Harga Tiket: Rp 5.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Istana Desa, Lima Laras, Kec. Tanjung Tiram, Kab. Batu Bara, Sumatera Utara. |
Indonesia mungkin menjadi salah satu negara yang masih tetap mempertahankan berbagai jenis peninggalan sejarah pada zaman penjajahan. Anda akan dapat menemukan berbagai jenis peninggalan berupa bangunana atau bahkan ebnda benda bersejarah yang pernah digunakan untuk mempertahankan kemerdekaan dan melawan para penjajah yang datang
Salah satu lokasi sejarah yang masih berdiri dan bisa dikunjungi adalah Istana Niat Lima Laras yang berada di Kabupaten Batu Bara, kawasan Sumatera Utara. Istana ini merupakan tempat tinggal yang digunakan oleh Raja kerajaan Lima Laras. Anda juga akan menemukan berbagai barang peninggalan sejarah yang masih dirawat dan tersimpan dengan rapi di dalamnya
Sejarah Berdirinya Istana Niat Lima Laras
Hal ini didasarkan pada larangan perdagangan yang dikenakan pada Raja oleh Pemerintah Hindia Belanda dan ditentang oleh Datuk Matyoeda. Datuk Matyoeda sendiri adalah raja dari Kerajaan Lima Laras XII, yang memerintah dari tahun 1883 hingga 1919. Larangan dagang oleh pemerintah Hindia Belanda tanpa alasan yang jelas dikatakan sebagai akibat dari efek monopoli perdagangan pertanian.
Jika ada yang melanggar kebijakan ini, armada dan anggotanya akan ditarik secara paksa oleh Pemerintah Hindia Belanda. Datuk Matyoeda sering memperdagangkan hasil pertanian ke Malaysia, Malaka, Singapura dan Thailand. Datuk Matyoeda sering mengkonfrontir pemerintah Hindia Belanda atas kebijakan ini dengan membangun sebuah istana
Berdasarkan informasi sejarah, Istana Sumatera Niat Lima Laras memiliki usia yang lebih dari 100 tahun dan merupakan situs bersejarah komunitas pesisir Melayu. Istana Niat Lima terletak di kawasan Dusun I Desa Lima Laras, tepatnya di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara. Keraton ini berjarak sekitar 136 km dari kota Medan.
Istana Niat telah dibangun pada tahun 1907 dan selesai pada tahun 1912 oleh Datuk Muhammad Yoeda yang memerintah dari tahun 1883 sampai dengan 1919. Biaya pembangunan istana ini diperkirakan mencapai 150.000 emas, dan datuk ini membawa ahli dari Cina selama konstruksi yang langsung dipimpin oleh Muhammad Yoeda.
Muhammad Toeda ini merupakan seorang pemimpin atau raja dari kerajaan Lima Laras yang ke XII. Istana ini memiliki luas 102×98 meter dan memiliki denah persegi empat yang menyerupai pola yang membentuk kubus atau balok. Bangunan ini setinggi empat lantai, berukuran 40 x 35 meter dan menghadap ke timur dengan pintu depan di sisi timur bangunan.
Istana Lima Laras memiliki empat paviliun yaitu barat, timur, utara dan selatan dengan arsitektur Melayu terutama di atap dan model kisi, tetapi juga ornamen China beton di lantai dasar. Di lantai 2 dan 3 terdapat kamar berukuran 6×5 meter. Secara total, istana ini memiliki 28 pintu serta 66 pasang jendela. Untuk mencapai lantai 2 dan 3, terdapat 27 tangga spiral dari dalam hingga atas.
Datuk Muhammad Azminsyah merupakan cucu atau keturunan ke-13 dari Muhammad Yoeda. Datuk ini menyampaikan bahwa sebelum keraton dibangun, kerajaan Lima Laras ini berada di bawah Kesultanan Siak di Riau dan telah berpindah-pindah sejak abad ke-16. Raja Niat Kerajaan Lima Laras Muhammad Yoeda wafat pada tahun 1919 yang juga menandai berakhirnya masa kejayaannya.
Saat ini, keturunan yang meninggalkan pusaka adalah Datuk Muhammad Azminsyah yang memelihara dan membersihkan keraton. Istana Niat Lima Laras adalah peninggalan bersejarah Kerajaan Melayu di pesisir Asahan atau sekitar 136 kilometer tenggara kota Medan. Kunjungi istana untuk melihat keindahan dan kekasaran bangunan yang masih tersisa.
Alamat, Rute Lokasi dan Tiket Masuk
Istana Niat Lima Laras adalah salah satu Istana kerajaan Melayu pesisir yang berada di Jl. Istana, Desa Lima Laras, Kecamatan Tj. Tiram, Kabupaten Batu Bara, Sumatra Utara.
Tiket masuk ke tempat wisata umumnya bervariasi pada hari libur, Minggu dan hari biasa. Di bawah ini adalah daftar harga tiket masuk Wilayah Kabupaten Batubara dan dapat berubah sewaktu-waktu. Baik weekdays maupun weekend, tiket masuk Istana Niat Sumatera adalah Rp 5,000.00. Sangat direkomendasikan untuk memeriksa harga di call center yang tersedia.
Jam buka dan waktu tutup berbeda tergantung pada tujuan wisata. Hal ini juga berlaku untuk setiap destinasi wisata yang ada di Batu Bara. Ketika anda datang berkunjung ke Istana ini maka bisa dimulai pada pukul 08.00 sampai 18.00 waktu indonesia bagian barat. Oleh karena itu, jangan sampai anda datang terlalu pagi atau bahkan terlalu sore.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan
1. Melihat Koleksi Museum
Bagunan ini merupakan tanda kemegahan kerajaan masa lalu, namun saat ini banyak kayu dan tembok yang mulai lapuk atau menjadi tua. Datuk Muhammad Azminsyah masih menyimpan beberapa bukti pusaka perlengkapan istana antara lain Tempayang berukir naga, barang pecah belah, dan vas yang diukir dengan dua pedang dan satu tombak.
2. Menyusuri Tiap Lantai Istana
Istana yang menghadap ke selatan memiliki empat anjungan di empat titik utama. Di depannya ada sebuah bangunan kecil berisi dua meriam. Hampir semua bangunan memiliki arsitektur Melayu, terutama dengan model atap dan kisi-kisi. Lantai pertama terbuat dari beton dan memiliki kantor konseling dan kantor konseling. Ada kamar berukuran sekitar 6 x 5 meter di lantai 2 dan 3.
Jika Anda mengunjungi istana hari ini, jangan berharap untuk melihat tangga spiral seperti apa adanya. Beberapa anak tangga sudah hilang dan bagian tengah rusak karena pelapukan. Jangan berharap melihat kemegahan bekas tahta atau keluarga kerajaan di masa lalu, karena sebagian besar pernak-pernik istana telah hancur atau bahkan hilang.
Istana Niat Lima Laras saat ini sedang dalam tahap perbaikan. Lantai pertama dan kedua di belakang istana telah diperbaiki dan dicat. Bangunan utama di depan masih menjadi bencana, jadi perbaikan kecil hanya akan menunda kehancuran. Pengunjung yang datang hanya bisa datang berkunjung saat lebaran, juga didominasi oleh anak-anak desa.
Selain masalah pemugaran, pintu masuk ke lokasi juga telah rusak dan kawasan kumuh desa tidak layak dijual kepada turis asing maupun turis lokal. Renovasi terakhir yang dilakukan oleh pemerintah baru dilakukan pada tahun 1980-1981 dengan biaya sebesar Rp 234 juta, ketika masih dikelola oleh kantor wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Utara.
Setelah diserahkan kepada pemerintah daerah Sumatera pada 14 September 1990, hampir tidak ada perbaikan lagi. Padahal upaya pelestarian keraton sangat penting mengingat nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalam keraton. Istana Lima Laras ini sudah tidak lagi berpenghuni dan anda tidak akan menemukan pencahayaan yang nyaman di malam hari.
Halaman Istana Niat Lima Laras ini juga sempat ditumbuhi semak belukar yang bisa tumbuh hingga ketinggian lebih dari satu meter. Karena situasi ini, surat kabar melaporkan bahwa berita itu mengkhawatirkan dan istana menjadi tempat perjudian. Untuk itu, sangat diperlukan upaya perbaikan dan perawatan bagi bangunan peninggalan sejarah.
3. Mengambil Gambar
Kegiatan berikutnya yang bisa dilakukan ketika datang berkunjung pada destinasi wisata satu ini yaitu dengan mengambil gambar di beberapa spot yang unik dan menarik. Anda juga bisa mengabadikan seluruh penggalan yang ada di dalam Istana Niat untuk dijadikan sebagai kenang-kenangan bahwa pernah datang berkunjung melihat peninggalan dari masyarakat.