Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: JL Kol Yos Sudarso, Km. 19, 5, Labuhan, Pekan Labuhan, Kec. Medan Labuhan, Kota Medan, Sumatera Utara. |
Masjid Al Osmani yang berada di Labuha ini telah dijadikan sebagai cagar budaya pada tahun 2016 oleh Pemerintah Kota Medan. Penetapan tersbeut dilatar belakangi dengan sejarah serta usia dari bagunan masjid yang memang sudah tergolong tua. Bahkan jika dihitung, usia dari Masjid bersejarah ini sudah mencapai 166 tahun dari masa kejayaan Kesultanan Deli
Meskipun sudah berusia cukup lama dan melalui beberapa tahap renovasi, keaslian dari bagunan Masjid ini masih tetao dijaga dan dipertahankan. Bangunan tempat ibadah umat islam ini mendapatkan julukan sebagai bangunan heritage atau bangunan kuno. Banyak keistimewaan yang tersimpan di Masjid megah yang ada di Medan ini. Berikut ulasannya!
Sejarah Berdirinya Masjid Al Osmani

Masjid Al-Osmani sebenarnya tidak kalah populer dibandingkan dengan Masjid Al-Mashun.
Wisata religi yang berada di Labuhan ini telah menyimpan sejarah dan fakta menakjubkan. Masjid yang berusia 166 tahun ini dikenal sebagai masjid tertua di Medan dan didirikan pada tahun 1854. Masjid ini merupakan bagunan dengan pewaris Sultan Osman Perkasa Alam
Masjid ini mengalami beberapa renovasi dan akhirnya ditata ulang oleh putranya, Sultan Deli kedelapan. Awalnya, masjid tertua di Medan ini terletak di sekitar Jalan Yos Sudarso dan dibangun pada masa kejayaan Kesultanan Deli. Setelah itu dibangunlah Masjid Raya yang akhirnya menggeser gelarnya. Meski demikian, masjid ini tetap menjadi penanda peradaban Islam di kota Medan.
Daya Tarik yang Dimiliki Masjid Al Osmani

✦ Bubur Pedas
Jika Anda berkunjung ke Masjid Al-Osmani pada saat bulan puasa, pastinya akan mendapat sajian khas bubur pedas secara gratis. Sebagai menu buka puasa, tradisi “bubur pedas” ini hanya ada saat Ramadhan. Bubur Pedas merupakan makanan tradisional Melayu dengan bumbu yang banyak sehingga menciptakan cita rasa yang tinggi dan tidak bisa ditemukan selain di Sumatera.
Itu sebabnya hidangan ini sangat dinantikan oleh penduduk setempat. Bahkan hampir di semua masjid tua yang ada di Medan dan dibangun pada Masa Kesultanan Deli pasti menyajikan hidangan ini selama bulan puasa mermasuk di Masjid Al Mashun yang ada di Jalan Sisingamangaraja. Hanya saja beberapa pengelola tidak menyajikan bubur panas setiap hari.
✦ Direnovasi Sebanyak 7 Kali
Meski Masjid ini didirikan oleh Sultan Osman Perkasa Alam, namun sebenarnya sudah beberapa kali direnovasi. Proses renovasi ini telah berlangsung dari tahun 1870 sampai 1872 ketika Kesultanan Deli berada di bawah kekuasaan Sultan Mahmud. Sebelumnya, luas bangunan masjid ini hanya enam belas kali enam belas meter, kemudian Sultan Mahmud memperluas bangunannya.
Untuk luas wilayahnya sendiri saat ini mencapai 2000 meter. Secara total, masjid ini mengalami tujuh kali perubahan. Perubahannya tidak terlalu luas, dimana yang terlihat jelas yaitu di bidang desain, dan juga bahan bangunan yang diganti dari menggunakan kayu menjadi bahan yang tahan lama. Tanah tempat bangunan itu berada juga diperluas.
✦ Dijuluki Sebagai Masjid Kuning
Masjid ini didominasi oleh warna kelezatan khas melayu yaitu kuning yang merupakan simbol keagungan. Penduduk setempat lebih sering menyebut keindahan ini sebagai Masjid Kuning. Untuk etnis Melayu Sumatera utara, warna Kuning juga berarti keagungan, kedaulatan, dan kesucian. Bentuk kubah masjid yang berwarna hitam juga menginspirasi atap Istana Maimun.
Makna “kuning” menjadikan setiap bentuk budaya sebagai objek suku bangsa selalu disorot dengan warna kuning. Masjid Al Osmani di Medan bukan sekadar tempat ibadah. Tapi Sultan Osman Perkasa Alam juga menggunakannya sebagai tempat pertemuan warganya yang tinggal di Labuhan Deli untuk memusyawarahkan berbagai kepentingan.
Alamat, Rute Lokasi dan Tiket Masuk

Jika ingin datang ketempat ini maka anda bisa pergi ke Jalan Kol Yos Sudarso, Labuhan, Kec. Medan Labuhan Kota Medan, Sumatera Utara. Ketika melakukan perjalanan dari arah pusat kota maka anda tinggal menuju ke Jalan Sei Deli, dilanjutkan ke Jalan Rambutan dan Jalan Sikambing. Kemudian, anda bisa ke Jalan H. Adam Malik sampai bertemu Jalan KL. Yos Sudarso untuk menemukan masjid Osmani.
Untuk bisa masuk dan menikmati keindahan yang ada di tempat ibadah ini tentunya gratis. Anda bisa sepuasnya berkeliling dan melihat keindahan serta kemegahan dari masjid Osmani. Meskipun bisa masuk secara gratis, anda tetap harus mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Selain itu pastika juga untuk menjaga kebersihan dan kesopanan selama di dalam Masjid.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan

1. Mengagumi Keindahan Bangunan
GD Langereis adalah ahli arsitektur Jerman yang telah membangun Masjid Tertua di Medan ini sesuai dengan harapan Sultan Mahmud Perkasa Alam sebagai putra dari Sultan Osman Perkasa Alam yang menginginkan tempat ibadah megah. Proses pembangunan renovasi ini telah berlangsung saat anggota keluarga keraton Kesultanan Deli masih ada di Labuhan.
Pesona bagunan ini menjadi masjid yang indah, menyuguhkan halaman yang luas dan megah. Setiap pengunjung akan terkagum-kagum dengan karya arsitek Jerman ini. Jika Anda memiliki kesempatan untuk melihat lebih dekat, dari pintu masjid ke dalam ruangan,
pasti akan menemukan pola budaya dari Cina, India, Spanyol, Malaysia, Eropa dan Timur Tengah.
2. Merasakan Sensasi berlibur di 6 Negara
Saat berada di masjid ini, Anda serasa sedang berlibur di 6 negara sekaligus. Masjid cantik di dekat Belawan ini tidak hanya identik dengan warna kuning, tapi juga mendapat cat hijau. fakta menyebutkan bahwa arti hijau menurut Islam dijadikan sebagai simbol kesejukan, ketentraman dan kesenangan. Anda memang perlu melihat keindahan dan keunikan ini secara langsung.
3. Membuktikan Kegagahan Kubah Masjid Osmani
Sama mempesonanya dengan masjid tertua di Medan ini, kubah indah di atasnya menjadi bagian yang mencolok di puncak masjid. Ada bisa menemukan kubah berbentuk segi delapan. Berat dari kubah tersebut mencapai 2500 kilogram. Hal tersebut tentunya mampu membuktikan keinginan Sultan Mahmud untuk memiliki Masjid dengan nuansa kemewahan.
Fasilitas Wisata yang Tersedia

Fasilitas wisata Masjid bersejarah saat ini tentu tidak begitu luas dan lengkap. Bagi yang datang dengan kendaraan pribadi baik itu mobil atau motor tidak perlu khawatir terkait masalah parkir karena telah disediakan tempat parkir yang cukup luas dan memadai. Pembangunan gazebo memungkinkan pengunjung atau umat Islam yang telah selesai sholat untuk bersantai.
Selain itu, gazebo Masjid Al Osmani ini bisa digunakan untuk menikmati pemandangan sekitar masjid. Didalamnya juga terdapat salah satu fasilitas penting tersebut, sehingga Anda tidak perlu repot mencari toilet di luar area masjid. Jika ingin mengunjungi masjid ini dalam beberapa hari maka Anda bisa memilih penginapan yang ada di sekitarnya.
Meski wilayah wisata religi ini tidak luas dan bukan kawasan wisata alam, namun Anda tetap bisa menikmati hobi fotografi sambil menikmati pemandangan masjid yang indah. Dekorasi yang menarik bisa menjadi subyek jepretan kamera. Selain itu, jangan lupakan menjadikan ukiran bangunan masjid sebagai background foto yang tidak kalah menarik.