Wisata Batu Kursi Raja Siallagan di Samosir memiliki sejarah terkait dengan kursi persidangan yaitu tempat eksekusi zaman dahulu bagi para pelaku kejahatan.
Harga Tiket: Rp 20.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Ambarita, Kec. Simanindo, Kab. Samosir, Sumatera Utara. |
Wisata tidak hanya alam, tetapi juga terdapat wisata sejarah dimana pengunjung dapat mendapatkan banyak pengetahuan terkait hal-hal yang terjadi pada masa lampau. Batu Kursi Raja Siallagan merupakan wisata sejarah yang adalah di Samosir dan memiliki cerita sejarah yang dan budaya pada masa pemerintahan Raja Laga Siallagan.
Tempat wisata ini sebenarnya adalah sebuah desa kuno yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Saat itu, desa dibangun di bawah kepemimpinan Huta Pertama. Siallagan merupakan keturunan dari Raja Naiambaton yang mengikuti garis putra kedua Raja Batak, yaitu Raja Isumbaon. Oleh karena itu, desa kuno ini kental dengan budaya Batak.
Istilah “Kursi Persidangan” sangat erat dengan desa ini karena konon pada zaman dulu merupakan tempat sidang bagi orang-orang yang telah melakukan tindak kejahatan. Bentuk hukumannya pun tergolong sadis dan dihentikan pada abad ke-19. Hal tersebut terjadi saat misionaris Jerman, Ludwig Ingwer Nommensen memperkenalkan agama Kristen.
Daya Tarik yang Dimiliki Batu Kursi Raja Siallagan

Sejarah yang dimiliki tempat wisata Batu Kursi atau Huta Siallagan memang cukup menarik. Berkunjung ke desa ini akan memberikan pengetahuan yang baru dan mengenal berbagai budaya batak yang berkembang di masyarakat setempat. Untuk mengetahui daya tarik dari Batu Persidangan, silakan baca uraian di bawah ini.
✦ Tembok Batu yang Tinggi
Huta Siallagan memiliki luas sekitar 2.400 m2. Di sekeliling desa ini terdapat tembok batu yang tersusun dengan rapi dengan tinggi sekitar 1,5 m – 2 m. Wisatawan akan merasa terkesima saat melihat tembok tersebut karena tersusun secara bertingkat dan sangat rapi. Bahkan, dulu tembok itu juga dilengkapi dengan benteng dan bambu.
Tujuannya adalah untuk melindungi penduduk desa dari berbagai jenis binatang buas serta serangan dari suku lain. Baru-batu yang tersusun menjadi tembok memiliki permukaan yang licin. Oleh karena itu, pengunjung tidak disarankan untuk menyentuh atau bahkan memanjat di tembok agar tidak merusak maupun celaka.
✦ Mayoritas Penduduk Bersuku Batak
Raja Laga Siallagan mewariskan kekuasaannya kepada Raja Hendrik Siallagan dan turun temurun hingga pada keturunan Raja Ompu Batu Ginjang Siallagan. Sejak dulu, desa ini dihuni oleh penduduk yang bermarga Siallagan. Hingga saat ini, masih keturunan raja masih banyak yang hidup di Huta Siallagan, tepatnya di Desa Ambarita.
✦ Delapan Unit Rumah Batak
Saat memasuki desa, pengunjung akan melihat 8 rumah Batak yang telah berusia ratusan tahun dengan fungsi yang berbeda-beda. Ada yang merupakan rumah raja terdahulu beserta keluarganya maupun tempat pemasungan. Di sekitar rumah Batak terdapat sebuah pohon yang berukuran besar dan telah hidup sejak zaman dulu.
✦ Batu Persidangan
Di bawah pohon besar, terdapat kumpulan batu yang berbentuk menyerupai kursi yang dikenal dengan nama “Batu Persidangan”. Ini adalah batu persidangan pertama yang digunakan sebagai tempat mengadili orang-orang yang melanggar hukum adat atau para pelaku kejahatan yang ada pada zaman itu.
Kursi tersebut menjadi tempat rapat untuk menentukan apakah orang yang bersangkutan benar-benar bersalah atau tidak serta akan mendapatkan hukuman yang seperti apa. Selain di bawah pohon, juga terdapat “Batu Persidangan” kedua yang tidak jauh dari lokasi pertama dan berfungsi sebagai tempat eksekusi orang yang terbukti bersalah.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Wisata

Wisata sejarah Batu Kursi Raja Siallagan berada di Desa Ambarita Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Untuk mengakses wisata menarik ini, pengunjung dapat memulai perjalanan dari Kota Parapat khususnya Pelabuhan Ajibata. Setelah itu, gunakan kapal biasa atau kapal penyeberangan menuju Tomok dengan estimasi waktu 30 menit.
Jangan khawatir, Huta Siallagan terbuka setiap hari sehingga bisa dikunjungi kapan saja sesuai keinginan masing-masing. Adapun jam operasional yang berlaku di desa wisata ini yaitu 08.00 WIB – 18.00 WIB. Jika pengunjung ingin mengetahui banyak hal tentang Huta Siallagan, maka sebaiknya datang sejak pagi agar berkesempatan untuk berkeliling desa seharian.
Harga Tiket Masuk Wisata Sejarah
Meskipun menawarkan banyak pengetahuan sejarah, namun biaya untuk masuk ke Huta Siallagan sangat murah. Wisatawan hanya perlu membayar sebesar Rp2.000 untuk menikmati wisata sejarah selama satu hari penuh. Selain itu, tidak diberlakukan biaya parkir bagi pengunjung yang membawa kendaraan, baik roda dua maupun empat.
Di akhir pekan, jumlah pengunjung yang memutuskan untuk berwisata di Huta Siallagan cenderung meningkat. Hal ini disebabkan karena sebagian dari mereka membawa anak-anak yang ingin mengenal sejarah sehingga liburan bisa dilakukan sambil mempelajari hal baru. Adapun pada hari kerja atau sekolah, pengunjung tetap datang namun tidak terlalu banyak.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan

Sebagai wisata sejarah, tentu aktivitas yang bisa dilakukan di tempat ini sebagian besar adalah melihat dan mempelajari sejarah. Beberapa peninggalan kerajaan zaman dulu tergolong menarik untuk dilihat, seperti museum, kursi persidangan, hingga makam keluarga raja. Nah, berikut ini terdapat referensi aktivitas menarik saat berada di Batu Kursi Raja Siallagan:
1. Menelusuri Desa Wisata
Hal pertama yang wajib dilakukan saat berada di Huta Siallagan adalah menelusuri desa secara keseluruhan. Wisatawan dapat melihat berbagai peninggalan di masa pemerintahan Raja Siallagan yang masih utuh dan terjaga hingga sekarang. Penduduk desa senantiasa bekerja sama untuk menjaga warisan sejarah dari para leluhurnya.
2. Berfoto
Setelah mendapatkan akses untuk masuk ke Huta Siallagan, wisatawan bisa mengabadikan kunjungannya melalui kamera, baik berupa foto atau video. Pertama-tama, gerbang patung yang ditemui dengan tulisan aksara Batak menjadi salah satu spot foto terbaik yang paling banyak digunakan wisatawan untuk berpose.
Selain itu, juga terdapat rumah-rumah adat, kursi persidangan, serta museum yang bisa dikunjungi secara langsung. Jarak antara satu objek ke objek lainnya tidak terlalu jauh sehingga tidak akan menguras tenaga maupun waktu yang terlalu banyak. Dengan demikian, pengalaman berwisata tetap seru dan juga menyenangkan.
3. Berburu Oleh-Oleh
Berkunjung ke tempat yang baru tidak akan lengkap tanpa membawa buah tangan sebagai kenang-kenangan. Di Batu Kursi Raja Siallagan, wisatawan bisa membeli oleh-oleh khas Samosir seperti ulos, gorga, kaos, hingga pustaha laklak. Jangan khawatir, harga yang ditawarkan setiap produk tergolong sangat terjangkau.
4. Mendengarkan Cerita Sejarah dari Tour Guide
Bagi yang masih penasaran dengan cerita Huta Siallagan, bisa mendapatkan penjelasan langsung dari tour guide lokal yang ada. Mereka akan menceritakan kisah sejarah secara lengkap sehingga wisatawan akan memahami arti dari peninggalan maupun tempat yang dikunjunginya.
Fasilitas Wisata yang Tersedia

Oleh karena Batu Kursi Raja Siallagan adalah desa wisata, maka fasilitas yang tersedia tidak akan sebanyak wisata alam. Desa ini menyediakan area parkir yang cukup luas sehingga wisatawan yang datang dengan membawa kendaraan akan merasa aman. Hingga saat ini, belum ada aturan terkait retribusi parkir yang harus dibayar.
Selain itu, juga terdapat beberapa tempat duduk yang bisa digunakan pengunjung. Jadi, selama menelusuri desa wisata, mereka dapat beristirahat di beberapa titik yang telah disediakan kursi tertentu. Jangan khawatir, persediaan kursi tersebar di titik-titik tertentu dimana wisatawan sering menghabiskan waktu.
Batu Kursi Raja Siallagan menawarkan wisata sejarah maupun budaya yang menarik untuk dipelajari. Desa wisata ini telah berdiri sejak zaman dahulu tepatnya dibawah pemerintahan Raja Siallagan. Sebagian besar penduduk desa bersuku Batak dan terdapat peninggalan sejarah ikonik yang dikenal sebagai kursi persidangan.