Provinsi Nangroe Aceh Darussalam mempunyai sebuah rumah adat bernama Krong Bade. Rumah adat ini merupakan lambang yang penuh makna mengenai masyarakat itu sendiri. Bahan yang digunakan dalam pembangunan rumah ini adalah bambu dan kayu dengan makna bahwa masyarakat yang tinggal disana sangat dekat dengan alam.
Bahkan dalam proses pembangunannya tidak menggunakan satu paku pun yang menempel. Masyarakat menggunakan bahan lain dari paku yakni berupa tali kuat untuk mengikat berbagai bahan agar menjadi bangunan yang kokoh. Rumah Krong Bade ini juga memiliki berbagai macam ukiran yang melambangkan kasta dari setiap keluarga yang tinggal disana.
Dalam proses pembangunan juga wajib ditentukan hari yang tepat, pemilihan bahan terbaik dan sebagainya. Waktu yang tepat untuk membangun rumah ini harus meminta pendapat terlebih dahulu dari kepala suku yang ada. Selain itu, meskipun terbuat dari bahan alami namun rumah adat Krong Bade ini mampu bertahan hingga ratusan tahun lamanya. Berikut beberapa ruangan dalam rumah adat tradisional Aceh.
1. Serambi Depan dan Teras

Ruangan pertama yang akan Anda lihat ketika memasuki rumah ini yaitu adanya serambi depan. Dalam Rumah Krong Bade, serambi depan ini biasa disebut Seuramoeukeu yang telah disesuaikan dengan bahasa daerah setempat. Letak dari serambi depan ini tentu saja berada di area pertama dari rumah adat ini yang berdekatan dengan teras rumah.
Serambi depan atau Seuramoeukeu ini memiliki fungsi dan makna tersendiri di dalamnya. Ruangan ini tidak dapat digunakan untuk berbagai aktivitas yang tidak sesuai dengan adat masyarakat. Fungsi dari serambi depan yakni untuk menerima tamu dari kalangan laki-laki saja. Sehingga kalangan perempuan tidak dapat menjamu tamu pada area ini.
Selain itu, ruangan yang dikhususkan untuk laki-laki ini juga memiliki fungsi lain. Selain menjamu tamu, Anda juga dapat menggunakan serambi depan sebagai tempat makan tamu khusus kalangan laki-laki. Pada malam hari, serambi depan biasanya juga digunakan untuk ruangan tidur kaum laki-laki baik itu pribumi ataupun yang bertamu ke daerah tersebut.
Pada bagian depannya juga terdapat teras yang berdekatan dengan serambi depan. Namun, biasanya letak teras dengan serambi dipisahkan oleh pintu utama dari rumah adat ini. Teras yang dibangun dari bahan alam ini juga akan membuat Anda betah ketika duduk disana. Anda akan merasakan sensasi kehidupan menjadi orang Aceh zaman dahulu ketika mengunjunginya.
Anda juga dapat menikmati setiap hembusan angin dari halaman rumah yang melewati teras tersebut. Anda juga dapat duduk di tempat sejuk ini sambil melihat pemandangan halaman rumah yang asri dan indah tersebut. Teras dari Rumah Adat Aceh ini biasanya digunakan sebagai tempat bermain anak ataupun berkumpulnya keluarga kecil.
Uniknya, Anda wajib mematuhi aturan yang telah berlangsung ratusan tahun dalam pembangunan teras dari rumah adat ini. Lokasi teras harus berada di depan dan berdekatan dengan serambi depan. Anda juga wajib menanyakan kepada kepala suku setempat untuk menentukan lokasi teras yang tepat. Hal ini karena berkaitan dengan aturan adat daerah setempat.
2. Gerbang dan Tiang Rumah

Gerbang yang terdapat dalam Rumah Krong Bade ini biasa disebut Keupaleh oleh masyarakat setempat. Namun, ketika Anda mengunjungi setiap rumah adat ini tidak akan selalu menemukan sebuah gerbang di dalamnya. Ada beberapa rumah yang tidak memiliki area gerbang tinggi ataupun halaman rumah yang cukup besar.
Hal ini dikarenakan gerbang merupakan sebuah simbol mengenai status orang yang mendiami rumah tersebut. Rumah adat yang memiliki gerbang hanyalah milik dari golongan orang-orang kaya. Selain itu, rumah dengan desain mewah alami ini juga biasa dimiliki oleh kepala masyarakat setempat. Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu dan masih dipakai hingga sekarang.
Pembuatan gerbang juga tidak boleh bebas dan wajib mengikuti aturan yang telah berlaku di masyarakat. Bahan utama dari pembuatan gerbang sendiri harus memiliki bahan utama kayu yang kuat. Selain itu, gerbang tersebut juga harus memiliki bagian atap yang terbuat dari bilik. Terkadang pada bagian gerbang juga terdapat sebuah lonceng besar yang dipasang di dalamnya.
Selain gerbang, rumah adat asal Aceh ini juga memiliki Tamee atau tiang di bagian depan. Tiang tersebut merupakan bagian utama dari pembangunan rumah adat ini. Tiang yang tinggi dan kokoh tersebut digunakan untuk menopang dan melindungi rumah yang tahan terhadap gempa bumi dan aman bila terjadi banjir. Tiang juga harus dibangun dalam bentuk bulat sesuai aturan.
Tiang yang diperlukan dalam setiap pembangunan rumah adat tidak memiliki jumlah yang sama. Banyaknya tiang yang dibutuhkan tergantung dari luasnya rumah adat yang akan dibangun. Penggunaan tiang ini biasanya berjumlah 16 hingga 28 buah. Diameter dan tingginya juga disesuaikan dengan keinginan pemilik rumah.
Diameter dari setiap tiang rumah biasanya sekitar 20 sampai 35 centimeter. Sedangkan untuk tingginya sendiri memiliki ukuran antara 150 sampai 170 centimeter. Semakin tinggi tiang maka bahan yang digunakan juga harus semakin kuat agar tidak terjadi resiko robohnya rumah dimasa mendatang.
3. Dapur dan Lumbung Padi

Pada bagian dalam rumah terdapat sebuah dapur yang biasa disebut dengan Rumoh Dapu. Dapur yang dihadirkan dalam Rumah Adat Krong Bade ini memiliki area yang sangat luas dan dapat digunakan dengan nyaman. Biasanya posisi dapur ini terletak pada bagian belakang yang memungkinkan Anda untuk menyimpan banyak perabotan di dalamnya.
Namun, terjadi aturan yang berbeda mengenai posisi dapur dengan serambi belakang. Dapur ini biasanya dibangun dengan posisi yang lebih bawah dari posisi lantai di serambi belakang. Area dapur yang terletak dalam rumah adat ini juga memiliki banyak jendela di dalamnya. Luasnya area membuat Anda dapat leluasa memasak dan menghilangkan bau dari masakan dengan cepat.
Ruangan dapur yang sangat luas juga mudah digunakan untuk berbagai acara besar seperti pernikahan. Pemilik rumah dapat melakukan kegiatan memasak besar-besaran dalam dapur yang luas ini untuk perayaan tersebut. Dapur dengan desain tradisional ini juga dapat digunakan untuk makan bersama keluarga besar dengan suasana yang sangat harmonis.
Selain dapur, terdapat pula sebuah lumbung padi yang memiliki sebutan Kroong Padee menurut bahasa daerahnya. Lumbung padi ini sengaja dibuat karena masyarakat Aceh zaman dahulu sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani. Namun, lumbung padi ini tidak terletak di dekat dapur seperti rumah adat pada umumnya.
Lumbung padi ini dibuat dengan posisi bersebelahan dengan rumah. Area ini sengaja dibuat terpisah agar rumah tidak kotor oleh padi yang belum ditumbuk menjadi beras. Meskipun lumbung padi berada di luar, namun Anda tidak perlu khawatir karena tempat tersebut masih berada di sekitar halaman rumah. Anda juga dapat memperhatikan keadaannya setiap saat.
Dalam pembangunan lumbung padi ini tidak memiliki aturan wilayah untuk mendirikannya. Anda dapat membangun tempat tersebut pada bagian samping, belakang, ataupun depan rumah. Anda juga dapat menggunakan berbagai bentuk dalam pembangunannya. Namun, masyarakat setempat biasanya menggunakan bentuk seperti saung kecil yang memiliki atap.
4. Rumah Induk

Rumah induk ini adalah bagian utama dalam Krong Bade, Rumah Adat Provinsi Aceh. Rumah induk biasa disebut Rumoh Inong oleh masyarakat setempat. Ruangan yang luas ini harus terletak diantara kedua serambi yang menjadi titik utama sebuah rumah. Posisi dari area ini harus lebih tinggi dari ruangan lainnya yang terdapat dalam Rumah Krong Bade.
Rumah induk ini biasanya dibangun dengan dua kamar di dalamnya. Kedua kamar tersebut dipisahkan oleh gang yang berada di tengah rumah. Gang di depan kamar tersebut juga dapat menghubungkan kedua serambi. Hal ini dilakukan agar pemilik rumah lebih mudah dalam melakukan berbagai aktivitas di dalamnya untuk melihat wilayah sekitar.
Ruangan ini juga sangat besar sehingga dapat memasukkan berbagai furnitur di dalamnya. Pada satu kamar, sudah tersedia tempat tidur yang cukup besar, lemari, hingga tempat duduk lengkap. Kamar tersebut juga memiliki jendela yang cukup besar dan bentuk pintu seperti gerbang rumah. Hal ini tentu membuat Anda nyaman selama tinggal disana.
Pintu kamar juga memiliki ukiran tradisional khas yang cantik. Meskipun telah dilengkapi dengan berbagai furnitur di dalamnya, area ini masih leluasa untuk digunakan. Luasnya setiap kamar juga memudahkan pemilik rumah untuk membersihkan ruangan tersebut. Anda juga akan mendapatkan udara yang terjamin baik karena banyaknya fentilasi dalam rumah adat ini.
Setiap kamar dalam rumah induk juga memiliki atap yang luas dan tinggi. Meskipun terbuat dari bahan alami, namun kesan yang dihadirkan dalam rumah adat tersebut sangat indah dan berkelas. Rumah ini memiliki desain yang sederhana namun terdapat banyak kemewahan di dalamnya. Anda dapat duduk sambil menikmati pemandangan indah dari jendela kamar.
5. Serambi Belakang

Bagian penutup dari Rumah Adat Krong Bade yakni adanya serambi belakang yang biasa disebut Seuramoelikoot. Jika serambi depan adalah area khusus laki-laki, maka serambi belakang adalah area khusus perempuan. Fungsi dari serambi belakang ini sebagai tempat untuk menerima tamu khusus kalangan perempuan saja.
Serambi belakang ini memiliki beberapa fungsi yang hampir sama dengan serambi depan. Perbedaannya hanya terletak pada lokasinya saja. Dalam sebuah rumah adat, area ini harus terletak pada bagian ujung atau belakangnya. Serambi belakang ini dapat digunakan sebagai ruang makan ketika menjamu tamu kalangan perempuan.
Serambi belakang ini biasa digunakan oleh anak perempuan ketika membawa temannya bermain. Area ini juga dapat digunakan sebagai tempat bercerita tetangga perempuan ketika ada keperluan pada pemilik rumah. Anda juga dapat menikmati suasana khas kampung sambil berbincang-bincang disana. Di malam hari, ruangan ini digunakan sebagai tempat tidur kalangan perempuan.
Itulah beberapa penjelasan mengenai setiap bagian dari Krong Bade, Rumah Adat Provinsi Aceh. Anda akan merasakan suasana tenang, sejuk dan nyaman dari rumah adat ini jika berkunjung ke daerah Aceh. Rumah adat ini wajib dilestarikan dan tetap dijaga keindahannya. Bahkan Anda juga dapat memperkenalkannya kepada dunia melalui postingan di sosial media.