Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. S.S. Kasim, Damon, Kec. Bengkalis, Kab. Bengkalis, Riau. |
Sebelum memasuki masa kemerdekaan, Indonesia merupakan suatu wilayah yang di dalamnya terdapat banyak kepemimpinan yang berbasis kerajaan. Salah satu kerajaan yang bisa ditemukan yaitu berada di Provinsi Riau. Kerajaan tersebut merupakan suatu kerajaan melayu islam terbesar yang dipimpin oleh seorang raja bernama Sultan Syarif Kasim
Banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk tetap menjaga kelestarian sejarah dan budaya yang pernah ada. Pemerintah Provinsi Riau mengubah istana Sultan Siak menjadi sebuah museum Sultan Syarif Kasim sebagai tempat untuk memperkenalkan dan menyimpan berbagai jenis peninggalan sejarah kerajaan yang pernah berdiri di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau
Sejarah Museum Sultan Syarif Kasim

Banguanan yang dijadikan sebagai Museum bersejarah ini dulunya adalah tempat peristirahatan para Sultan Kerajaan Siak. Saat seorang Sultan ingin melakukan peninjauan wilayah di sekitar Bengkalis maka rumah inilah yang dituju sebagai lokasi untuk beristirahat. Pada masa itu, dapat ditemukan pelabuhan yang berada di belakang bangunan museum
Pelabuhan tersebut dijadikan sebagai alat transportasi yang menghubungkan antara Bengkalis dengan Siak. Rumah yang dijadikan sebagai tempat peristirahatan atau yang sekarang telah menjadi museum ini dibangun oleh Sultan Siak XI yang bernama Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Rumah ini juga selalu dijadikan tempat singgah Sultan Siak Sri Indrapura
Arsitektur dari bangunan ini awalnya diambil dari ciri khas rumah Melayu dan Bermahligai dengan anak tangga yang berjumlah 7 buah. Bangunan ini mengalami renovasi sebanyak 2 kali yaitu pada tahun 1983 dan di akhir tahun 1988. Pada masa renovasi yang dilakukan pada tahun 1988 menjadi cikal bakal munculnya sebuah museum Negeri Bengkalis
Berdasarkan sumber sejarah, diketahui bahwa rumah ini pernah dijadikan sebagai tempat tinggal oleh Sultan Siak terakhir yaitu Sultan Syarif Kasim saat mengunjungi pakciknya Tengku Bagus di Damon. Jarak antara tempat peristirahatan ini menuju kediaman Tengku Bagus yaitu sekitar 700 meter. karpet merah pun dibentangkan dari tempat peristirahatan sampai rumah Tengku Bagus
Berdirinya Museum Sultan Syarif Kasim ini sejak tahun 1977 atau 1978 di Provinsi Riau. Gubernur Riau resmikan museum ini pada tahun 1996 dengan nama Sultan Syarif Kasim. Koleksi yang bisa ditemukan diantaranya, simbol kerajaan, kursi emas Sultan Siak Sri Indrapura, pakaian kerajaan, senjata kerajaan, perhiasan permaisuri, senjata dan mata uang
Koleksi Museum Sultan Syarif Kasim

1. Kursi Emas Kerajaan Siak Sri Indrapura
Singgasana kerajaan ini bisa anda temukan di dalam museum. Bentuk desain dari kursi ini penuh dengan ukiran indah dengan bahan dasar dari kuningan yang dilapisi emas. Kursi ini sempat hilang dna menjadi banyak perdebatan dan perbincangan. Namun, akhirnya dapat ditemukan kembali dan telah mendapatkan konfirmasi kembali oleh museum Nasional Jakarta
Anda juga dapat menemukan sebuah mahkota kerajaan yang begitu mempesona yang digunakan pada masa kepemimpinan dari Sultan Siak X atau Assyaidis Syarif Kasim Syaifuddin yang dikenal sebagai Syarif Kasim I. Desain mahkota tersebut terlapisi oleh emas dan juga taburan permata dan yang asli bisa ditemukan di Museum Nasional Jakarta
Tidak hanya itu, anda juga akan melihat foto dari berbagai generasi raja atau sultan. Selain itu, anda juga dapat melihat foto dari keluarga beserta dengan kerabat kerajaan. Bahkan semua tokoh sejarah yang terlibat dalam kerajaan Siak dimasa lalu bisa anda temukan. Museum ini sangat baik dikunjungi sebagai wisata edukasi yang berharga
2. Meriam
Koleksi berikutnya yang bisa anda lihat dalam museum bersejarah ini adalah senjata kerajan berupa Meriam. Meriam ini dalam bahasa melayu dikenal dengan Kanon atau lela. Bentuk dari meriam ini menyerupai tabung yang berukuran besar dan juga panjang. Cara kerjanya yaitu dengan menggunakan bubuk mesiu untuk bisa menembakkan proyektil
Meriam ini merupakan salah satu senjata penting yang digunakan pada masa kesultanan. Bahkan beberapa meriam juga digunakan sebagai alat untuk melawan para penjajah. Dari koleksi yang ada, anda bisa menemukan meriam dengan berbagai jenis ukuran dan kaliber. Masing-masing ukuran tersebut memiliki jangkauan, angle of fire dan daya tembak berbeda
Jika anda berkesempatan untuk mengunjungi museum ini, anda bisa melihat meriam dari jarak yang sangat dekat dan menyentuhnya secara langsung. Banyak meriam yang diletakkan diluar ruangan yaitu berjumlah 11 meriam dan beberapa diantaranya dipajang dan dijadikan tontonan di sudut sebelah kanan dari ruangan museum.
Meletakan meriam di luar ruangan Museum Sultan Syarif Kasim memberikan kesan seolah sedang mengamankan istana. Moncong dari media tersebut mengarah ke luar ruangan sebagai tindakan pencegahan jika terjadi serangan mendadak oleh penyusup. Meriam yang ditempatkan di dalam istana adalah jenis meriam yang dibawa ke medan perang.
Saat ini, istana memiliki 8 meriam dengan kaliber berbeda. Selama ini artileri menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Bukti bahwa Kerajaan Siak pernah memiliki perlengkapan perang yang mumpuni. Tak disangka pada masa tersebut kerajaan telah memiliki berbagai jenis senjata yang berkelas dan mampu untuk diandalkan dalam peperangan
3. Cermin Permaisuri
Cermin Permaisuri di sudut ruang utama tempat para staf mengadakan rapat juga menarik perhatian. Dikatakan bahwa jika Anda mengambil gambar sambil melihat ke cermin itu akan terlihat lebih indah. Tetapi untuk menghindari transmisi dari kecantikan Ratu, pelayan istana sering bersaing dengan kaca cermin.
Banyak pengunjung Keraton Siak khususnya wanita selalu menyempatkan waktu untuk ber swafoto di depan cermin setelah mendengarkan cerita di balik cermin. Cermin segi delapan di kedua sisi memiliki tempat untuk meletakkan lilin, dan Anda dapat menyesuaikan, memperpanjang, memperpendek, atau memindahkan lilin dari sisi ke sisi.
4. Komet

Istana Siak memiliki pemutar musik gramofon merk Komet yang sangat langka. Hanya ada dua komet di dunia. Yang pertama di Jerman dengan nomor urut 95131 dan di Istana Siak dengan nomor urut 95132. Dikatakan bahwa satu-satunya pemutar musik yang dapat memainkan lagu Beethoven, Mozart dan Strauss di Istana Siak masih tersedia.
Alat musik ini pertama kali dibawa pulang oleh Sultan Kerajaan Siak yang berkunjung ke Eropa pada tahun 1896. Benda peninggalan bersejarah ini pastinya sangat berharga karena kondisi barang yang sangat langka. Sungguh luar biasa, dengan hanya ada 2 di dunia dan salah satunya bisa dimiliki oleh sebuah kerajaan Siak yang ada di Provinsi Riau
5. Brankas Baja Kerajaan
Setiap barang peninggalan dari kerajaan Siak memiliki sebuah misteri atau rahasia yang berbeda-beda. Seperti salah satunya adalah brankas baja yang ada di kerajaan dan bahkan belum bisa dibuka hingga saat ini. Brankas baja ini bisa anda temukan di bagian belakang museum Sultan Syarif kasim atau yang dulunya dikenal sebagai istana Sultan Siak
Untuk lokasi pastinya yaitu tepat dibagian bawah tangga naik. Brankas ini memiliki desain dengan warna hitam yang sangat berat. Pemerintahan kabupaten pun sudah berulang kali mencoba untuk membuka brangkas tersebut namun belum bisa terpecahkan. Brankas ini menyimpan sebuah cerita yang bisa dikatakan antara rasional dan juga irasional
Namun berdasarkan faktanya hingga saat ini masih belum ada yang berhasil membuka brankas kerajaan. Bahkan pada tahun 2007 pemerintahan Siak berencana kembali untuk membuka brankas tersebut dengan membawa beberapa ahli kunci dan besi datang ke Istana sebagai upaya untuk membuka brankas secara paksa
Sebelum dicoba, awalnya ahli besi tersebut menganggap remeh masalah tersebut dengan mencoba membuka brankas dengan cara biasa. Namun karena brankas tidak kunjung terbuka, maka ahli kunci dan besi tersebut memutuskan untuk mengebor dengan upaya membuat lubang menggunakan bor baja dan tetap saja gagal bahkan bor bisa mental
6. Meja Pertemuan Sultan Siak
Salah satu peninggalan yang saat ini menjadi koleksi dari museum adalah meja kayu yang berukuran panjang. Meja ini dimanfaatkan sebagai meja rapat atau pertemuan bagi para sultan kerajaan Siak. Meja ini berbahan dasar dari kayu jati yang dibuat oleh seorang pengrajin dari Jepara pada tahun 1890. Meja ini dilengkapi dengan 18 kursi sandar
Kursi-kursi tersebut juga terbuat dari bahan dasar kayu jati. Saat ini meja tersebut ditutupi dengan plastik besar bening sehingga pengunjung masih dapat melihat bentuk dan penampilan dari meja pertemuan Sultan Siak ini. Meja dan kursi tersebut menjadi bukti sejarah dan kekayaan yang tersimpan dan menggambarkan kondisi kesultanan saat itu
Umumnya, meja ini digunakan sebagai tempat untuk menjamu para pemimpin dan rekan kerjasama kerajaan. Meja ini terletak di ruangan sebelah kiri atau timur dari Museum Sultan Syarif Kasim. Pengunjung hanya diperkenankan untuk melihat objek bersejarah ini dan tidak diperkenankan untuk menduduki kursi untuk menjaga nilai sejarahnya
Anda bisa menikmati dan melihat berbagai jenis koleksi peninggalan sejarah dari kesultanan Siak di museum ini. Bahkan anda hanya perlu mengeluarkan biaya tiket masuk Rp 5.000. pastinya tempat ini akan menjadi tempat edukasi yang sangat menyenangkan bagi anda yang mencintai dunia sejarah perkembangan yang ada di Indonesia.