Berkunjung ke Langkat tapi bingung bawa pulang oleh-oleh? Inilah rekomendasi buah tangan khas dari Langkat yang paling populer dibeli wisatawan.
Nama dari kabupaten Langkat berasal dari nama sebuah kesultanan yang dulu berdiri di kota sangat kecil bernama Tanjung Pura. Kesultanan tersebut bernama Kesultanan Langkat, yang letaknya 20 km dari daerah Stabat.
Destinasi wisata yang banyak dikunjungi di Langkat adalah Air Panas Simolap, Namu Sira-Sira, Air Terjun Siluman, The Yo’s Hill dan masih banyak lagi. Hampir sebagian besar tempat wisatanya didominasi oleh wisata alam karena letak Langkat yang secara geografis berada di perbukitan. Air terjun yang segar, sungai bening, bukit-bukit tinggi, semuanya masih terjaga dengan baik.
Setiap tahun banyak wisatawan yang berkunjung untuk menikmati beragam keindahan alam di Langkat. Selain menawarkan banyak objek wisata indah, Langkat juga memiliki berbagai oleh-oleh khas yang bisa dibawa pulang wisatawan. Oleh-oleh tersebut disediakan dalam berbagai bentuk yang menarik. Berikut daftar oleh-oleh khas Langkat yang paling populer dan banyak dicari.
1. Dodol Pulut Langkat
Dodol khas Langkat biasa dibuat dari bahan dasar buah durian. Bahan-bahan lain yang digunakan diantaranya tepung pulut, santan, gula aren dan air. Semua bahan dicampur dan diuleni selama 5 jam hingga pulen dan nampak coklat kehitaman. Proses pembuatannya benar-benar membutuhkan tenaga ekstra serta waktu yang cukup lama.
Selain durian, ditawarkan juga rasa lain seperti nanas, wijen dan pandan. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, hanya sekitar 28,000 rupiah satu paket. Teksturnya yang kenyal berpadu dengan rasa manis yang tidak terlalu pekat. Bahkan, beberapa pembuat dodol menambahkan aroma jahe ke dalam adonan, sehingga aroma jahe tercium harum.
Dodol pulut khas Langkat biasa diproduksi di Desa Pematang Tengah, Desa Serapuh Asli dan Desa Perupuk. Dodol ini dijual dengan kualitas terjamin dan tampilan yang apik.
2. Halua
Manisan khas Langkat yang dikenal dengan Halua terbuat dari beragam buah yang tumbuh di Kabupaten Langkat. Buah-buahan yang biasa dibuat manisan seperti pepaya, labu, cabai, buah renda, terong, buah gelugur, wortel dan lain-lain.
Cara membuat halua dengan mengupas berbagai buah, lalu bentuk buah dengan bentuk yang beragam. Selanjutnya buah dilumuri gula dan air, lalu didiamkan selama beberapa hari. Beberapa pengolah mempersiapkan larutan gula yang dipanaskan dahulu sebelum dilumurkan ke buah-buahan.
Manisan yang paling banyak digemari adalah halua dari cabai. Harga setiap kilogramnya beragam sesuai dengan ukuran halua. Ada yang berkisar 70,000 rupiah hingga 75,000 rupiah per kilogramnya.
3. Kue Bangkit
Kue Bangkit berbentuk seperti bunga dengan 5 lekuk di pinggirnya. Kue ini berwarna putih ditambah taburan gula-gula warna-warni di atasnya. Pembuatan Kue Bangkit dipanggang dalam oven dengan suhu sedang agar kue terasa empuk.
Elemen penyusunnya meliputi margarin, gula pasir, telur, santan kental, tepung tapioka dan bahan-bahan lain. Pertama-tama gula pasir dan santan direbus hingga mendidih kemudian dibiarkan hingga dingin. Setelah itu seluruh bahan dicampur dan diaduk perlahan.
Adonan yang sudah sudah rata kemudian digilas dengan tingkat ketebalan yang sesuai lalu dicetak menggunakan alat cetak dan hasil cetakan dipindahkan ke loyang. Dilanjut dengan taburan topping dan dipanggang hingga matang.
4. Bolu Kemejo
Kuliner ini awalnya hanya menjadi konsumsi pribadi setiap keluarga di rumahnya masing-masing. Seiring berjalannya waktu, orang-orang banyak menjualnya kepada konsumen dan menjadi panganan khas dari Langkat.
Bolu Kemejo tergolong makanan tua di Langkat, karena ada semenjak masa penjajahan. Tepat di tahun 1998, bolu ini kembali diperkenalkan oleh seorang ibu bernama Dinawati kepada khalayak hingga kini menjadi oleh-oleh khas Langkat.
Permukaan bolu berwarna coklat dengan dalamnya berwarna hijau muda. Rasa manis yang dihasilkan membuat bolu ini menjadi primadona bagi wisatawan saat berkunjung ke Kabupaten Langkat.
5. Cencaluk
Buah tangan yang satu ini merupakan jenis lauk pauk yang dikemas dengan cara tradisional khas Melayu. Bahan utamanya dari udang halus yang diolah dengan bahan rempah. Kandungan protein dari Cencaluk sangan tinggi sehingga cocok dijadikan lauk makan.
Pengolahan Cencaluk menggunakan bakteri dari asam laktat untuk membantu proses fermentasinya. Udang yang dipakai untuk membuat olahan Cencaluk dikenal dengan nama Udang Geragau.
Proses memasak Cencaluk tergolong mudah, hanya dengan cara ditumis biasa dalam wajan. Bahan-bahan tambahan yang ditumis diantaranya, cabai, bawang, dan perasaan jeruk. Setelah matang, bisa langsung disantap dengan nasi hangat.
6. Roti Asidah
Roti Asidah adalah panganan khas daerah Langkat. Tekstur yang sangat lembut dan warnanya yang cantik membuat roti ini banyak menarik perhatian wisatawan untuk membawa pulang ke rumah sebagai buah tangan keluarga.
Roti Asidah memiliki cita rasa manis ditambah aroma cengkeh yang harum. Di samping itu, ada pula elemen seperti daun pandan dan kayu manis yang membuat bau harum menyengat ke dalam hidung.
Cara menyantap roti ini dengan menambahkan taburan daun bawang di atasnya. Hal ini yang membuatnya unik dibanding roti lainnya. Wisatawan bisa menjumpainya hampir di setiap sudut Kabupaten Langkat.
7. Roti Jala
Kabupaten Langkat kaya akan olahan pangan yang enak dan unik dibanding daerah lain, salah satunya Roti Jala. Roti ini dibuat dari campuran tepung terigu, telur dan air. Ketiga bahan utama diulen hingga merata sempurna. Setelah itu dimasak di atas teflon yang sudah dipanaskan di atas kompor.
Lapisan yang dituang di teflon tidak boleh terlalu tebal. Kemudian dikirai hampir serupa dengan jala dan diacak-acak dengan spatula. Step selanjutnya digulung menyerupai gulungan telur. Jika sudah matang, roti ditempatkan dalam piring atau mangkung dan disiram dengan kuah kari ikan atau gulai kambing.
Panganan ini bisa disajikan ketika bersantai dengan keluarga atau teman. Saat hajatan dan perayaan tertentu juga semakin lengkap dengan olahan dari Roti Jala. Harganya sangat murah dan terjangkau di kantong, sekitar 5,000 rupiah saja. Cara mengolahnya juga cukup sederhana sehingga bisa dipraktekkan di rumah.
8. Ikan Salai
Ikan Salai berupa ikan segar yang sudah dikeringkan dengan melalui proses pengasapan atau bahasa daerahnya dikenal dengan proses penyalaian. Pengasapan ini berlangsung selama 1 hingga 2 hari. Proses pembuatannya tergolong masih tradisional, serta banyak dilakukan khususnya oleh masyarakat Melayu.
Jenis ikan yang biasa dibuat Ikan Salai yaitu ikan patin, lele, ikan gurami, ikan gabus, jurung, ikan baung sungai dan lain-lain. jenis ikan baung sungai menjadi Ikan Salai termahal dengan harga mencapai Rp. 200,000 per kilogramnya.
Tahapan pengolahan Ikan Salai dimulai dari membelah ikan menjadi dua, lalu semua kotoran dibersihkan dan dicuci hingga bersih. Setelah bersih, ikan direndam dalam cairan garam. Perendaman bisa memakan waktu sekitar 2 jam agar garam meresap dalam ikan. Langkah selanjutnya baru disusun di tempat bakaran untuk diasapi.
9. Roti Canai
Urutan kesembilan oleh-oleh khas dari Langkat adalah Roti Canai. Bentuknya yang bulat membuatnya sangat unik dan menarik wisatawan untuk mengkonsumsi. Roti ini bisa disantap dengan kuah kari atau berbagai macam sambal sehingga membuatnya semakin nikmat. Bisa dikonsumsi pula untuk teman minum kopi atau teh di sore hari.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Roti Canai meliputi tepung terigu, mentega, air dan garam. Jika ingin membuat kuah kari, nyukup menyiapkan beberapa rempah yang mudah dijumpai di pasar. Bahan pembuat kuah kari diantaranya santan, air, daun jeruk, bawang merah, bawang putih, serai, jahe dan bumbu rempah lainnya.
Pembuatan Roti Canai dengan cara menyampur air, tepung dan garam ke dalam wadah dan diaduk hingga rata. Setelah cukup rata, kemudian dimasukkan mentega cair ke dalamnya. Uleni adonan supaya menyampur sempurna, kemudian dibagi menjadi beberapa bagian kecil. Setiap bagian ditipiskan hingga setebal 0.5 cm dan dipanaskan dalam wajan.
10. Bandrek Langkat
Bandrek khas Langkat diracik dengan bahan-bahan pilihan. Setidaknya ada 10 hingga 12 jenis rempah-rempahan yang digunakan untuk membuat bandrek. Jika bahan rempah kurang dari jumlah tersebut, olahan tersebut tidak bisa disebut dengan bandrek. Hal ini membuat Bandrek Langkat kaya akan rempah yang berkualitas.
Bandrek merupakan oleh-oleh sejenis minuman yang sangat terkenal di Langkat. Rasanya yang unik dan sangat khas membuatnya beda dari bandrek di daerah lain. Minuman ini sangat cocok diminum saat udara dingin, untuk menambah kehangatan tubuh. Beberapa penjual menjual dengan kemasan praktis sehingga bisa dibawa pulang.
Ada berbagai varian yang digunakan untuk campuran meminum bandrek, diantaranya susu, telur, jahe dan bahan lain sesuai selera. Selain itu, bisa menjadi teman makan pisang goreng, tahu crispy maupun camilan lain.
Itulah daftar oleh-oleh khas Langkat yang paling populer. Setiap wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Langkat pasti tidak pernah lupa untuk membeli buah tangan tersebut. Selain karena populer di kalangan wisatawan, oleh-oleh tersebut juga bisa dibeli dengan harga terjangkau.