Harga Tiket: Rp 3.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Sultan Mahmudsyah No.10, Peuniti, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh. |
Ketika berada di Aceh tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Museum Negeri Aceh. Tempat bersejarah ini menyuguhkan benda-benda antik yang dipamerkan. Mulai dari zaman pra sejarah, masa kolonial Belanda, hingga masa kerajaan. Setiap bangunannya memiliki arsitektur unik yang melambangkan ciri khas Banda Aceh.
Menurut situs resminya, koleksi yang ada di dalam museum mengandung ilmu biologika, teknologika, historika, serta seni rupa. Maka dari itu digolongkan menjadi 3 klasifikasi besar yaitu koleksi organik, anorganik, dan campuran. Lokasinya yang luas membuat petugas setempat membagi ruang museum menjadi beberapa lantai. Hal tersebut memudahkan pengunjung untuk menjelajah museum.
Dahulu saat awal mula terbentuknya tempat bersejarah ini hanya memiliki beberapa fasilitas yang masih sedikit. Namun seiring perkembangan waktu, pengelola terus melakukan renovasi dan melengkapi Museum Negeri Aceh dengan fasilitas penunjang. Perawatan dan kebersihan areanya selalu dilakukan secara berkala. Sehingga membuat pelancong akan merasa betah berlama-lama disini.
Sejarah Museum Negeri Aceh

Museum Aceh diketahui sudah berumur puluhan tahun, karena pembangunannya dilakukan saat masa Hindu Budha. Pada awalnya tempat ini merupakan bangunan rumah tradisional Aceh atau yang biasa disebut Rumah Aceh. Sebagian koleksinya pun benda-benda pribadi milik Stammeshaus curator museum Aceh pada tahun 1915. Ada pula pusaka Aceh yang terkenal pada masa itu.
Kemudian pemerintah setempat meresmikan museum ini pada tanggal 31 Juli 1915 dan dikembangkan oleh pemerintah Aceh. Sebenarnya tujuan didirikannya museum ini untuk melestarikan budaya setempat agar tidak terlupakan. Pada mulanya tempat ini ada di kawasan Blang Padang. Namun koleksinya yang terus bertambah, membuat wisata ini dipusatkan di daerah Aceh.
Sejak tahun 1974 tempat ini telah mendapat pendanaan dari pemerintah. Sehingga banyak pembangunan gedung baru seperti laboratorium, gedung pameran, perpustakaan, dan masih banyak lagi. Pada tahun 1975 pengelola menyerahkan museum ini ke Departemen Kebudayaan dan Pendidikan agar terlindungi dengan baik. Hingga saat ini semua artefaknya juga selalu dilestarikan.
Koleksi Museum Negeri Aceh

1. Lonceng
Lonceng cakra menjadi koleksi yang populer karena umurnya sudah mencapai ribuan tahun. Dahulu benda ini diperoleh dari Kaisar Cina Dinasti Ming pada abad ke 15. Lalu pada tahun 1524 Masehi lonceng ini dibawa ke Aceh oleh Sultan Ali Munghayat Syah. Tampak bangunan besar yang digunakan untuk melindungi lonceng cakra agar tidak rusak.
2. Rumah Aceh
Bangunan replika ini dibuat menyerupai tempat tinggal masyarakat Aceh pada zaman dahulu. Lantainya dirancang setinggi 9 kaki dengan disanggah kayu jati. Bentuknya seperti rumah panggung dengan corak warna merah dan hitam. Replika tersebut dilindungi dengan baik di dalam Museum Negeri Aceh agar wisatawan masih bisa melihatnya untuk mempelajari sejarah yang ada.
3. Benda pusaka
Benda ini berbentuk senjata seperti keris, rencong, bamboo pering petuk, dan masih banyak lagi. Semuanya memiliki nilai yang tak terhingga karena menyimpan sejarah. Pada zaman dahulu manusia purba banyak yang menggunakan senjata ini untuk melakukan beberapa kegiatan. Dalam perlindungannya pun petugas menyimpan benda ini di dalam rak kaca agar tidak rusak dan kotor.
4. Uang kuno
Di sudut lain terlihat beberapa uang kuno berupa logam berwarna perak maupun berbentuk kertas. Uang tersebut hanya berlaku pada saat tempo dulu dan saat ini sudah tidak bisa digunakan. Maka dari itu pemerintah menyimpan uang ini di dalam museum agar keberadaannya bisa dirawat dengan baik. Anda juga bisa membaca informasi penemuan uang kuno ini di tulisan yang telah tersedia.
5. Patung
Beragam patung yang dipamerkan di dalam Museum Negeri Aceh menggambarkan wajah para pahlawan terdahulu. Benda ini disusun rapi dengan dilengkapi busana adat yang menambah kecantikannya. Ada pula aksesoris yang ditambahkan mulai dari gelang, kalung, hingga aksesoris kepala. Hal ini membuat koleksi tersebut semakin menggambarkan budaya Aceh.
6. Naskah kuno
Di lantai 2 ada beberapa naskah kuno yang dituliskan dengan aksara Arab, Jawa, Aceh, dan Melayu yang pernah tersohor pada abad ke 17. Naskah tersebut ada yang bercerita kerajaan terdahulu dan kisah perjuangan para pahlawan. Namun, tidak semua orang bisa membaca isi dari naskah tersebut karena tidak ada terjemahan teksnya.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi

Destinasi Museum Negeri Aceh tepat berada di Jalan Sultan Mahmudsyah No 10, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Jaraknya sangat dekat dengan bandara internasional Sultan Iskandar Muda, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit saja untuk mencapai lokasinya. Wisatawan dari berbagai daerah bisa membawa kendaraan pribadi maupun menyewa travel.
Jika Anda berangkat dari arah masjid raya Baiturrahman maka bisa lurus terus. Nanti akan terlihat museum di sebelah kanan jalan. Lokasinya sangat strategis dengan aspalnya yang sudah mulus. Banyak pula kendaraan umum seperti angkutan umum maupun ojek yang berlalu lalang. Pengunjung tidak perlu takut tersasar karena banyak papan penunjuk jalan yang tersedia.
Harga Tiket Masuk Museum
Sebelum memasuki area museum akan ada tarif tiket di depan pintu masuk. Namun jangan khawatir harganya sangat ramah di kantong hanya Rp 3.000 untuk dewasa dan Rp 2.000 untuk anak-anak. Tarif tersebut berlaku untuk hari selasa sampai minggu, karena setiap hari senin tutup. Anda bisa menikmati museum mulai pagi hingga sore hari.
Bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi juga dikenai karcis yaitu Rp 3.000 untuk sepeda dan Rp 5.000 untuk roda empat. Lahan parkirnya sangat luas dan dijaga ketat oleh petugas setempat. Saat hari libur akan terlihat banyak orang yang memadati area museum dengan berbondong-bondong bersama keluarga. Maka dari itu Anda disarankan datang mulai pagi.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan Pengunjung

1. Melihat Koleksi
Museum Aceh memang memiliki beragam koleksi benda bersejarah yang sangat unik. Ada yang diletakkan di dalam rak kaca sehingga wisatawan hanya bisa melihatnya dari jauh. Di area luar juga ada beberapa benda yang bisa disentuh langsung oleh tamu. Anda akan dibuat takjub karena setiap ruangannya menyuguhkan koleksi yang berbeda-beda.
2. Berfoto
Aktivitas ini banyak dilakukan pengunjung saat berlibur kesini. Banyak spot-spot menarik yang bisa dijadikan background berfoto, apalagi bangunannya yang klasik akan semakin mempercantik foto Anda. Saat hari libur nampak para traveller bergantian selfie di tiap sudut museum baik di lantai bawah maupun atas. Ajak kerabat terdekat agar aktivitas ini semakin seru.
3. Menjelajahi Museum
Seperti yang diketahui kalau Museum Negeri Aceh mempunyai lahan yang luas, maka sangat cocok untuk dijelajahi. Traveller bisa berjalan kaki untuk melihat tiap sisi museum lebih dekat. Di sepanjang kawasannya tampak begitu bersih karena tidak ada sampah tercecer. Petugas juga menyediakan tempat duduk di areanya untuk wisatawan yang kelelahan usai berkeliling museum.
4. Mencatat Sejarah
Tidak lengkap rasanya jika berlibur ke museum tetapi tidak membaca informasi sejarah yang tertulis. Tulisannya lengkap mulai dari nama, tanggal ditemukan, dan sejarahnya. Semua penjelasan tersebut sangat berguna untuk mengetahui budaya terdahulu yang pernah masuk ke Indonesia. Para pelancong bisa menulisnya di buku atau memotretnya melalui ponsel.
Objek Wisata Terdekat dari Museum Negeri Aceh

1. Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan
Konon katanya taman ini diambil dari nama bangsawan Wanita keturunan Aceh yang melawan Belanda. Lahannya yang luas sekitar 6300 hektar dipenuhi dengan pohon hijau dan beberapa gazebo. Letaknya tidak jauh dari Museum Negeri Aceh hanya memerlukan waktu 1 jam saja. Tersedia pula air terjun, gunung gajah, dan bendungan yang bisa dilihat dari arah taman ini.
2. Museum Tsunami
Museum ini didirikan untuk mengenang peristiwa tsunami yang pernah melanda Aceh pada tahun 2004. Di dalamnya terlihat banyak ruangan yang menyuguhkan barang antik. Salah satunya sumur doa yang melambangkan kuburan korban tsunami. Lalu ada lorong tsunami dengan suara gemuruh air, serta jembatan harapan yang dilengkapi bendera bertuliskan kata damai.
3. Masjid Raya Baiturrahman
Masjid ini menjadi salah satu pariwisata terdekat Museum Negeri Aceh yang didirikan tahun 1612. Perlu diketahui saat terjadi bencana tsunami, masjid ini dijadikan masyarakat untuk tempat berlindung. Bangunannya dikelilingi tujuh menara yang memiliki kubah hitam di atasnya. Saat ini wisata religi ini menjadi ikon kota Aceh yang banyak didatangi masyarakat.
4. Rumah Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien dikenal sebagai salah satu pahlawan wanita Indonesia yang pernah berjuang mengusir penjajah. Rumah ini di design seperti museum mini dengan beragam peninggalan pribadi mulai dari pakaian, peralatan, hingga buku yang pernah dipakainya. Namun bangunannya hanya berbentuk replika. Para traveller yang ingin berlibur kesini bisa menuju ke kawasan Desa Lampisang.
Itulah penjelasan singkat wisata Museum Negeri Aceh yang menyimpan banyak sejarah menarik. Para pelancong yang datang bisa mengajak kerabat atau keluarga terdekat. Fasilitasnya yang lengkap akan membuat Anda merasa nyaman berada disini. Disarankan untuk mencatat informasi yang ada di tiap koleksi agar pengunjung bisa menambah ilmu pengetahuan.