Harga Tiket: Rp 3.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Sudirman, Lamtemen Timur, Kec. Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Aceh. |
Indonesia memiliki banyak sekali daya tarik wisata, salah satunya berasal dari keragaman warisan budaya masa lalu yang diabadikan dalam bentuk museum. Tidak bisa dipungkiri bahwa museum memang dapat ditemukan di berbagai tempat di tanah air, tidak terkecuali di provinsi paling barat Indonesia yakni Aceh.
Di Banda Aceh sendiri ada beberapa museum yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan, salah satunya Museum Ali Hasjmy yang dijadikan sebagai sumber literasi untuk Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-7. Antusiasme masyarakat terhadap pentingnya sejarah pun terlihat ketika perhelatan PKA ke-7 tersebut.
Sejarah Museum Ali Hasjmy

Museum yang dijadikan sebagai sumber literasi untuk PKA ke-7 ini diresmikan pada tanggal 15 Januari 1994 oleh Emil Salim, yakni Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI. Dan museum tersebut merupakan rumah milik Prof. Ali Hasjmy, seorang Gubernur Aceh yang menjabat untuk periode 1957 sampai 1964.
Dua tahun sebelum diresmikannya museum, Ali Hasjmy lebih dulu telah mendirikan sebuah yayasan pendidikan. Ali Hasjmy kemudian mewakafkan seluruh koleksi buku serta benda pusaka yang dimilikinya. Pun dengan rumah pribadinya yang juga diwakafkan sebagai tempat untuk menampung semua koleksi buku serta pusaka tersebut.
Rumah itulah yang saat ini menjadi perpustakaan sekaligus museum. Di perpustakaan yang sekaligus museum ini tersimpan ribuan koleksi buku, mulai dari manuskrip kuno, buku bertuliskan Arab gundul, Arab Jawi, buku berbahasa Aceh, Inggris, dan juga Belanda. Menurut pengelola utama museum, sebagian besar buku yang ada di sana merupakan karangan dari Ali Hasjmy sendiri.
Bahkan di sana juga tersimpan benda bersejarah yang merupakan koleksi milik Ali Hasjmy, seperti tongkat, perisai, rencong, dan pedang yang semuanya dipajang dalam kotak kaca. Semasa hidupnya, Ali Hasjmy memang bukan hanya dikenang sebagai politikus saja, ia juga seorang ulama, jurnalis, sastrawan, dan pengarang yang cukup tersohor untuk ukuran zamannya.
Sebagai seorang sastrawan, Ali Hasjmy telah berhasil menerbitkan sekitar 20 karya tulis, 18 karya sastra, dan 5 terjemahan. Ia memang dikenal sebagai sosok akademisi yang seluruh hidupnya telah didedikasikan untuk dunia pendidikan. Dikenal sangat mencintai buku, Hasjmy selalu membawa pulang oleh oleh buku setiap bepergian ke luar negeri atau ke luar kota.
Koleksi Museum Ali Hasjmy

Sebagai sebuah perpustakaan sekaligus museum, pustaka yang sebelumnya merupakan rumah milik Prof. Ali Hasjmy ini diatur menjadi empat ruangan utama. Ruangan pertama yaitu Khutub Khanah Tgk Chik Kutakarang, yang berisikan kita kitab serta buku dari berbagai disiplin ilmu.
Mulai dari buku sastra, sejarah, agama, sampai buku buku yang berasal dari awal abad ke-20 bisa ditemukan oleh pengunjung di ruangan pertama Museum Ali Hasjmy ini. Bahkan terdapat Al-Qur’an yang ditulis tangan dan naskah tua berbahasa Arab Melayu Aceh tersimpan di sana.
Sedangkan untuk ruangan kedua yaitu Warisan Budaya Nenek Puteh, yang menyimpan koleksi benda budaya dari Aceh. Seperti pakaian adat Aceh, benda benda keramik masa silam, senjata senjata khas Aceh, dan jurai Aceh (kamar pengantin). Pengunjung pun bisa menemukan pedang milik Habib Mustafa, yakni seorang pahlawan Aceh yang meninggal tahun 1926 saat melawan Belanda di Bakongan.
Selanjutnya ruangan yang ketiga yaitu Khasanah Ali Hasjmy, yang merupakan ruangan pribadi sang pemilik rumah. Di ruangan tersebut, para pengunjung dapat mengenal lebih dekat sosok Ali Hasjmy semasa hidupnya. Dimana terdapat berbagai dokumen sejak ia masih muda semasa sekolah sampai menjadi Gubernur dan Menteri dalam Negeri Indonesia.
Di ruangan yang sama, anda bisa menemukan meja kerja, radio, hingga pakaian dinas yang pernah dipakai oleh Ali Hasjmy saat masih memangku jabatan sebagai Gubernur Aceh. Kemudian untuk ruangan yang keempat yaitu ruangan Teknologi Tradisional Aceh, yang menyimpan hasil produksi kerajinan rakyat Aceh.
Dalam ruangan keempat ini, para pengunjung Museum Ali Hasjmy bisa menemukan teumpeun pande meuh dan teumpeun pande beusoe. Di sana tergambarkan bagaimana cara orang Aceh zaman dulu dalam menempa perak, emas, dan suasa untuk dijadikan sebagai hiasan. Ada juga cara membuat rencong maupun senjata tajam lainnya yang dapat disaksikan.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi

Museum dengan empat ruangan untuk menyimpan berbagai koleksi ini terletak di Jalan Sudirman no. 20, Lamteumen Timur, Banda Aceh, Provinsi Aceh. Bagi anda yang ingin datang secara langsung ke lokasi museum, maka dapat menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Sebab lokasinya tergolong strategis dan berada tidak jauh dari pusat kota.
Masyarakat sendiri sering menyebut angkutan umum dengan sebutan labi labi, jadi anda bisa menanyakan langsung kepada warga lokal bagaimana cara menuju ke Museum Ali Hasjmy menggunakan labi labi. Supaya lebih mudah menemukan museum, wisata sejarah ini berada di komplek Universitas Islam Negeri Ar-Raniry atau biasa disingkat UINAR.
Aktivitas yang Menarik Dilakukan

1. Menambah Literasi
Berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 3.000 meter persegi, Museum Ali Hasjmy menyimpan sekitar 15 ribu judul buku. Tentunya berbagai judul buku yang ada di sana bisa membantu anda menambah literasi. Dimana anda bisa menemukan banyak sekali judul buku menarik di sini, yang terdiri atas buku berbahasa Indonesia, bahasa Aceh, bahasa Inggris, bahasa Arab, dan lainnya.
Ada juga sejumlah kitab pengetahuan agama Islam yang ditulis tangan dengan khat indah, meliputi pengetahuan terkait tauhid, fiqih, tarikh serta ilmu bahasa Arab yang berasal dari Aceh. Tidak heran jika museum yang berada di Jalan Jenderal Sudirman ini sering dikunjungi oleh mahasiswa untuk dijadikan sebagai bahan skripsi atau penulisan karya ilmiah mereka.
2. Melihat Kekayaan Aceh
Selain menyimpan deretan buku menarik untuk menambah literasi, Museum Ali Hasjmy juga menyimpan berbagai macam benda yang menunjukkan kekayaan Aceh. Itulah mengapa banyak wisatawan yang menyempatkan diri untuk berkunjung ke museum ini saat tengah berlibur ke Aceh.
Mulai dari pakaian adat Aceh, koleksi senjata khas Aceh, benda benda keramik yang dibuat oleh masyarakat zaman dulu, sampai pedang Habib Mustafa yang merupakan salah satu pahlawan dari Aceh juga tersimpan di sana. Bahkan pengunjung dapat melihat bagaimana sekilas gambaran masyarakat pada zaman dulu ketika menempa emas maupun perak.
3. Mengenal Sosok Ali Hasjmy
Museum Ali Hasjmy dulunya merupakan rumah milik Ali Hasjmy, yang merupakan tokoh sejarawan sekaligus sastrawan asal Aceh. Sebagai tokoh sejarah, ia dikenal sebagai seorang politisi unggul dan akademisi pada awal kemerdekaan RI sampai masa Orde Baru. Banyak orang yang ingin mengenal sosoknya lebih jauh, melihat sejarah yang telah ditorehkannya.
Hal tersebut terlihat dari bagaimana Museum dan Pustaka Ali Hasjmy ini masih cukup sering didatangi rombongan dari luar kota bahkan luar pulau, hanya sekadar untuk mencari tahu lebih dalam terkait beliau. Terlebih di dalam museum memang terdapat ruangan khusus Khasanah Ali Hasjmy, yang memperkenalkan sosoknya sepanjang hidup.
Berbagai peninggalannya tersimpan rapi dan bisa dilihat pada ruangan tersebut. Mulai dari dokumen dokumen pribadi semasa Hasjmy masih sekolah, sampai menjadi Gubernur serta Menteri dalam Negeri Indonesia. Bahkan pakaian yang dikenakannya ketika memangku jabatan tersebut juga disimpan di dalam ruangan ini.
Objek Wisata Terdekat dari Museum Ali Hasjmy

1. Museum PLTD Apung
Aceh menyimpan cukup banyak museum, sehingga anda bisa melakukan wisata sejarah dengan berkunjung dari museum satu ke museum lainnya ketika berada di Kota Serambi Mekkah tersebut. Sebab tidak jauh dari Museum Ali Hasjmy, terdapat museum lainnya yang tidak kalah menarik untuk dieksplorasi yakni Museum PLTD Apung.
Jaraknya sekitar 2,2 kilometer atau kurang lebih membutuhkan 6 menit perjalanan saja ketika menggunakan kendaraan. Anda bisa melewati Jalan Punge Blang Cut dan Jalan Pemancar untuk menuju lokasi. Sesampainya di museum, pemandangan sebuah monumen tsunami yang cukup besar akan disuguhkan kepada para pengunjung.
2. Taman Krueng Neng
Taman Krueng Neng berada di Gampong Lamjamee, Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Lokasinya berjarak kurang lebih 3,6 kilometer dari Masuem dan Pustaka Ali Hasjmy. Anda mungkin membutuhkan waktu sekitar 9 menit untuk menuju lokasi taman. Beberapa fasilitas yang bisa ditemukan di Taman Krueng Neng antara lain permainan anak, lapangan volley, amphiteater, dan banyak lagi.
3. Rumah Cut Nyak Dhien
Satu lagi objek wisata yang berada tidak jauh dari Museum Ali Hasjmy, yakni Rumah Cut Nyak Dhien. Lokasinya berjarak sekitar 4,9 kilometer dan membutuhkan estimasi kurang lebih 10 menit untuk sampai di sana. Rumah Cut Nyak Dhien ini merupakan museum yang dulunya adalah tempat tinggal sang Srikandi Aceh dengan Teuku Umar.
Sama seperti Museum dan Pustaka Ali Hasjmy, wisatawan dapat mengandalkan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum untuk mencapai lokasi Museum Rumah Cut Nyak Dhien ini. Setibanya di museum, anda bisa melihat sumur yang sangat tinggi terletak di depan pintu utama.
Kota Banda Aceh memang menyimpan banyak museum, salah satunya Museum dan Pustaka Ali Hasjmy yang dulunya merupakan rumah milik tokoh sejarah Aceh, yang kemudian dijadikan sebagai nama museum. Menyimpan banyak hal menarik seperti peninggalan Ali Hasjmy dan berbagai benda kekayaan Aceh, tentunya anda tidak boleh melewatkan berkunjung ke sini.