Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Lingga, Kec. Simpang Empat, Kab. Karo, Sumatera Utara. |
Brastagi mungkin sudah sangat familiar bagi sebagian masyarakat baik di Sumatera Utara maupun nusantara. Berastagi adalah puncak Sumatera Utara. Akhir pekan menjadi momen di mana banyak warga kota Medan memilih untuk menghabiskan waktu di balik Gunung Sinabung. Anda juga dapat mengunjungi destinasi wisata lainnya yang ada di Sumatera.
Berkunjung ke Sumatera Utara tidak lengkap rasanya tanpa menyempatkan diri untuk menginjakkan kaki di Berastagi. Bukan hanya udara yang sejuk, pemandangan alam yang indah dan letusan Gunung Sinabung yang berbicara tentang Berastagi. Di kawasan ini, anda juga akan dapat menemukan budaya unik yang tersimpan pada Museum Karo Lingga.
Sejarah Berdirinya Museum Karo Lingga
Berdasarkan data yang diketahui bahwa Museum Karo Lingga berada di kawasan desa Budaya Lingga yang dikenal sebagai sebuah situs Immemorial Nirwana Graha Aidilla. Aidilla adalah situasi dan lanskap yang menarik dalam kegiatan seni dan budaya tradisional yang didukung oleh kehidupan desa, kegiatan sehari-hari, atau ornamen yang ada untuk menghiasi desa.
Desa Lingga penuh dengan peninggalan budaya Karo yang terancam punah sebelum Museum sejarah ini didirikan, termasuk Rumah adat yang diperkirakan telah berusia 250 tahun. Bentuk arsitektur dari museum ini didasarkan pada desain tradisional masyarakat Karo, hanya saja bahan bangunan lebih modern, atap seng dan teras merupakan ciri khas suku.
Selanjutnya pada tahun 1979 diketahui bahwa G.H. Mantic benar-benar mengunjungi desa Lingga dan terkesan dengan tradisi leluhur Karo yang dilestarikan. Dalam perjalanannya melewati desa Lingga, G. H Mantik ini terpeleset dan dianggap tabu bagi Karo. Pada saat terpeleset, jiwanya terguncang dan harus dilakukan ritual untuk memulihkannya.
Di desa tersebut, dibangun sebuah rumah adat yang disebut keluarga Tersek atas musyawarah dengan daerah dan tetua adat. Namun, karena jadwalnya yang padat, rumah tersebut dikatakan kurang dimanfaatkan. Pada tahun 1989, Acih Ginting seorang tokoh adat di desa Lingga, meminta izin pada G.H. Mantik agar rumah tradisional Tersek diubah menjadi museum.
Museum Karo Lingga membantu menyimpan seni, kerajinan dan peninggalan Karo yang bertempat di rumah-rumah adat di Desa Lingga. Hal ini dilakukan untuk mencegah kepunahan karena rumah-rumah tradisional runtuh dan banyak kerajinan tradisional Karo yang hilang karena dimakan usia. Dekorasi rumah tradisional mengacu pada simbol terkait adat yang dibuat oleh leluhur Karo sendiri.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Museum
Dekorasi rumah tradisional mengacu pada simbol terkait adat yang dibuat oleh leluhur Caro sendiri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di Desa Lingga, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, ada beberapa ornamen yang menghiasi Museum Carolingian. Ornamen tersebut antara lain ampik-ampik alas pengeret-ret, tapak raja Sulaiman, embun merkabun-kabun, mata-mata lembu, dan bindu matoguh.
Menariknya, Museum Karo Sumatera ini tidak jauh dari desa wisata Lingga, dimana sebagian bangunan tradisional masih berdiri tegak. Masih ada dua rumah tradisional Karo di sini, dan kabarnya sering menjadi spot foto para wisatawan yang berkunjung. Desa Wisata Lingga cukup memasang kotak amal yang bisa diisi dengan sumbangan sukarela dari wisatawan.
Museum Karo Lingga ini tidak memungut biaya sepeserpun dari pengunjung. Museum di Sumatera yang dikelola oleh Yayasan Karo Lingga dan didirikan oleh G.H. Mantik ini Jaraknya sekitar 1 km sebelum pintu masuk desa wisata Lingga di salah satu kota tersebut. Di dalamnya Anda akan menemukan berbagai benda kotak-kotak etnik dan foto-foto sejarah.
Harga Tiket Masuk Wisata Sejarah
Jika anda merasa penasaran dan tertarik untuk mengunjungi museum yang ada di Sumatera ini maka bisa datang berkunjung pada hari Senin sampai dengan Sabtu dengan jam buka mulai dari 09.00 sampai dengan 16.00 waktu Indonesia Bagian Barat. Untuk hari minggu dan juga hari besar nasional lainnya museum ini ditutup dan tidak bisa dikunjungi siapapun.
Saat datang ke destinasi Museum Karo Lingga ini, anda tidak perlu memikirkan tiket biaya masuk karena anda bisa berkunjung tanpa perlu mengeluarkan biaya tiket. Lokasi wisata edukasi bersejarah ini hanya menyediakan sebuah kotak amal untuk perawatan museum yang bisa diisi berapapun oleh para pengunjung atau wisatawan yang datang ke lokasi.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan
1. Melihat Koleksi Museum Karo Lingga
Beberapa koleksi tersebut berasal dari sekitar Desa Lingga, baik dalam bentuk sumbangan maupun sebagai jaminan. Namun, ada beberapa yang bisa diperoleh dari proses jual beli tersebut. Diantaranya Anita Karolina Ginting yang bertugas menjaga museum. Menurut Ginting, ada patung batu Pangulubalang yang dibeli oleh seseorang yang membawanya langsung ke museum.
Semua koleksi yang tersisa menggambarkan kehidupan sehari-hari Karo di masa lalu, masih menggunakan berbagai peralatan hidup yang relatif sederhana. Sebagian besar terbuat dari bambu, kayu, kuningan atau tanah liat. Ini termasuk gerobak, bajak dan alat pertanian tradisional lainnya yang digunakan untuk membawa ternak dan barang serta tanaman yang ditarik kuda.
Juga alat musik, peralatan dapur, senjata, kalender dan media seni tradisional lainnya. Museum ini juga menyimpan kerajinan rakyat Karo yang misterius, topeng besar yang digunakan dalam pertunjukan Gunda Lagundara. Dalam cerita berbentuk burung enggang atau Gurda Gurda, terdapat tiga topeng besar yang menggambarkan seorang putri, raja dan panglima.
Jenis pertunjukan ini jarang dipublikasikan hari ini. Oleh karena itu, topeng-topeng ini dipamerkan di salah satu sudut Museum Karo Lingga, namun tidak banyak orang yang mengetahui fungsi dari topeng-topeng tersebut. Anda bisa menikmati peninggalan sejarah yang ada di museum ini sebagai suatu pengetahuan terhadap barang barang kuno.
2. Mengambil Gambar
Kegiatan berikutnya yang bisa dilakukan ketika datang berkunjung pada destinasi wisata satu ini yaitu dengan mengambil gambar di beberapa spot yang unik dan menarik. Anda juga bisa mengabadikan seluruh penggalan yang ada didalam Museum Karo Lingga untuk dijadikan sebagai kenang-kenangan bahwa pernah datang berkunjung melihat peninggalan dari masyarakat desa Karo.
3. Berkeliling Bersama Pemandu
Budaya Karo tidak hanya diperkenalkan kepada orang lain, tetapi terutama kepada generasi muda Karo. Museum Karo Lingga baru-baru ini terobsesi dengan modernisasi berbau teknologi dan mulai melupakan budaya sendiri. Museum ini sebenarnya memiliki pemandu yang cukup andal yang dapat menjelaskan sejarah museum dan koleksinya dengan lancar.
Mungkin juga tentang keberadaan desa wisata Lingam itu sendiri. Tentu saja diperlukan upaya untuk menjadikan Museum Carolingian sebagai duta budaya Karo. Konsep yang dapat ditawarkan adalah bekerjasama dengan pihak sekolah untuk mengunjungi museum secara rutin sebagai bagian dari program pembelajaran yang perlu dilaksanakan.
Tentu saja, studio seni dan budaya lokal dilibatkan untuk meningkatkan daya tarik mengunjungi museum. Tapi mesum tanpa pengunjung seperti gudang yang terkunci. Koleksi museum tidak boleh diam. Koleksi museum harus terus berbicara untuk memperluas wawasan masyarakat tentang apa yang mungkin selama ini diabaikan dan tidak dipedulikan.
Informasi Museum Karo Lingga diatas bisa dijadikan sebagai referensi ketika anda datang berkunjung ke kawasan wisata Sumatera. Destinasi yang satu ini sangat cocok dikunjungi bersama dengan adik ataupun anak untuk menambah wawasan dan juga pengetahuan terkait dengan berbagai peninggalan sejarah yang masih tersimpan di dalam museum Karo yang ada di Sumatera ini.