seberang Masjid Raya Nurul Ihsan.
Jika hanya dari jalan raya pengujung tidak akan melihat tampak dari bangunan masjid ini karena posisi masjid yang berada di tengah lembah perbukitan. Meskipun sebenarnya lokasi masjid ini sudah berada di 1.152 mdp tetap belum terlihat dari jalan utama. Sehingga Dari jalan raya masuk ke dalam gapura kurang lebih 300 meter.
Jika dilihat sekilas suasana senyap dan damai begitu terasa dari bangunan masjid tertua ini, namun siapa sangka banyak orang yang telah berkunjung ke masjid ini berasal dari berbagai penjuru nusantara seperti dari Banten, Pekanbaru, Jambi, Medan, Banjarmasin, Samarinda dan lainnya. Ada pula pengunjung dari mancanegara seperti Polandia, Belanda dan Perancis.
Masjid Tuo Kayu Jao berjarak kurang lebih 20 menit saja dari Ibu Kota Kabupaten Gunung Talang yaitu Arosuka. Dahulu jalan untuk ke lokasi masjid masih sangat sederhana dengan minimnya lahan parkir yang ada. Sehingga untuk wisatawan yang membawa rombongan bus harus menepikan kendaraannya di depan jalan Masjid Nurul Ikhsan.
Lokasinya masih cukup jauh dari Masjid cagar alam ini yaitu berada di Jalan Utama dari Lubuk Selasih Muaralabuh. Sekarang kondisi jalannya sudah diperbaiki oleh pihak pengelola, dimana jalan sudah diaspal halus dan juga lebar jalan untuk bisa ke masjid dibuat lebih lebar dengan akses parkir kendaraan yang lebih memadai tentunya.
Jadi pengunjung tidak perlu khawatir harus berjalan cukup jauh untuk bisa sampai ke kawasan masjid. Adanya pemugaran di berbagai aspek ini merupakan upaya masyarakat dan pihak pengelola yang bertujuan untuk meningkatkan sektor wisata religi di Kabupaten Solok.
Pengunjung tidak akan dikenakan tarif tiket masuk untuk mengunjungi masjid megah tertua di Minang ini. Biaya yang dikeluarkan hanya berupa uang parkir untuk menjaga supaya kendaraan yang dipakai tetap aman.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan di Masjid Tuo Kayu Jao
1. Beribadah
Fungsi utama bangunan masjid untuk umat Islam adalah sebagai tempat untuk beribadah. Bagi para pengunjung yang beragama islam bisa menyempatkan berkunjung pada waktu-waktu sholat untuk bisa merasakan nikmatnya ibadah di masjid yang megah ini. Bangunannya yang luas dengan suasana yang masih asri membuat hati damai.
2. Pusat Pendidikan
Masjid yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya ini selain berfungsi sebagai tempat ibadah juga berperan sebagai pusat pendidikan agama islam. Pengunjung akan menjumpai anak-anak yang sedang belajar mengaji di area masjid pada waktu tertentu. wisatawan jadi bisa melihat secara langsung aktivitas belajar agama di masjid menawan ini.
3. Menikmati Keindahan Lingkungan
Masjid yang lokasinya berada di antara pemukiman warga dan kebun teh ini terbilang masih sangat asli. Berbeda dengan megahnya masjid di Ibu Kota. Untuk bisa sampai ke kompleks masjid pengujung harus melewati jalan turunan di dekat pemukiman warga. Suara aliran anak sungai, hijaunya pemandangan dan kunonya arsitektur masjid.
4. Wisata Religi
Berwisata religi menjadi kegiatan yang menarik dilakukan di Masjid tertua ini. Untuk bisa mendapatkan cerita sejarah juga filosofi makna dari bangunan yang ada pengujung bisa memanfaatkan jasa guide yang ada. Memahami simbol yang ada di bangunan masjid akan menambah rasa kagum dan syukur akan kebesaran syiar islam pada masa itu.
5. Mengabadikan Keindahan Masjid
Jaman sekarang berkunjung ke suatu tempat kurang lengkap rasanya bila belum mengabadikan momen dan keindahan selama disana. Abadikan megah dan aslinya bangunan yang ada untuk dijadikan oleh-oleh penghias feed instagram.
Begitulah sejarah dan keunikan bangunan dari Masjid Tuo Kayu Jao, yang menjadi masjid tertua hanya di Provinsi Sumatera Barat tetapi juga ditetapkan sebagai masjid tertua di Indonesia. Masjid yang menjadi salah satu warisan cagar budaya ini masih memiliki fungsi utamanya sebagai tempat ibadah dan menuntut ilmu agama sampai sekarang.