Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Lunang, Kec. Lunang, Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat. |
Museum menjadi cagar budaya yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, guna menambah wawasan dan untuk tujuan studi. Bahkan museum juga bisa membantu dalam memberikan kesenangan atau hiburan. Sehingga tidak heran jika banyak orang yang gemar melakukan wisata edukasi bersama keluarga tercinta dengan mengunjungi museum.
Jika anda sedang berlibur ke Kabupaten Pesisir Selatan di Sumatera Barat, khususnya daerah Lunang, ada satu museum yang tidak boleh dilewatkan. Namanya Museum Mande Rubiah atau dikenal juga dengan sebutan Rumah Gadang Mande Rubiah. Destinasi ini wajib dikunjungi karena dinilai memiliki peran dalam pembentukan karakter generasi muda Minang.
Sejarah Museum Mande Rubiah

Sejarah Rumah Gadang ini tidak bisa dipisahkan dari cerita hijrahnya Bundo Kanduang beserta dengan keluarga serta pengikutnya pada tahun 1520 M. Itu berarti museum ini pun memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Pagaruyuang. Karena Bundo Kanduang merupakan raja perempuan Minangkabau di kerajaan tersebut.
Mereka pindah dari Pagaruyuang ke Tanah Menang atau Nagari Lunang, yang merupakan daerah perbatasan antara Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Bundo Kanduang membangun rumah gadang di sana sekitar abad 13 hingga 14 Masehi, dan itu menjadi rumah gadang pertama di Lunang. Setelah itu gelar Bundo kemudian berganti menjadi Mande Rubiah.
Namun perpindahan dari Pagaruyuang ke Lunang tersebut disembunyikan selama ratusan tahun, guna memegang amanah yang harus dirahasiakan secara turun temurun. Pasalnya perpindahan ini terjadi karena Bundo Kanduang berkonflik dengan Tiang Bungkuk. Untuk mengelabui raja Tiang Bungkuk yang mengejarnya, Bundo Kanduang mengatakan bahwa keturunannya sudah mengirap ke langit.
Barulah sekitar tahun 1970-an mulai tersebar berita mengenai keberadaan mereka. Yang mana Lunang masih terdapat keturunan dari Kerajaan Pagaruyuang. Bahkan ada juga peninggalan peninggalan kerajaan di sana. Selanjutnya pada tanggal 8 sampai 15 Maret 1980, Rumah Gadang ini diresmikan sebagai museum setelah pemerintah melalui beberapa pendekatan dengan pihak keluarga.
Museum ini pun dimanfaatkan untuk melangsungkan pameran benda-benda sejarah Mande Rubiah. Pengelolaannya di bawah naungan Yayasan Museum Mande Rubiah, melalui SK Bupati Pesisir Selatan. Juga di bawah pembinaan langsung dari Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Pesisir Selatan.
Koleksi Museum Mande Rubiah

Rumah Gadang Mande Rubiah menyimpan berbagai peninggalan Kerajaan Pagaruyuang. Di sana juga ada banyak benda peninggalan keturunan atau pewarisnya. Terdapat kurang lebih 213 buah koleksi yang menghiasi museum tersebut. Dan macamnya tidak hanya satu saja, melainkan ada beberapa.
Mulai dari naskah, peralatan dapur, pakaian adat, senjata tajam, senjata api, alat upacara agama, alat upacara adat, uang logam, uang kertas, telur burung garuda, lampu, tongkat, piring besar porselin, dan lain sebagainya. Semua benda tersebut menempati area seluas 20.000 meter persegi yang didirikan sebuah bangunan seluas 1.000 meter persegi.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi

Museum Mande Rubiah beralamatkan di Kampung Lubuk Sitapung, Nagari Lunang, Kecamatan Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Untuk menuju lokasi, anda bisa menempuh perjalanan melalui darat, laut, maupun udara. Adapun jarak tempuhnya dari Bandara Internasional Minangkabau yaitu sekitar 240 kilometer.
Sedangkan jika memulai perjalanan dari Pelabuhan Teluk Bayur, berjarak sekitar 230 kilometer dari museum. Dan dari terminal bus ke museum berjarak kurang lebih 20 kilometer. Lokasinya termasuk mudah dijangkau karena akses jalan sudah memadai. Sehingga anda bisa menggunakan berbagai kendaraan untuk mencapai destinasi.
Jam Operasional dan Tiket Masuk

Museum Mande Rubiah buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00 waktu setempat. Meski begitu, biasanya museum ditutup pada hari hari libur nasional. Lalu ada juga waktu kunjung museum secara khusus setiap Jumat dan hari besar Islam. Jadi jam operasional ini pun bisa berubah sewaktu waktu sesuai kebijakan pihak pengelola tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu.
Berdasarkan informasi, pengunjung tidak akan dipungut biaya alias gratis untuk masuk ke museum ini. Tapi sebaiknya anda menyiapkan uang kecil untuk membayar parkir. Selebihnya tidak ada biaya lain yang perlu dikeluarkan jika ingin berkunjung ke museum. Sehingga bisa dibilang bahwa berkunjung ke rumah gadang ini bisa menjadi perjalanan wisata yang murah meriah.
Aktivitas yang Menarik Dilakukan Pengunjung

1. Melihat dan Mengenal Rumah Gadang Mande Rubiah
Berkunjung ke museum, anda akan diajak melihat dan mengenal Museum Mande Rubiah yang merupakan rumah gadang pertama di daerah Lunang. Dari segi arsitektur, bangunan rumah tersebut mewakili arsitektur rumah gadang corak pesisir. Terlihat bahwa di sana masih banyak tersimpan beberapa BCB bergerak.
Sementara di bagian dalam bisa ditemukan banyak peninggalan yang tersimpan di museum. Baik itu peninggalan Kerajaan Pagaruyuang, maupun warisan dari para keturunan Mande Rubiah. Seperti naskah, peralatan dapur, pakaian adat, senjata tajam, senjata api, alat upacara agama, alat upacara adat, uang logam, uang kertas, telur burung garuda, lampu, tongkat, piring besar porselin, dan lain sebagainya.
2. Meminta Nasihat
Biasanya para pengunjung yang datang ke museum memang tidak hanya sekadar melihat lihat peninggalan dan arsitektur pada rumah gadang tersebut. Namun banyak juga yang meminta nasihat dan meminta petunjuk pada Mande Rubiah VII, yakni keturunan Bundo Kanduang Mande Rubiah yang masih hidup saat ini.
Banyak juga yang menjadikan beliau sebagai narasumber untuk menggali lebih banyak informasi, wawasan, dan pengetahuan mengenai rumah gadang. Bahkan ada juga yang menyempatkan diri untuk memanjatkan doa di sana. Anda bisa sekaligus mendoakan para leluhur Mande Rubiah sebelumnya.
3. Melihat Prosesi Adat Manjalang
Rumah Gadang ini sering dimanfaatkan untuk menjalankan prosesi adat yang disebut manjalang. Prosesi adat tersebut diartikan dengan mengunjungi rumah gadang dalam rangka silaturahmi atau halal bihalal antar seluruh unsur masyarakat. Sebagai ungkapan rasa hormat kepada pewaris rumah gadang, upacara manjalang dilangsungkan secara rutin setiap tahunnya.
Tujuannya adalah supaya mengubah orientasi bahwa museum hanya dapat digunakan sebagai tempat untuk meletakkan dan menyimpan benda bersejarah saja. Tapi museum juga bisa memberikan pengalaman secara langsung sebagai sumber belajar. Selain itu, prosesi adat manjalang sekaligus dilakukan untuk menyambut hari raya Idul Fitri.
4. Berburu Foto
Tidak lupa, sempatkan diri untuk berburu foto saat berkunjung ke Museum Mande Rubiah. Terlebih di dalamnya ada banyak peninggalan budaya yang bisa anda saksikan. Anda juga tidak boleh melewatkan berpose di depan museum sebagai dokumentasi bahwa anda pernah datang ke rumah gadang pertama di Lunang.
Fasilitas yang Tersedia di Museum Mande Rubiah

Rumah Gadang Mande Rubiah memang sudah dikelola secara resmi oleh yayasan museum tersebut. Namun kurang lebih tampilannya tidak dirombak, sehingga fasilitas yang tersedia di sini tidak cukup memadai. Sehingga anda tidak akan menemukan deretan fasilitas seperti pada objek wisata lainnya. Meski begitu tidak perlu khawatir, karena lokasi museum termasuk daerah yang infrastrukturnya memadai.
Tertarik berkunjung ke Rumah Gadang Mande Rubiah untuk menambah ilmu dan wawasan ? Bahkan jika memungkinkan anda bisa bertemu secara langsung dengan pewaris Bundo Kanduang, yakni Mande Rubiah VII. Apalagi museum ini memang dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada masyarakat umum.