Sumatera utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keragaman budaya dan seni, sehingga tidak heran jika mempengaruhi sisi kehidupannya. Inilah rumah adat Sumatera utara dan keunikannya yang wajib Anda ketahui.
Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah wilayah administratif kabupaten dan kota sebanyak 33. Terdapat sekitar kurang lebih 11 etnis yang tinggal dan menetap di sana. Dua suku utama yang mendiami daerah ini, yaitu Batak dan juga Jawa, dimana keduanya berbeda.
Kebudayaan dan latar belakang yang berbeda menimbulkan berbagai keragaman, termasuk pola desain rumah adat yang dimilikinya. Setiap jenisnya memiliki ciri khas arsitektur yang unik dan juga berbeda-beda.
Perlu diketahui juga bahwa setiap suku yang menetap di sana tentu memiliki pola rumah adat yang berbeda-beda. Setidaknya ada sekitar 8 jenis yang banyak diketahui oleh orang-orang. Berikut daftar rumah adat Sumut.
1. Rumah Balai Karo

Rumah adat karo adalah satu dari beberapa jenis yang ada Sumatera Utara. Bentuknya memiliki sebuah keunikan yang menjadi pembeda diantara yang lain. Pertama yaitu konstruksi yang digunakan dibuat tanpa memerlukan penyambung. Sedangkan setiap komponen yang digunakan seperti balok, pemikul lantai, konsol, tiang, dan yang lain dibiarkan tanpa serutan dengan bentuk utuh dan asli.
Uniknya lagi, pertemuan antar komponen yang dimaksud di atas, disambung menyilang menggunakan media ijuk. Keadaan ini yang membuat rumah adat karo jauh dari serangan ular yang mungkin datang dari hutan sekitar. Sedangkan untuk bagian kaki, dibuat satu topangan dari sebuah batu kali, dimana penempatannya ditanam pada kedalaman setengah meter, dengan sirih dan besi.
Secara umum bentuk desain adalah rumah panggung. Penempatannya dibuat memanjang sepanjang 10-20 meter dari timur ke arah barat. Pada bagian jurusan mata angin, dibuat sebuah pintu sebagai ventilasi utama. Posisinya biasanya dibuat mengikuti arah dari aliran sungai yang ada. Selain itu ada satu bagian pada serambi muka yang berbentuk seperti teras yang banyak disebut dengan ture.
Untuk bagian struktur pada rumah adat karo dibagi atas tiga bagian utama yaitu, atap, badan rumah, dan juga kaki. Pembagiannya disandarkan pada sebuah filosofi akan dunia atas sebagai sebuah tempat yang disucikan. Sedangkan untuk material yang digunakan adalah bahan-bahan yang berasal dari alam, seperti batu kayu, dan lain sebagainya.
Map: Cek Lokasi Alamat: Tambak Lau Mulgap II, Kec. Berastagi, Kab. Karo, Sumatera Utara. |
2. Rumah Adat Melayu

Rumah adat melayu merupakan bagian dari bentuk keragaman budaya yang ada di Sumatera Utara. Banyak juga yang mengenalnya sebagai rumah kayu yang dibangun oleh orang-orang bangsa melayu. Sistem perumahan yang diusung terkenal canggih, cantik, dan juga memiliki desain yang serasi.
Struktur bangunan yang dimiliki meliputi bagian atap, badan rumah, dan juga kaki. Sedangkan untuk bagian atap dibuat menggunakan bahan ijuk yang dirajut dengan rapih dan indah. Setiap kaki yang dibuat sebagai topangan terbuat dari kayu dengan tinggi 2 meter. Selain itu pada bagian ini biasanya digunakan untuk bersantai.
Kesan arsitektur yang ditampakkan begitu megah dan mewah. Ada sekitar dua tangga dibangun pada bagian depan terhubung dengan teras yang berada di depan. Selain itu penempatannya juga dibuat di sisi kanan dan kiri bangunan rumah.
Uniknya lagi terdapat sebuah serambi dengan luas yang memanjang dari depan hingga bagian belakang, dan juga melebar ke sisi kanan dan kiri. Ornamen-ornamen pelengkap yang digunakan diukir indah pada pucuk rebung berada pada beton penyangga. Terdapat pula sebuah hiasan yang bernama kadang rasi digunakan untuk pembatas lantai, sehingga terlihat lebih estetik.
Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Proklamasi No.45, Banyumas, Banyumas, Kec. Stabat, Kab. Langkat, Sumatera Utara. |
3. Rumah Adat Nias

Rumah adat Nias dibuat dengan sebuah tiang penyangga berasal dari sebuah kayu bernama nibung. Bentuknya tinggi dan juga besar, menunjukkan kokohnya bangunan yang dibangun. Dibuat sebuah alas pada bagian ini menggunakan komponen bernama rumbia.
Keunikan lain yang dimiliki oleh bangunan rumah adat nias adalah pondasinya yang tidak ditanam ke dalam tanah. Sedangkan untuk sambungan yang dibuat pada kerangkanya, sudah menggunakan paku. Keadaan ini membuatnya lebih kuat menahan getaran dari gempa.
Untuk ruangannya dibagi menjadi dua bagian, yaitu pertama tempat untuk menerima tamu yang hendak menginap. Kedua adalah ruangan yang dikhususkan bagi keluarga pemilik rumah, biasanya letaknya berada di bagian belakang. Sedangkan untuk ruangan pertama berada di bagian paling depan.
Satu hal lagi yang menjadi ciri khasnya yaitu adanya patung-patung terletak di halaman rumah. Dimana keberadaan benda tersebut ditujukan sebagai bentuk penjagaan keluarga terkait dari gangguan roh jahat. Perlu diketahui juga, bahwa hal tersebut merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat yang menyembah berhala.
Map: Cek Lokasi Alamat: Humene Siheneasi, Kec. Tugala Oyo, Kab. Nias Utara, Sumatera Utara. |
4. Rumah Adat Balai Toba

Rumah adat balai toba memiliki sebuah pembagian khusus, pertama yaitu jabu parsakitan. Bagian ini digunakan sebagai area untuk penyimpanan barang-barang pemilik rumah. Sedangkan pada bagian kedua yaitu jabu bolon difungsikan sebagai rumah bagi keluarga besar.
Keunikan yang dimilikinya adalah tidak terdapat sebuah sekat untuk kamar, sehingga seluruh anggota keluarga akan tidur pada tempat yang sama. Menariknya jika dilihat secara keseluruhan bentuk bangunan ini akan terlihat menyerupai kerbau. Rumah adat balai toba merupakan satu simbol kerukunan dalam masyarakat, karena pembangunan dilakukan dengan sistem gotong-royong.
Sama seperti rumah adat lainnya, bentuk strukturnya adalah rumah panggung dengan penyangga di bagian kakinya. Perlu diketahui juga hampir keseluruhan komponen yang digunakan berasal dari bahan dasar alam yaitu kayu.
Pembagian strukturnya ada tiga dengan filosofi yang mencerminkan atas sebuah dunia dengan dimensi yang berbeda. Pertama, yaitu atap yang memiliki sebuah makna sebagai dunia dari para dewa yang disembahnya. Kedua, lantai rumah sebagai bentuk pencerminan dunia manusia tinggal. Sedangkan untuk yang ketiga, berupa kolong rumah sebagai simbol akan adanya dunia setelah kematian.
Map: Cek Lokasi Alamat: Siaro, Kec. Siborong-Borong, Kab. Tapanuli Utara, Sumatra Utara. |
5. Rumah Adat Mandailing

Rumah adat mandailing merupakan bagian dari peninggalan budaya dari suku mandailing di Sumatera Utara. Kompleks perumahannya terbagi atas dua bagian utama yaitu pertama Sopo gondang, yang difungsikan sebagai tempat untuk melangsungkan sebuah musyawarah. Pada beberapa kondisi juga banyak dijadikan sebagai area pertunjukan seni, tamu bermalam, dan lainnya.
Kedua yaitu Alaman Bolak, bagian yang berbentuk sebidang halaman luas dan juga datar tanpa gundukan. Biasanya digunakan untuk melangsungkan prosesi adat, dn juga berkumpulnya masyarakat.
Sebagai bentuk keindahan desain yang digunakan, terdapat ornamen-ornamen hiasan pelengkap. Letaknya biasanya dibuat pada bagian tutup ari, bagas godang dan juga sopo godang. Orang Mandailing biasanya menyebutnya dengan sebutan bolang. Pembuatannya dilakukan dengan teknik anyam dan sebagian lainnya diukir.
Warna yang paling mendominasi adalah merah, putih dan juga hitam. ketiga pilihan tersebut memiliki sebuah makna filosofis. Pada warna merah dilambangkan sebagai sebuah kekuatan, putih kesucian, dan hitam alam gaib.
Map: Cek Lokasi Alamat: Singengu Jae, Kec. Kotanopan, Kab. Mandailing Natal, Sumatra Utara. |
6. Rumah Adat Angkola
Rumah adat angkola dikenal dengan ciri khas pemilihan warna pada struktur bangunannya yang didominasi oleh warna hitam. Bagian-bagiannya terbuat dari bahan-bahan alam yang mudah ditemukan, seperti ijuk, dan juga kayu.
Konsep yang diusung adalah bentuk rumah panggung dengan tiang sebagai alat penyangga bagian badan rumah. Banyak yang menyamakan dengan rumah adat mandailing yaitu bagas gondang, namun sejatinya perbedaanya cukup banyak. Mulai dari struktur, gaya desain, dan juga pembagian area utamanya.
Terdapat sebuah pemahaman filosofis terhadap ornamen atau desain hiasan yang digunakan. Contohnya pada bagian atas pintu rumah menggunakan lukisan grongga. Dimana pemahaman ini diartikan sebagai bentuk persaudaraan antar masyarakat yang sangat kuat.
Keunikan yang dimiliki pada bentuk strukturnya, pertama pada bagian atap yang dibuat seperti menyerupai pelana kuda. Dindingnya dibangun tanpa plafon dengan ketinggian yang rendah hanya cukup untuk berdiri saja. Sebagai bagian tambahan dibuat anyaman agar lebih terlihat menawan.
Harga Tiket: Rp 5.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Desa Bunga Bondar, Kec. Sipirok, Kab. Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. |
7. Rumah Adat Simalungun

Rumah adat simalungun akan banyak ditemukan di daerah Kota Pemantang Siantar dan juga Kabupaten Simalungun. Sama seperti halnya rumah batak toba, juga diberi nama Bolon. Namun, terdapat banyak perbedaan dan keunikan yang menjadi ciri khas dari keduanya.
Bagian atapnya menjadi ciri khas utamanya karena berbentuk limas. Sedangkan bahan yang digunakan adalah ijuk. Kolong rumahnya dibuat setinggi 2 meter dengan tujuan menghindari serangan babi hutan, dan berbagai macam jenis hewan liar lainnya.
Keunikan utama yang dimiliki dapat terlihat pada bagian bawah atau kaki rumah yang tersusun atas kayu bulat-bulat. Penempatannya dibuat menyilang mengarah pada satu sudut ke sudut yang lain. Sedangkan tinggi pintu dibuat pendek, dengan maksud bahwa setiap tamu harus menghormati pemilik rumah.
Pada mulanya pembangunnya dilakukan oleh Raja Simalungun pada sekitar tahun 1939 an. Hingga saat ini Anda masih bisa melihat bangunan rumah adat tersebut di cagar budaya Pemantang siantar.
Map: Cek Lokasi Alamat: Pematang Purba, Kec.Purba, Kab. Simalungun, Sumatera Utara. |
8. Rumah Adat Pakpak

Rumah adat pakpak dapat Anda jumpai di wilayah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Bahan utama yang mendominasi strukturnya hampir sama dengan rumah panggung lainnya yaitu kayu dan juga ijuk. Seperti halnya ciri khas dari budaya batak, bentuk atap yang dimiliki selalu menyerupai tanduk kerbau, dengan fungsi untuk melambangkan sebuah semangat kepahlawanan.
Pada beberapa bagian lainnya seperti tampuk bubungan juga memiliki makna tersendiri. Dilambangkan dengan caban yang dimaksudkan sebagai pemaknaan atau kepercayaan Puak Pakpak. Sedangkan bagian yang berbentuk segitiga dimaksudkan sebagai makna dari susunan adat dalam keluarga seperti Senina, Berru, dan juga Puang. Anak tangga yang digunakan biasanya berjumlah ganjil, 3,5, hingga 7.
Sedangkan pada bagian ornamen yang berbentuk ukiran juga memiliki pemaknaan yang syarat filosofi. Seperti perbunga pancur yang menunjukkan bahwa puak Pakpak memiliki sebuah sentuhan jiwa seni mendalam. Corak-corak lain yang juga digunakan adalah perbunga kupkup, dan juga perbunga kembang. Ketiganya diletakkan pada bagian segitiga muka rumah adat pakpak.
Bagian isinya berupa garantung, mejan, gendering, serunai, sordan, labat, seruling, taratoa, dan juga patung panglima. Selain itu terdapat sebuah fungsi utama yang dimiliki, pertama sebagai tempat untuk melangsungkan musyawarah untuk mencapai sebuah penyelesaian terhadap masalah sosial masyarakat.
Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Parongil Sepung Pelding, Bulu Duri, Kec. Lae Parira, Kab. Dairi, Sumatera Utara. |
Itulah daftar rumah adat yang ada di Sumatera Utara. Perbedaan etnis dan suku melahirkan sebuah budaya beragam, sehingga tidak heran jika terdapat berbagai macam bentuk arsitek khas yang digunakan. Walaupun secara garis besar konsep desain digunakan adalah jenis panggung, namun kekhasan yang dimiliki pada setiap oranamen hiasannya menjadi pembeda utamanya.